All Chapters of Gairah Nakal, Sugar Baby: Chapter 171 - Chapter 180
226 Chapters
Aku beri waktu 2 minggu.
Satu bulan telah berlalu, hubungan Ramel dan Bella pun semakin membaik dengan seiring berjalannya waktu. Sepasang suami istri itu tidak pernah bertengkar atau berdebat, keduanya saling mengerti dan perhatian. Hanya saja Ramel yang terlalu posesif, ia tidak mengizinkan Bella ke luar rumah sendirian.Setiap Bella ke luar rumah ia selalu dikawal oleh dua pengawal, hal itu membuat Bella merasa tidak nyaman. Ia bukannya bangga dijaga ketat seperti itu, tapi justru merasa malu."Ramel, nanti siang aku ke Apartemen Oma ya?" ucap Bella setelah mereka selesai sarapan, "Tapi gak usah dikawal, aku sama Mbok Inem saja," lanjutnya.Ramel memutar mata, ditatapnya Bella dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Entah mengapa setiap kali Bella ingin ke luar rumah, Ramel merasa tidak nyaman."Gak bisa, kita ke Apartemen Oma setelah aku pulang dari kantor," tolak Ramel dengan tegas."Baiklah," sahut Bella tanpa membantah.Keduanya pun bangkit dari kursinya masing-masing, Ramel melingkarkan sebelah tan
Read more
Mau ambil jatah sayang.
Tepat pukul 5 sore mobil sport milik Ramel terlihat memasuki gerbang instan Wijaya. Bella yang melihatnya dari balkon kamar, segera menuruni tangga untuk menyambut suaminya ke teras. Hal itu sudah ia lakukan selama 1 bulan ini, walupun hatinya hancur saat ini tetapi Bella berusaha menyembunyikannya sampai Ramel membuka mulut."Selamat sore sayang," sapa Ramel yang baru turun dari mobil sambil melangkah menghampiri Bella."Sore," jawab Bella dengan senyuman.Ramel mengecup kening istrinya, sedangkan Bella mencium punggung tangan suaminya. Keduanya melangkah masuk ke dalam rumah sambil bergandengan.Setibanya di kamar Ramel langsung membersihkan tubuhnya ke kamar mandi, sedangkan Bella bergegas membuatkan teh untuk suaminya."Sayang," panggil Ramel dari kamar mandi."Iya," sahut Bella."Tolong aku," ucap Ramel.Tanpa menjawab Bella segera melangkah menuju kamar mandi, di dorongnya pintu agar terbuka, dilihatnya Ramel sedang berendam di dalam bathtub yang penuh dengan busa sabun."Tolon
Read more
Milikmu sangat sempit sayang.
Bijaklah dalam membaca, karena di bab ini sedikit panas. Bagi yang belum cukup umur silahkan mundur......................Setelah puas menikmati seluruh tubuh Bella, kini Ramel berpindah ke bagian sensitif milik istrinya. Ia melebarkan kedua paha mulus Bella, ditatapnya milik istrinya yang berwarna merah muda itu. Perlahan tubuh Ramel menunduk, menungkupkan wajahnya di sana sambil memainkan lidah nakalnya."Ah...ow...aw..." Desahan itu tidak berhenti ke luar dari mulut Bella.Lidah Ramel terlalu liar di intimnya, pria tampan itu menyedot semua cairan bening yang ia semburkan berkali-kali. Hisapan bibir suaminya itu membuat Bella tidak bisa mengontrol nafsunya, bahkan Bella mengangkat bokongnya untuk mengejar mulut Ramel."Ramel, apa rasanya nikmat?" Pertanyaan itu terlepas dari mulut Bella, tanpa ia sadari.Ramel melepaskan bibirnya dari sana, "Sangat nikmat sayang, aku menyukainya," jawab Ramel.Ia kembali menungkupkan wajahnya, memasukkan lidahnya ke dalam lobang kecil itu. Memai
Read more
Terus, kenapa balik lagi?
Ramel baru saja tiba di kantor, bahkan belum menjatuhkan bokongnya di atas kursi. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, seseorang telah menghubunginya."Nomor siapa ini?" tanya Ramel kepada dirinya sendiri, setelah melihat kontak yang menghubunginya tidak memiliki nama.Tangannya pun segera mengusap berwarna hijau yang ada di layar ponselnya."Iya," ucap singkat Ramel."Apa saya bisa bicara dengan Tuan Ramel Alexander Wijaya," suara dari seberang sana."Iya, dengan saya sendiri," sahut Ramel."Tuan Ramel, saya dari petugas rumah sakit Hospital Singapura....""Iya, apa terjadi sesuatu dengan mertuaku?" sela Ramel yang membuat orang di seberang sana berhenti bicara."Tidak Tuan.""Terus?" desak Ramel yang sudah khawatir dan tidak sabar lagi."Kami ingin memberitahu sesuatu." Pihak rumah sakit mulai menyampaikan informasi tentang keadaan Bryan saat ini."Oh baiklah, terima kasih," ucap Ramel sebelum memutuskan sambungan teleponnya.Ramel segera bangkit dari kursi, ia masukkan ponselnya ke
Read more
Hey, kenapa minta maaf?
Bella menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan langkahnya dengan posisi kepala tertunduk."Bella." Suara familiar itu menyebut namanya.Bella refleks menegakkan kepala, seketika matanya membulat melihat wajah pria yang duduk di samping Ramel. "Papah," teriak Bella yang langsung memeluk Bryan.Tangisan wanita cantik itu pecah, ia menagis meraung-raung sambil memeluk ayahnya dengan erat."Aku sangat merindukanmu putriku," ucap Bryan yang juga meneteskan air mata."Papah, Papah." Hanya itu yang ke luar dari mulut Bella. Menagis membuatnya sulit untuk bicara."Iya sayang, Papah sudah ada untukmu," sahut Bryan.Keduanya saling meneteskan air mata sambil mencurahkan perasaannya. Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu itu meneteskan air mata karena terharu sekaligus merasa bersalah.Bryan melepaskan pelukannya setelah memenangkan putrinya, Bryan benar-benar tidak menyangka putrinya sudah tumbuh dewasa seperti saat ini. Ia mengenal Bella karena Ramel mengirimkan foto-foto Bella tadi
Read more
Sayang, tolong ambil pakainku.
"Tidak, Papah tidak apa-apa," dalih Bryan berusaha menyembunyikannya dari Ramel.Bryan baru saja selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, pengawal pun segera membukanya."Selamat pagi." Sapaan itu membuat Ramel, Bella dan Bryan memutar kepala ke arah datangnya suara. Wajah Bella seketika berubah karena terkejut, sedangkan wajah Ramel terlihat tegang, sorot matanya menunjukkan kemarahan."Selamat pagi Sarah," balas Bella sambil tersenyum.Wanita cantik itu berusaha terlihat biasa saja, agar tidak menimbulkan rasa curiga dalam hati ayahnya. Sebisa mungkin ayahnya jangan sampai mengetahui tentang hubungan Sarah dengan suaminya."Silahkan duduk," lanjut Bella mempersilahkan Sarah untuk duduk.Ia pun segera bangkit dari tempatnya, melangkah menuju lemari es untuk mengambil minum untuk Sarah."Terima kasih," ucap Sarah saat Bella menaruh minuman di hadapannya."Apa ada hal penting yang ingin kamu bicarakan?" Akhirnya Ramel membuka mulut.Sarah tersenyum manis, "Tidak, aku d
Read more
Aku hamil Ramel.
Satu Minggu telah berlalu, kondisi kediaman Wijaya terlihat baik-baik saja. Tetapi tidak dengan kondisi hati Bella, wanita cantik itu lebih banyak diam berbeda dengan hari-hari sebelumnya.Tentu hal itu mengundang tanya bagi seluruh penghuni kediaman Wijaya, terutama Ramel. Pria tampan itu sudah beberapa kali bertanya kepada istrinya, tetapi Bella terus saja berdalih.Sebenarnya Bella ingin sekali menanya Ramel tentang hubungannya dengan Sarah. Tetapi Bella mengurungkan niat, ia ingin Ramel yang terlebih dahulu membuka mulut dan berkata jujur. Apalagi dua hari yang lalu, ia dan Sarah kembali bertemu secara diam-diam untuk kedua kalinya.Dipertemuan itu Sarah menunjukkan gaun pengantinnya, bukan hanya itu saja! Wanita berusia 25 tahun itu juga menunjukkan kartu undangan yang berjumlah ribuan lembar."Sayang, nanti malam temani aku undangan ya?" ucap Ramel setelah menghabiskan sarapannya."Iya Mas," jawab singkat Bella tanpa berekspresi."Yaudah, Mas berangkat dulu ya." Ramel bangkit da
Read more
Jangan lakukan ini Ramel.
"Maafkan aku sayang, aku khilaf dan tidak sadar waktu itu." Hanya meminta maaf yang dapat Ramel lakukan saat ini."Ceraikan aku dan menikahlah dengan Sarah." Setelah mengatakan itu Bella langsung bangkit dari tempatnya lalu pergi.Sepanjang jalan menuju kediaman Wijaya, Bella tidak berhenti meneteskan air mata. Hatinya hancur tercabik-cabik, rumah tangga yang ia perjuangkan selama setahun ini dengan suka duka dan penuh derita, akhirnya berakhir dengan perpisahan.Cintanya yang begitu besar kepada Ramel, tidak akan menjadi penghalang untuk ia berpisah. Daripada di madu dan hidup menderita! Bella lebih baik berpisah dan merelakan pria yang ia cintai itu menjadi milik wanita lain.Setibanya di kediaman Wijaya, Bella langsung turun dari mobil. Wanita cantik itu berlari menaiki tangga menuju kamarnya sambil menagis.Bryan yang duduk di ruang tamu, segera menaruh koran yang ada di tangannya ke atas meja lalu mengejar putrinya. "Bella, kamu kenapa sayang?" tanya Bryan yang baru tiba di ka
Read more
Aku ingin tidur dengan istriku.
"Sarah hamil, aku sudah tahu," sahut Bella dengan wajah datar."Bukan itu, makanya dengar aku dulu." Rara sedikit kesel karena sahabatnya itu sok tahu."Jadi, tentang apa?" Bella pun jadi penasaran."Aneh gak sih, aku melihat Kevin ke luar dari Apartemen Sarah dua hari yang lalu. Aku sempat bertanya sama petugas kebersihan, katanya Kevin memang sering datang ke sana. Kadang datang tengah malam keluarnya besok pagi." Rara menceritakan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri."Ah, masa sih?" tanya Bella yang kurang percaya."Aku gak bohong Bel, coba aku foto waktu itu! Biar ada bukti," sesal Rara yang lupa mengambil foto Kevin saat ke luar dari kamar apartemen Sarah."Oh iya, kamu kapan kembali dari Prancis?" tanya Bella."Dua hari yang lalu, aku tiba di bandara pukul 2 malam. Jadi temanku mengajakku untuk menginap di Apartemennya, nah di situlah tanpa sengaja aku melihat Kevin ke luar dari kamar Sarah." Rara menjelaskan kenapa ia bisa melihat Kevin."Jadi menurut kamu Ra?" tan
Read more
Ow...Mas Ramel.
Perlahan Ramel melangkah maju sehingga Bella melangkah mundur, hingga keduanya terjatuh di atas tempat tidur. Percintaan itupun berubah menjadi panas, bahkan keduanya sudah polos tanpa sehelai benang.Sentuh lembut dari Ramel membuat Bella seketika melupakan masalahnya. Wanita cantik itu tidak berhenti mendesah saat Ramel menghujaminya."Oh...ssshhh...hum..." Desahan itu semakin menggema seiring dengan gerakan pinggul Ramel. Pria tampan itu semakin mempercepat gerakan pinggulnya maju mundur, sambil meremas kedua gunung kembar istrinya."Ow...Mas Ramel..." Desahan itu terdengar jelas di telinga Sarah yang sedang melewati pintu kamar Bella menuju kamarnya. Wanita bertubuh tinggi itu menghentikan langkahnya, untuk memperjelas pendengarannya."Sial," geram Sarah.Pintu kamar Bella yang tidak tertutup rapat membuat Sarah berniat untuk melihatnya. Seketika ia mengepalkan seluruh jari tangannya menjadi satu, Sarah benar-benar marah melihat Ramel dan Bella sedang melakukan hubungan suami
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status