All Chapters of Gairah Nakal, Sugar Baby: Chapter 211 - Chapter 220
226 Chapters
Tolong bantu aku.
Ramel dan yang lainnya sibuk mencari Bella ke setiap sudut kota, sedangkan orang yang mereka cari saat ini sedang duduk sambil menagis di dalam pesawat. Wanita yang tengah mengandung 8 bulan itu memutuskan untuk terbang ke Singapura. Bella ingin menenangkan diri di sana sampai ia melahirkan nanti. Ia takut Sinta mencelakai kandungannya, jadi lebih baik menghindar sebelum terlambat.Setibanya di Singapura, Bryan dan Tania sudah menunggu di bandara. Keduanya memeluk Bella untuk melepaskan rindu yang sudah beberapa bulan ini tidak bertemu."Papah," panggil Bella yang langsung memeluk Bryan."Sayang, Papah sangat merindukanmu," balas Bryan dengan memeluk putrinya erat."Bella juga sangat rindu Papah." Bella melepaskan pelukannya, lalu berpaling memeluk Tania.Entah mengapa saat memeluk Tania air matanya seketika bercucuran."Jangan menagis sayang," ucap Tania.Bella mengusap air mata dari kedua pipinya sebelum melepaskan pelukannya."Bel, Ramel di mana?" tanya Bryan sambil mencari kebera
Read more
Ayo nikmati aku Ramel.
Tiga hari telah berlalu, Ramel tak berhenti mencari istrinya. Namun ia tidak membuat laporan orang hilang, Ramel merasa ucapan Tania itu benar. Sedangkan di tempat lain, Bella tidak berhenti menagis. Ia mengurung diri di kamar dan ke luar hanya untuk makan. Tentu hal itu membuat Tania dan Bryan khawatir! Keduanya sudah berusaha untuk membujuk Bella agar kembali ke Jakarta, tetapi ia tetap menolak."Sayang, Oma antar ke Jakarta ya?" bujuk Tania dengan lembut.Bella hanya menggeleng, "Tidak Oma," ucapnya."Sayang, semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Percayalah, setelah Oma bicara dengan Ramel semuanya pasti baik-baik saja." Tania lagi-lagi berusaha membujuk Bella."Tidak ada yang baik Oma, Ramel tidak akan percaya dengan ucapan orang lain tanpa adanya bukti." Ia yakin suaminya itu tidak akan percaya.Percuma saja ia kembali ke Jakarta bersama Tania. Lebih baik bertahan di Singapura sampai ia melahirkan, walupun harus menahan rindu tetapi setidaknya tidak melihat wajah Sinta yang
Read more
Apapun alasannya.
Tania pun menyusul Bella ke pintu, "Bel, kamu ngapain?" Bella tidak langsung menjawab, wanita hamil itu masih memutar kepalanya ke kiri dan kanan. Entah siapa yang ia cari?"Bel, kamu lihat apa si?" Tania kembali bertanya seraya mengikuti Bella melirik ke kiri dan ke kanan."Aku melihat orang yang mirip dengan Sinta," jawab Bella."Ha....itu artinya wanita licik itu ada di sini?" Tania terkejut, amarahnya seketika memuncak. Ingin rasanya menjambak dan menghajarnya habis-habisan."Bukan Sarah yang aku maksud, Oma. Tapi Sinta yang sebenarnya." Bella meralat ucapannya.Bella yakin, wanita yang ia lihat tadi adalah Sinta sahabat Ramel waktu kecil. Tapi sayang, wanita yang mirip Sinta itu langsung pergi sebelum Bella menghampirinya.Andaikan Bella menemukan Sinta, hari ini juga ia pasti terbang ke Jakarta. Membongkar kebohongan Sarah lalu menyerahkannya ke kantor polisi. Bella geram melihat sikap Sarah yang terus mengganggu rumah tangganya."Apa Sinta tinggal di Singapura?" tanya Tania.B
Read more
Aku benar-benar tidak menduga.
Bella mengangguk, "Iya Sin," ucapnya."Wah...selamat ya. Aku ikut bahagia, udah gak sabar nunggu kamu lahiran. Pasti anaknya cantik seperti ibunya," puji Sinta."Oh iya, kamu udah lama tinggal di sini?" lanjut Sinta."Aku gak tinggal di sini Sin, tapi tinggal di Jakarta. Aku datang kemari karena kangen sama papah dan Oma," jawab Bella yang masih enggan untuk mengatakan yang sebenarnya."Oh, suami kamu juga ikut? Yang mana sih orangnya?" Jiwa penasaran Sinta seketika muncul."Dia gak ikut." Jawab Bella terlihat sedih yang membuat Sinta bertanya."Kenapa? Apa kamu ada masalah?" todong Sinta sembari bertanya.Siapapun yang melihat wajah Bella pasti bertanya demikian. Kesedihan wanita hamil itu tidak bisa ia sembunyikan, apalagi saat Sinta menanyakan suaminya."Maaf, aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih. Tapi jika kamu butuh teman curhat! Kamu bisa kok cerita samaku, walupun aku tidak bisa membantumu tapi setidaknya kamu bisa berbagi denganku." Sinta kembali membuka mulut karena ti
Read more
Ada tamu yang mencari Nyonya.
Setibanya di Jakarta Sinta langsung menuju hotel, sedangkan Bella dan Tania kembali ke kediaman Wijaya. "Oma, aku benar-benar gugup," ucap Bella, yang saat ini dalam perjalanan menuju kediaman Wijaya."Kenapa gugup? Kamu harus tenang sayang. Pokoknya kamu tidak boleh marah saat melihat Sarah, kamu harus tenang seperti tidak ada masalah," sahut Tania sembari menasehati Bella."Iya Oma," jawab Bella.Mobil hitam itupun memasuki gerbang istana Wijaya, Bara yang baru ke luar dari pintu utama langsung menundukkan kepala saat bertemu dengan Bella. Entah apa yang terjadi kepada pria tua itu, apakah dia merasa malu karena telah berbohong waktu itu? Atau merasa bersalah? Hanya Bara lah yang tahu itu."Hem...." Tania berdehem.Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Sarah! Refleks memutar kepala ke arah datangnya suara. Pria tampan itu bangkit dari tempatnya, berlari mengejar Bella yang melangkah menuju tangga."Bella, sayang," panggil Ramel yang langsung memeluk Bella dengan erat."Aku sangat
Read more
Aku tidak butuh ceramah darimu.
Ramel refleks membulatkan mata saat melihat seorang wanita bercadar mengikuti Bara dari belakang. Selama ini yang ia tahu, Bella tidak memiliki sahabat ataupun teman yang berbusana seperti itu. Begitu juga dengan Sarah, keningnya mengerut memperhatikan wanita itu melangkah menuju Bella, lalu duduk tepat di samping wanita hamil itu dengan posisi saling berhadapan dengannya."Selamat datang Mbak," Bella menjabat tangan Sinta, lalu memeluknya. Sedangkan Tania hanya tersenyum tipis seolah-olah tidak mengenal Sinta."Mas, kenalin dong temanku," ucap Bella kepada Ramel.Ramel tersenyum kaku, disodorkannya tangannya kepada Sinta, tetapi Sinta justru menyatukan kedua telapak tangannya lalu menunduk hormat.Sarah tertawa karena Sinta tidak membalas jabat tangan Ramel. Ia merasa wanita bercadar itu berlebihan, sudah menutup seluruh tubuh hingga wajah, ia juga tidak mau bersalaman dengan orang lain."Ya ampun, di mana dia menemukan teman seperti teroris begini?" Bisik dalam hati Sarah.Sarah be
Read more
Sayang, orangnya ramai banget, loh.
Tanpa ragu pria paruh baya itu melayangkan kayu ke punggung Sarah dengan sekuat tenaga. Pandangan Sarah tiba-tiba gelap, pisau ditangannya seketika terlepas seiring dengan tubuhnya jatuh ke lantai.Detik itu juga penjaga yang lain segera mengikat kedua tangan Sarah dengan tali. Membawanya ke kamar tamu yang tak jauh dari ruang keluarga. Sedangkan Ramel segera menghubungi dokter keluarga Wijaya.Ia tidak rela wanita licik itu mati terlalu cepat, Ramel masih ingin melihatnya mendekam di balik jeruji besi. Sarah harus membayar semua perbuatannya...........................Satu Minggu telah berlalu, kondisi Sarah sudah pulih. Wanita licik itu sudah dijebloskan ke penjara, ia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.Hati Bella pun sudah tenang dan tentram, usahanya untuk memperjuangkan rumah tangganya dengan Ramel tidak sia-sia. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Sinta dan Tania, kedua orang itulah yang membantunya untuk menyelesaikan semua masalahnya.Sebelum Sinta kembali ke Singapur
Read more
Kan masih banyak yang lain.
"Bukan masalah itu sayang," sahut Ramel dengan lembut, namun nada lembut itu membuat langkah Bella terhenti.Wanita cantik itu menatap Ramel dengan tatapan kesal, wajahnya cemberut dan bibirnya dimayunkan."Malu, begitu?" ucap Bella.Ramel terlihat gugup, "Oh ti...ti...tidak sayang."Ingin rasanya menghubungi Bara, memintanya untuk datang ke sana. Tetapi Ramel tidak membawa ponsel, akhirnya ia meminjam ponsel Bella lalu mengirim pesan singkat kepada sopir kepercayaannya itu."Kenapa sayang?" tanya Ramel karena Bella menatapnya dengan tatapan penuh tanya."Mas ngirim pesan sama siapa?" tanya Bella yang curiga.Ramel tersenyum paksa, "Sama pak Bara, minta dia untuk antar tangga," ucapnya."Ya ampun Mas, itukan pohonnya gak tinggi. Masa Mas gak bisa manjat? Aku pengennya Mas manjat sendiri dan petik buahnya sendiri. Ayo dong Mas, tunjukkin perjuanganmu untuk anak kita," gerutu Bella.Sepasang suami istri itu asik berbicara sambil bergandengan tangan. Keduanya tidak peduli dengan orang-o
Read more
Perutku tiba-tiba mulas Mas.
Bella benar-benar tidak punya perasaan, dia yang meminta dan memaksa Ramel untuk mengambil mangga yang terletak di ujung ranting, tapi dia justru menyalahkan Ramel.Jika pria itu sempat menolaknya! Ia pasti marah dan merajuk seperti anak kecil, yang membuat Ramel pusing tujuh keliling.Setibanya di kediaman Wijaya, Bara menopang Ramel ke kamar bersama satu penjaga lainnya. Pria tampan berusia 23 tahun itu mengalami cedera di bagian pinggang. Sedangkan Bella bergegas ke dapur membuatkan teh untuk suaminya."Mas minum dulu ya." Bella menuntun suaminya."Mas sih, kalau gak bisa kenapa harus dipaksakan. Kan akhirnya jadi begini, harusnya tadi Mas pakai tangga."Ramel menggeleng mendengar ucapan istrinya, mengelus dada berusaha untuk sabar. "Ya ampun, apa semua wanita hamil seperti ini? Sifatnya tidak menentu, ingin menang sendiri, marah tampan sebab, dibilangin langsung merajuk," bisik dalam hati Ramel."Mas kenapa melihatku seperti itu?" tegur Bella."Kamu sangat cantik sayang," jawab R
Read more
Nyonya sudah dibawa ke rumah sakit.
Setelah menunggu 30 menit, akhirnya dokter tiba di kediaman Wijaya. Namun Bella sudah tidak merasakan apapun, perutnya yang mulas tiba-tiba hilang begitu saja.Dari hasil pemeriksaan dokter, Bella mengalami kontraksi palsu. Wanita berjubah putih itu mengatakan! Bella akan melahirkan dalam waktu dekat."Oh baiklah, terima kasih Dokter," ucap Ramel.Pria tampan itu kembali ke kamar setelah mengantar dokter ke pintu utama. Setibanya di sana, ia meraih beberapa pasang pakaian dari dalam lemari, lalu menyusunnya ke dalam travel.Tentu hal itu membuat Bella bingung, wanita cantik itu hanya diam seperti orang bodoh, memperhatikan suaminya mengemasi barang-barangnya ke dalam travel."Mas mau ke luar kota?" Akhirnya Bella bertanya."Enggak sayang, mana mungkin Mas ke luar kota, sedangkan istri Mas sebentar lagi akan melahirkan," sahut Ramel yang masih memasukkan beberapa barang ke dalam travel."Jadi, itu untuk apa?" tanya Bella sambil menunjuk travel."Untuk persiapan ke rumah sakit sayang,
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status