All Chapters of Gairah Nakal, Sugar Baby: Chapter 161 - Chapter 170
229 Chapters
Jika tidak ada rasa cinta!
"Nona Bella pendarahan," jawab Dokter."Maksudnya?" tanya Ramel untuk memperjelas."Nona Bella keguguran." Dokter meralat ucapannya.Ramel tercengang, ia tidak menyangka kalau Bella selama ini sedang mengandung anaknya. Rasa bersalah dan penyesalan semakin menyelimuti hati dan perasaan Ramel. Ia merasa telah membunuh anaknya sendiri."Terus, bagaimana keadaan Bella saat ini?" ucap Ramel sembari bertanya."Nona Bella sedang kritis dan belum sadarkan diri, Pak," jawab jujur Dokter."Selamatkan istriku," perintah Ramel dengan nada lembut namun penuh penekanan."Kami pasti berusaha semaksimal mungkin Pak, berdoalah agar Nona Bella segera sadar," ucap Dokter.Tentu Dokter tidak berani menjamin keselamatan Bella, karena kondisi wanita cantik itu saat ini sedang kritis. Sedangkan Dokter hanyalah seorang tenaga medis, sedangkan pemilik napas adalah Tuhan. Sebesar apapun usah manusia! Jika Tuhan berkehendak lain, semuanya tidak akan terjadi.....................Tiga hari telah berlalu, Bella
Read more
Jangan menolak dan jangan membantah.
Ramel melangkah menghampiri Bella ke tempat tidur, ia mendaratkan bokongnya di kursi sambil meraih tangan istrinya."Jangan sentuh aku," ucap Bella sambil menarik paksa tangannya."Kenapa tidak boleh? Kamu kan istriku," protes Ramel sambil tersenyum licik.Bella memutar kepala, ditatapnya Ramel dalam-dalam. Dari sorot matanya terpancar kebencian yang begitu besar kepada pria tampan itu."Kita akan bercerai," ucap Bella dengan tegas."Aku tidak mau, sampai kapanpun kita tidak akan pernah berpisah," bantah Ramel dengan tidak kalah tegas."Tapi aku ingin berpisah denganmu, Ramel! Tolong berikan aku kesempatan untuk bahagia," ucap Bella, kedua matanya berkaca-kaca."Apa kamu tidak bahagia denganku? Atau kamu sudah memiliki pria lain?" Ramel melemparkan beberapa pertanyaan."Iya, aku ingin hidup bahagia dengan pria yang aku cintai," sahut Bella yang membuat jantung Ramel berdegup kencang.Entah mengapa ia merasa sakit hati mendengar ucapan Bella. Mungkinkah ini rasa cinta, atau rasa sayang
Read more
Aku memang sudah tergila-gila kepadamu.
Saat membuka mata waktu sudah menunjukkan pukul dua malam. Tatapannya langsung tertuju ke wajah tampan Ramel, pria berusia 22 tahun itu ternyata tidur di sampingnya. Pantas saja sejak tadi ia merasa sesuatu menimpah perutnya, ternyata tangan kekar suaminya itu melingkarkan sempurna di sana.Bella mengangkat tangan Ramel dari atas perutnya, lalu menaruhnya ke atas tempat tidur."Kamu mau ke mana?" Tiba-tiba Ramel membuka mulut, yang membuat Bella terkejut saat akan turun dari tempat tidur."Ke kamar mandi," jawab singkat Bella."Cepatlah pulang, kamu harus menyiapkan pakaianku," sahut Ramel.Bella mengerutkan kening karena bingung, ia memutar kepala untuk melihat Ramel. Pria tampan itu masih tetap pada posisinya, kedua matanya tertutup rapat bahkan dengkuran sedikit terdengar dari mulutnya."Ternyata dia mengigau," ucap Bella dengan lembut dan nyaris tidak terdengar.Bella menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, saat itu juga terdengar suara Mbok Inem yang membuat Bella terkej
Read more
Aku benar-benar menyesal.
Ramel refleks menegakkan tubuhnya, diraihnya tangan Bella lalu berteriak memanggil Dokter. Tentu suaranya tidak terdengar, karena ruangan itu cukup luas. Akhirnya Ramel menekan tombol alarm, sehingga Dokter dan beberapa perawat segera datang."Lepaskan tanganku," ucap Bella sambil menepis tangan Ramel.Seketika itu Dokter dan dua perawat muncul dari pintu. Mereka terlihat panik karena darah menetes dari punggung tangan Bella."Apa yang terjadi Nyonya?" tanya Dokter dengan nada khawatir."Tidak apa-apa Dokter, aku tidak sengaja mencabut jarumnya," jawab jujur Bella sambil berusaha tersenyum."Baik Nyonya, aku akan memasangnya kembali." Dengan sigap Bella menjawab, "Enggak usah Dokter, aku sudah baikan.""Tapi Nyonya....""Biarkan saja Dokter," sela Ramel yang membuat Dokter paruh baya itu berhenti bicara.Akhirnya Dokter melepaskannya, ia hanya membersihkan darah dari punggung tangan Bella, lalu mengolesnya dengan salep. Waktu berlalu begitu cepat, saat ini benda bulat itu sudah me
Read more
Jangan berusaha untuk mengulur waktu.
"Orang sepertimu menyesal?" sindir Ramel sambil tersenyum sinis, "Tidak semudah itu untuk menipuku lagi, Tuan James," lanjutnya dengan nada tinggi."Kali ini aku tidak berbohong, tolong percayalah padaku," mohon James.Wajah pria tua itu terlihat serius, sorot matanya menunjukkan ketulusan yang begitu dalam."Jika aku memberimu maaf! Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Ramel."Aku hanya meminta satu permohonan," ucap James, "Tolong pertemukan aku dengan anakku Bryan dan cucuku Bella," lanjutnya.Ramel tersenyum mencibir, "Anak dan cucu?" ucapnya."Jika Bryan dan Bella adalah anak dan cucumu! Kamu tidak akan menjadikan mereka alat untuk melancarkan semua rencanamu. Lihat seperti apa keadaan mereka saat ini, semua itu karena perbuatanmu Tuan James yang terhormat!" lanjut Ramel.Ingin rasanya Ramel menghajar James habis-habisan, tetapi ia berusaha menahan amarah yang memuncak dalam hatinya."Aku mohon, pertemukan aku dengan mereka, satu kali saja." James kembali memohon."Bryan dan Bell
Read more
Calon menantunya benar-benar cantik.
Keduanya membuat kesepakatan, Ramel berjanji akan menggugat cerai setelah Bella bertemu dengan seseorang yang ia katakan. Setelah itu Ramel meninggalkan Bella di taman bergegas menuju ruang kerjanya. Semenjak masuk ke ruangan itu Ramel sama sekali tidak ke luar. Bahkan makan siangnya diantar oleh pelayan ke sana.Pria tampan itu ke luar dari ruang kerjanya setelah waktu menunjukkan pukul 6 sore. Ia masuk ke dalam kamar hanya untuk mengganti pakaian, setelah itu langsung pergi meninggalkan kediaman Wijaya tanpa bicara sedikitpun kepada Bella.Ingin rasanya mengajak Bella ikut bersamanya untuk menghadiri undangan dari Hendrawan, tetapi kondisi Bella masih lemah dan harus istirahat membuatnya mengurungkan niat. Akhirnya Ramel pergi hanya seorang diri, diantar oleh Asep.Setibanya di sana, Sarah sudah menunggu di pintu utama. Wanita cantik bertubuh tinggi itu tersenyum manis saat melihat Ramel. Tanpa rasa malu ia langsung bergelayut manja di lengan pria tampan itu.Tentu orang-orang ti
Read more
Selamat tidur istriku.
Bella kembali menghampiri Kevin, sedangkan Ramel kembali menghampiri Sarah dan klien lainnya. Ia berbicara dengan temannya tetapi matanya tertuju ke Bella yang duduk berjarak dua meja dari mereka.Sarah tiba-tiba mendekatkan bibirnya ke telinga Ramel, "Pantaskah seorang istri bersikap seperti itu kepada pria lain di hadapan suaminya?" bisik Bella."Itu bukan urusanmu," jawab Ramel dengan lembut yang hanya bisa didengar olehnya dan Sarah."Maaf, aku tidak bermaksud untuk ikut campur." Setelah mengatakan itu Sarah kembali menutup mulut.Tanpa terasa waktu berputar begitu cepat, saat ini benda bulat itu menunjukkan pukul 11 malam. Suasana pesta semakin panas karena saat ini sudah acara bebas, berbagai macam minuman alkohol telah tersedia di atas meja."Ayo bersulang Tuan Ramel," ajak seorang pria.Ramel tersenyum, ia bersulang lalu meneguk minumannya satu teguk dan kembali menaruh gelasnya di atas meja.Sementara di meja lain, Bella bersikap hal yang sama dengan Ramel. Wanita cantik itu
Read more
Bella, ayo bangun dong.
Rasanya Bella baru saja memejamkan mata, tetapi tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Nyonya, sarapan pagi sudah siap. Tuan sudah menunggu di meja makan." Terdengar suara seorang wanita dari balik pintu."Iya Mbak," jawab singkat Bella dari dalam kamar.Ia segera bangkit dari tidurnya, menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur lalu melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Saat ke luar dari kamar mandi, Bella melihat sebuah paper bag terletak di atas tempat tidur."Apa ini?" ucap Bella sambil meraih paper bag.Ia mengeluarkan satu persatu isi dalam paper bag itu. Ternyata di dalamnya dua pasang pakaian, satu celana jeans dengan kemeja dan satu pasang piyama merah bermotif kucing."Mungkin ini untukku," lanjut Bella bicara pada dirinya sendiri. Ia meraih celana jeans dan kemeja lalu memakainya, setelah itu ia ke luar dari kamar. "Aw...." teriak Bella karena terkejut, ternyata pelayan itu masih menunggunya di depan pintu."Maaf Nyonya, aku tidak bermaksud untuk m
Read more
Aku mencintaimu Bella.
"Terus, bagaimana cara saya memeriksa Nyonya, Tuan?" Tentu sang Dokter bertanya demikian!"Biar aku yang menaruhnya." Ramel meraih stetoskop dari tangan Dokter lalu menaruhnya ke dada istrinya."Sudah cukup Tuan," ucap Dokter setelah mendengar detak jantung Bella melalui stetoskop yang terpasang dikedua telinganya."Tuan, sepertinya kita harus memasang infus. Tekanan darah Nyonya sedikit tinggi, apalagi Nyonya baru mengalami keguguran." Dokter kembali membuka mulut."Lakukan yang terbaik untuk istriku," jawab Ramel.Selama Dokter memasang jarum infus di tangan Bella, ia tidak sedikitpun meninggalkan wanita cantik itu. Ramel menggenggam erat telapak tangan istrinya sambil mengelus ujung kepalanya dengan lembut."Ya Tuhan, berilah kekuatan kepada Bella. Aku tidak tega melihatnya seperti ini, sudah cukup dia menderita selama 11 tahun ini. Tolong berikan aku kesempatan untuk membahagiakannya, aku berjanji akan menyayanginya seumur hidupku," ucap dalam hati Ramel sambil menatap wajah p
Read more
Aku nakalnya sama kamu ajah.
"Andaikan aku mendengar ucapanmu waktu itu, kamu tidak akan kehilangan anakmu," ucap Bella diiringi isak tangis."Aku wanita....""Sstt..." Rame menempelkan satu jari tangannya di bibir Bella, sehingga wanita cantik itu berhenti bicara."Jangan bahas itu lagi, sekarang saatnya kita memulai hidup baru," lanjut Ramel.Bella mengangguk sambil meneteskan air mata kebahagiaan dan kesedihan. Keduanya pun kembali berpelukan, secara perlahan Ramel mendorong Bella dengan dadanya hingga berbaring di atas tempat tidur.Kini Ramel berada di atas tubuh istrinya, ia melumat bibir Bella dengan lembut dan penuh perasaan. Sedangkan tangannya mengelus paha mulus Bella."Ramel, jangan." Bella refleks menahan tangan suaminya.Tentu Bella menahannya, sebab tangan suaminya itu sudah semakin liar dan tak terkontrol lagi. Padahal kondisi Bella saat ini masih dalam hida setelah mengalami keguguran, bahkan darah masih mengalir dari intimnya."Aku masih berdarah," lanjut Bella."Maaf sayang, aku lupa," sahutnya
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
23
DMCA.com Protection Status