Lahat ng Kabanata ng Gairah Nakal, Sugar Baby: Kabanata 191 - Kabanata 200
226 Kabanata
Aku mencintaimu Mas Rame.
Bella hanya diam, butiran bening yang terus saja mengalir dari sudut matanya."Apa kau tidak mendengarnya Bella?" tanya Ramel yang terus saja memacu pinggulnya."Katakan jika kamu tidak puas dengan milikku," lanjutnya."Cukup Ramel, cukup." Seiring bersama tangisan."Tidak, aku akan memuaskan kamu, sampai kamu tidak bisa melupakannya dan tak bergairah kepada pria lain," ucap Ramel.Ia terus saja memacu pinggulnya dengan kasar, hingga ujung benda tumpul itu menyemburkan cairan kental ke dalam perut Bella.Setelah itu Ramel membuka ikat tangan Bella, menutupkan selimut ke tubuh polos wanita cantik itu.Tania yang sedari tadi berdiri di balik pintu kamar, tidak berhenti meneteskan air mata. Sebenarnya ia sedih melihat Bella diperlakukan seperti itu, tetapi Tania tahu bahwa Ramel memiliki alasan untuk melakukannya.Waktu menunjukkan pukul 1 siang, Ramel dan Bella belum juga ke luar dari kamar. Sementara Tania sudah menyiapkan makan siang di atas meja."Bella, Ramel, makan siang sudah siap
Magbasa pa
Kamu hamil sayang.
"Oma, sebenarnya anak yang ada di dalam kandungan Sarah bukanlah milik Ramel." Akhirnya Bella membuka mulut, ia sudah tidak sanggup lagi menahannya sendiri."Apa?" Tania terkejut bukan main, "Kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Aku tahu dari Kevin, karena Kevin lah ayah dari anak itu." Bella menceritakan semuanya kepada Tania, dari dia menemui Kevin lalu memberitahunya kepada Hendrawan ayah kandung Sarah."Terus, kenapa kamu diam dan malah meminta bercerai dari Ramel?" Tentu Tania bertanya demikian."Begini Oma." Bella menceritakan alasannya menggugat cerai dari Ramel.Tania tercengang, sungguh ia tidak menyangka Bella berani mengambil keputusan yang begitu besar demi pria yang ia cintai."Sayang." Tania meneteskan air mata, dipeluknya Bella dengan erat.Bella menghela napas kasar, "Tolong jangan ganggu aku." Akhirnya Bella membuka mulut, tetapi kedua matanya tetap terpejam."Baiklah," sahut Ramel tanpa membantah.Dikecupnya kening Bella, lalu bangkit dari sisi ranjang dan kembali meny
Magbasa pa
Selamat, nyonya Bella hamil.
"Gak usah, biar Oma. Kamu serapan aja sanah," Tania kembali meraih piring dari tangan Bella."Oh iya, Ramel menitipkan sesuatu untukmu. Katanya untuk beberapa hari ini dia tidak bisa datang kemari," lanjut Tania."Hum, nanti aku melihatnya," jawab Bella.Ia melangkah menuju meja makan, di sana sudah tersedia dua menu sarapan yaitu nasi goreng ayam suwir dicampur sosis daging. Sedangkan yang satu lagi spaghetti, kesukaan Ramel."Ayo dimakan, kalau dilihatin terus kapan kenyangnya?" ucap Tania yang baru muncul dari dapur."Iya Oma, ini mau makan," sahut Bella sambil menyendok nasi goreng dalam ke piring.Setelah selesai rapat, Tania mengajak Bella ke ruang tamu. Ia memberikan sebuah map berwarna biru."Apa ini?" tanya Bella."Oma juga tidak tahu, Oma tidak berani membukanya," jawab Tania.Ia memang tidak tahu apa isi map itu, karena Tania tidak berani untuk membukanya. Ramel pun tidak mengatakan apa isi map itu saat memberikannya kepada Tania.Bella segera membuka map, ia mengerutkan
Magbasa pa
Ke luar dari kamarku.
Halo Kakak semua, maaf di bab sebelumnya ada kesalahan. Saya juga ikut terkejut dan kecewa, kok bisa kacau seperti itu. Saya author meminta maaf, di bab ini kita kasih gratis tanpa koin ya Kakak! Jangan kecewa ya Kak, namanya manusia dan jaringan pasti tak selalu stabil. I love you Kakak.***************"Iya sayang, kamu hamil." Kali ini Tania yang membuka mulut. "Tidak, tidak, ini seharusnya tidak terjadi," ucap Bella dengan wajah yang semakin pucat, matanya membulat dengan tatapan kosong. "Apa yang kamu katakan Bella? Apa kamu tidak bahagia?" protes Ramel. "Aku tidak seharusnya hamil," ucap Bella dengan menatap kedua mata Ramel. "Kenapa Bella? Kenapa?" desak Ramel dengan raut wajah kecewa, "Seharunya kamu bersyukur, di luar sana banyak yang menginginkan anak tetapi Tuhan belum memberikannya," lanjut Ramel. Bella refleks melepaskan jarum infus dari punggung tangannya, bangkit dari tempat tidur lalu turun. "Bella," panggil Ramel sambil memeluk wanita cantik itu agar tidak pergi,
Magbasa pa
Apapun yang terjadi.
Senyum mencibir tidak berhenti dari bibir Sarah, ia sengaja melingkarkan tangannya di lengan Ramel sambil melangkah menuju meja makan."Bi, tolong buatkan sayur bening untukku." Perintah Sarah sambil menjatuhkan bokongnya di atas kursi."Baik Nyonya," sahut Bibi Mina yang langsung bergegas ke dapur."Jangan lupa, jagungnya dibanyakin." Teriak Sarah lagi.Bella hanya diam, matanya berputar untuk melihat wajah Sarah yang begitu menjijikan. Wanita berambut pendek itu benar-benar tidak tahu malu, ia masih saja bersikap sombong di hadapan Bella, padahal Bella sudah tahu siapa ayah dari anak yang ia kandung saat ini."Kenapa melihatku seperti itu, Bella," tegur Sarah."Kamu terlalu cantik," sahut Bella dengan wajah dingin."Oh, terima kasih." Dengan angkuhnya Sarah menjawab Bella.Ruangan itu pun kembali hening, semaunya asik menikmati makanannya masing-masing. Sayur bening permintaan Sarah pun sudah selesai."Kring....kring....kring..." Suara nyaring itu membuat kenyamanan Ramel sedikit
Magbasa pa
Ini tentang Sarah dan Bella.
Bella yang terkejut mendengar teriakan Mbok Inem refleks memutar tubuh, begitu juga dengan Sarah. Wanita yang tengah hamil 2 bulan itu segera ingin mendorong punggung Bella dengan kedua telapak tangannya, tetapi kaki kanannya tersandung oleh kaki kirinya sehingga ia terjatuh dan berguling di tangga hingga ke lantai satu."Sarah," teriak Bella.Ia berlari menuruni tangga untuk mengejar Sarah, tanpa memikirkan kandungannya. Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu ke luar dari ruang kerja saat mendengar teriakkan Bella."Bella hati-hati." Ramel justru berteriak untuk mengingatkan istrinya."Telepon dokter, telepon dokter," ucap Bella yang langsung dilaksanakan oleh pelayan."Bella, kamu tidak apa-apa?" tanya Ramel setelah tiba di lantai satu.Pria tampan itu bukannya langsung mengangkat tubuh Sarah yang tergeletak di atas lantai, dengan posisi kedua paha mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Tetapi ia justru mengkhawatirkan Bella yang tadi berlari menuruni anak tangga."Bukan aku
Magbasa pa
Bukan hanya ayahmu yang gila.
Sebelum menemui Kevin, Ramel terlebih dahulu mengantar Bella ke kediaman Wijaya. Wanita cantik itu sempat bertanya Ramel ingin bertemu dengan siapa, tetapi Ramel menjawabnya dengan berbohong."Bertemu dengan klien," jawab sembarang Ramel."Oh, kamu hati-hati ya?" Ramel sama sekali tidak menjawab, ia memutar tubuh lalu masuk ke dalam mobil. Tanpa ada kecupan di kening dan lambaian tangan, Ramel langsung meminta Lukas untuk menjalankan mobilnya.Setelah 35 menit akhirnya Ramel tiba di sebuah kafe tempatnya untuk bertemu dengan Kevin. Seorang waiters sudah menunggu di pintu utama, wanita itu menuntun Ramel ke sebuah ruangan VIP. Saat pintu terbuka mata Ramel seketika menyipit melihat wanita yang duduk di hadapan Kevin. Wanita itu tidak asing lagi di matanya bahkan sudah sangat dekat dengannya."Oma," panggil Ramel yang membuat keduanya menoleh ke pintu."Ramel, kamu sudah datang," sahut Tania sambil membalas jabat tangan Ramel."Silahkan duduk Tuan Ramel." Kevin mempersilahkan Ramel du
Magbasa pa
Cepat bawa istrimu pergi dari sini.
Ramel membuka pintu dengan kasar, berlari menuju balkon. Tanpa bicara ia langsung memeluk Bella dengan erat."Aku mencintaimu sayang, kamu lah separuh hidupku," ucap Ramel.Bella terkejut, didorongnya tubuh Ramel dengan lembut agar pelukannya terlepas."Mas kenapa?" tanya Bella dengan wajah bingung."Aku mencintaimu, aku tidak bisa hidup tanpamu." Ramel kembali memeluk Bella."Ada apa dengan Ramel? Dengan siapa dia bertemu? Kenapa jadi aneh seperti ini?" tanya dalam hati Bella sambil membalas pelukan suaminya."Aku tahu kamu melakukannya demi aku, tetapi bagiku kamulah yang paling berharga. Jadi aku mohon, jangan pernah berpikir bahwa harta adalah segalanya bagiku." Ramel kembali membuka mulut."Mas kenapa?" tanya Bella sambil melepaskan pelukannya.Ramel menarik tangan Bella dengan lembut, membawa wanita cantik itu masuk ke dalam kamar lalu mengajaknya duduk di sofa."Sayang," ucap Ramel sambil menggenggam kedua telapak tangan Bella dengan erat dan penuh perasaan, "Aku sudah tahu seg
Magbasa pa
Seharusnya Mas bujuk aku sampai mau.
Empat bulan telah berlalu, kini kandung Bella sudah memasuki 5 bulan. Selama 4 bulan ini Ramel benar-benar kewalahan menghadapi sikap Bella yang tak menentu. Terkadang wanita cantik itu membencinya, terkadang ia marah-marah tanpa sebab, terkadang pula ingin selalu dimanja."Mas, nanti pulangnya jam berapa?" tanya Bella sambil mengunyah sarapannya."Seperti biasa sayang," jawab Ramel dengan terpaksa.Tentu terpaksa, sebab pria tampan itu tidak suka berbicara saat makan. Tetapi selama 4 bulan ini ia berusaha menyukai ketidak suka itu, hanya untuk menjaga perasaan Bella. Jika tidak! Wanita hamil itu akan marah dan mogok makan, tentu hal itu membuat Ramel khawatir akan kesehatan anaknya yang masih di dalam perut Bella!"Jam berapa?" Bella kembali bertanya."Jam 5 sore sayang," jawab Ramel dengan lembut sambil tersenyum."Pulang lebih cepat ya? Soalnya aku mau makan rujak," ucap Bella."Nanti Mas minta Lukas untuk membelinya," ucap Ramel dengan serius."Oh yaudah, biar pak Lukas yang membe
Magbasa pa
Mas, wanita tadi.
Suara kicauan burung membuat suasana pagi semakin indah. Seperti biasa, setiap pagi Ramel selalu menemani Bella jalan-jalan di taman. Sepasang suami istri itu mengikuti anjuran dokter agar proses persalinan Bella nantinya semakin mudah. Sebab wanita cantik itu berencana untuk melahirkan normal."Mas, jalannya udah ya? Aku sudah lelah," keluh Bella."Ooo yaudah." Ramel menuntun Bella masuk ke dalam rumah.Bella melangkah menuju meja makan sedangkan Ramel bergegas ke kamar. Pria tampan itu harus segera membersihkan tubuhnya dan bersiap untuk berangkat ke kantor.Sebelum pergi, Ramel terlebih dahulu sarapan bersama istrinya. Walupun sebenarnya ia sudah terlambat ke kantor."Mas pergi dulu ya?" Ramel mengecup kenin dan bibir Bella sekilas."Hati-hati Mas," sambil melambaikan tangan ke arah mobil yang membawa Ramel.Butuh waktu 37 menit untuk Ramel tiba di perusahaan Pratama Grup. Ia baru saja menjatuhkan bokong di atas kursi kerjaannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Masuk,"
Magbasa pa
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status