Halo Kakak semua, maaf di bab sebelumnya ada kesalahan. Saya juga ikut terkejut dan kecewa, kok bisa kacau seperti itu. Saya author meminta maaf, di bab ini kita kasih gratis tanpa koin ya Kakak! Jangan kecewa ya Kak, namanya manusia dan jaringan pasti tak selalu stabil. I love you Kakak.***************"Iya sayang, kamu hamil." Kali ini Tania yang membuka mulut. "Tidak, tidak, ini seharusnya tidak terjadi," ucap Bella dengan wajah yang semakin pucat, matanya membulat dengan tatapan kosong. "Apa yang kamu katakan Bella? Apa kamu tidak bahagia?" protes Ramel. "Aku tidak seharusnya hamil," ucap Bella dengan menatap kedua mata Ramel. "Kenapa Bella? Kenapa?" desak Ramel dengan raut wajah kecewa, "Seharunya kamu bersyukur, di luar sana banyak yang menginginkan anak tetapi Tuhan belum memberikannya," lanjut Ramel. Bella refleks melepaskan jarum infus dari punggung tangannya, bangkit dari tempat tidur lalu turun. "Bella," panggil Ramel sambil memeluk wanita cantik itu agar tidak pergi,
Magbasa pa