All Chapters of Crazy Rich Baby: Chapter 31 - Chapter 40
305 Chapters
Bab 31 : Tidak Peka (Part 2)
“Apa?” Raiga, Daniel, dan Ghea terkejut bersamaan saat mendengar cerita Sean jika Zie tadi sempat hampir tertabrak dan jatuh pingsan. “Apa pemotor itu sengaja?” tanya Ghea yang tentunya tidak akan terima, jika sampai calon cucu di kandungan sang menantu celaka. “Tidak tahu, Ma. Tapi yang jelas sekarang aku ingin mengecek kondisi janin Zie,” jawab Sean. Ia menoleh Zie yang terlihat kikuk karena semua orang kini mencemaskan dia yang sebenarnya sudah tidak apa-apa. “Kalau begitu ayo ke atas!” Raiga pun bersiap memeriksa sang kakak ipar. Zie sendiri merasa bingung, dirinya sudah berkata jika baik-baik saja, tapi Sean malah bereaksi berlebihan dan membuat semua orang cemas. Sean menatap ke lantai dua di mana kamar yang digunakan Raiga untuk memeriksa ada di sana. Tiba-tiba saja dia merasa cemas, hingga tak ada satu orang pun yang menyangka pria itu menggendong Zie tanpa permisi. Zie membelalakkan mata. Ia sangat terkejut karena Sean menggendong dirinya, meski ini sudah yang kedua
Read more
Bab 32 : Perutku Sakit
Sean tak bisa menjawab, dia memilih pergi dari kamar itu tanpa pamit. Dia sendiri bingung dengan perasaan aneh yang kini bersarang di dadanya.Zie yang memang tidak memiliki prasangka apa-apa memilih bangkit dan memandangi Raiga dengan air muka bingung. “Dia kenapa sih? bukankah jauh lebih baik jika yang membantu kelahiran anakku nanti adalah kamu?”Raiga tak langsung menjawab, pria itu malah menggaruk kepala hingga menoleh Ghea yang masih ada di sana.“Zie, kamu tahu ‘kan bayi itu lahir lewat mana? Sean, dia tidak ingin aku … “Zie membelalakkan mata, dia bahkan menunjukkan telapak tangan kanan ke Raiga untuk meminta adik iparnya tak melanjutkan kalimat yang sudah sampai di ujung lidah. Wanita itu tiba-tiba merasa malu dan buru-buru turun dari ranjang. Ia membetulkan bajunya lalu menyusul Sean yang entah sedang berada di mana sekarang.“Kakakmu, dia cemburu ya?” tanya Ghea ke Raiga yang sibuk membereskan alat setelah memeriksa Zie tadi.“Hem … bukankah sudah aku bilang, Sean menyukai
Read more
Bab 33 : Pernyataan Cinta
“Tidak apa-apa, kamu mungkin hanya kelelahan,” ucap Gia.Namun, wanita itu menjadi tidak bisa tenang saat Sean bilang pagi tadi Zie pingsan dan bahkan mereka sempat ke rumah untuk memeriksakan kandungan Zie. Zie pun tak bisa melakukan apa-apa, padahal dia sudah meminta Sean untuk tidak membahas hal ini di rumah, dan suaminya itu pun mengiyakan.“Aku akan menyiapkan mobil, Mama bantu siapkan baju Zie. Tidak bisa, aku tidak akan membiarkan dia pulang sampai dokter terbaik memeriksa kondisinya,” ucap Sean.Gia mengangguk, dia membelai rambut Zie lalu melakukan apa yang sang menantu pesan. Gia sempat melihat korset sang anak di tempat sampah, tapi memilih mengabaikan. Tak lama Sean kembali. Ia menggendong Zie seperti pagi tadi. Sementara itu Gia mengikuti dan berniat ikut ke rumah sakit.Airlangga membelai dan mencium kening putrinya di dalam mobil. Pria itu berjanji akan menyusul segera setelah mengondisikan putra bungsunya. Airlangga tahu tidak bisa membawa Miro ke rumah sakit karena u
Read more
Bab 34 : Berhalusinasi?
Ucapan Sean seperti tak nyata bagi Zie. Ia mengangguk dan menjawab lirih ucapan pria itu barusan. "Aku masih mencintaimu, perasaanku dulu dan sekarang masih sama," ucap Zie. Di mata Zie terlihat jelas Sean tersenyum lebar. Pria itu masih memegang tangannya dan perlahan memejamkan mata kembali. Begitu juga dengan Zie. Efek obat dari dokter yang mengandung penenang membuatnya memejamkan mata lagi. Hingga saat matahari mulai menampakkan diri. Zie bangun dan tak melihat Sean berada di dekat ranjang seperti semalam. "Ternyata hanya mimpi," Lirih Zie diikuti senyum ironi. Ia perlahan menegakkan punggung, berpikir Sean pasti sudah pergi meninggalkannya. Namun, tak lama dia kaget karena mendengar suara dari dalam kamar mandi. Zie ingat kemarin Sean memang belum mandi dan malah berakhir mengantarnya ke rumah sakit. Ia menoleh ke arah sofa, di sana tergeletak tas miliknya juga paper bag kecil yang dipakai Airlangga untuk membawakan baju Sean.Zie hampir meraih ponsel yang ada di atas nakas
Read more
Bab 35 : Video Lama
"Sean!"Baru turun dari mobilnya, Sean dikagetkan dengan panggilan dari suara orang yang dia kenal. Dia menoleh, tapi tak memerdulikan dan memilih masuk ke gedung T Group. Sean tersenyum miring, untuk apa mantan tunangannya datang ke tempat kerjanya pagi-pagi seperti ini. Terlebih dengan apa yang telah Aaera lakukan padanya, Sean benar-benar tak lagi memiliki rasa yang tersisa. Aaera pun memilih berhenti berjalan dari pada terlihat seperti dicampakan. Sepertinya akan sulit baginya untuk bisa membuat Sean kembali percaya padanya. Aaera pun memilih cara terakhir. Dia membuka ponselnya untuk mencari video makan malam yang pernah direkam saat Nova masih hidup. Wanita tua itu sangat menyukainya, hingga yang mendekatkan dirinya dan Sean dulu adalah Nova. Kini dia merasa iri saat melihat Sean bisa bahagia dan tak lagi terpuruk karena dicampakan olehnya. Sean yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja terusik oleh sebuah pesan dari Aaera. Ia mengumpat karena belum menghapus nomor gadis itu
Read more
Bab 36 : Kedatangan Aaera
Zie termangu sendirian di kamar inapnya setelah Raiga pergi dan belum ada orang yang datang untuk menemaninya. Ia menatap ke arah jendela dan melihat burung yang sesekali hinggap di daun jendela yang terbuka. Zie tak berani banyak bergerak karena ucapan Raiga yang berkata kandungannya sangat lemah. Wanita itu masih memikirkan tentang apa yang didengar dan dirasanya semalam. Dia merasa itu nyata saat Sean menyatakan cinta, tapi melihat sikap pria itu tadi, Zie yakin itu hanya mimpi.“Ah … apa yang aku pikirkan?”Zie mengacak rambutnya, pikirannya mengiyakan kalau hal itu benar. Mana mungkin Sean si manusia gelato itu menyatakan cinta kepadanya.“Sean tidak mungkin berkata mencintaiku. Sepertinya otakku sedikit rusak.” Zie bicara sendiri kemudian memukul kepalanya.☘️☘️☘️Aaera masih sangat terkejut dengan ucapan Sean, tapi sisi egoisnya tidak ingin menyerah begitu saja. Ditatapnya punggung sang mantan tunangan yang berlalu meninggalkan dirinya dengan tangan mengepal di sisi badan.“Kam
Read more
Bab 37 : Salah Paham
Zie masih memasang wajah datar. Jika Aaera menginginkan dirinya cemburu, maka Aaera bisa mewujudkannya di alam mimpi, begitulah kira-kira yang ada di pikiran Zie untuk saat ini.“Lalu, apa kamu pikir aku peduli?” Aaera tersenyum miring, dirinya tidak peduli jika dianggap memalukan dengan mendatangi istri dari mantan tunangannya. Dia hanya berpikir untuk membuat jurang salah paham antara Zie dan Sean, sehingga mereka bertengkar dan dia bisa mendekati Sean lagi.“Ya, aku hanya ingin kamu tahu saja, aku tidak tega jika kamu nantinya kecewa. Sean sebenarnya masih mencintaiku, nyatanya dia juga bercerita kalau sudah menikah denganmu, sebelum orang lain tahu,” dusta Aaera untuk membuat Zie cemburu. Informasi yang didapatkan dari beberapa temannya, ternyata kini bermanfaat untuk dirinya.Zie mencengkeram sisi kiri sprei ranjang yang tak nampak oleh Aaera, tapi sedetik kemudian dia melepasnya dengan cepat setelah mampu mengontrol emosi.“Aku adalah satu-satunya gadis yang dicintainya, jadi a
Read more
Bab 38 : Perhatian
Zie memeluk tubuh Sean sambil terus meneteskan air mata. Ia menggeleng lalu mendorong tubuh Sean keluar saat pintu lift terbuka. Wajah suaminya yang pucat membuat Zie merasa bersalah. Ia merasa bodoh bagaimana bisa sampai lupa jika Sean mengidap claustrophobia. Zie sampai mengabaikan dirinya sendiri karena takut. Tiang infusnya jatuh, selangnya pun tertarik dan membuat jarum yang menancap di tangan terlepas dan membuatnya mengeluarkan darah.“Apa yang kamu lakukan? dasar bodoh!” amuk Zie dengan isak tangis. Dadanya naik turun karena merasakan sesak yang tak berkesudahan karena sikap Sean.“Aku sudah bilang aku mencintaimu, Zie! Kenapa kamu tidak bisa mempercayaiku?” Sean membuka suara, bibirnya bergetar mengatakan hal itu.“Lihat! aku bermimpi lagi, kenapa aku terus-terusan bermimpi mendengar kamu mengatakan itu.” Zie semakin tergugu, dia frustrasi dengan perasaan cintanya yang tak berbalas seperti ini.“Mimpi? Jadi kamu menganggap apa yang aku katakan hanya mimpi?”Tangisan Zie seket
Read more
Bab 39 : Kode Dari Suami
“Aku sudah boleh pulang ’kan besok? Sean.”Zie bertanya dengan penuh kehati-hatian. Ia lirik Sean yang duduk di sofa dan bermain ponsel. Pria itu ternyata sedang mengirim pesan ke Aaera, memaki habis mantan tunangannya itu karena sudah mendatangi istrinya hanya untuk mengadu domba.“Tak tahu malu,” umpat Sean.“Apa?”Sean yang sadar Zie bereaksi pun bergegas mengunci layar ponsel. Ia berdiri lalu mendekat dan duduk di kursi sebelah ranjang. Tanpa sedikit pun rasa bersalah dia dorong kening Zie sampai kepala wanita itu terdorong ke belakang.“Ahhh …. Apa yang kamu lakukan?” Zie merajuk bak anak kecil, suaranya sangat manja. Ia pegang telunjuk Sean dengan wajahnya yang dibuat seimut mungkin.Sean pun mencibir, dia gunakan satu tangannya yang tidak sedang dalam kekuasaan Zie untuk membelai pipi sang istri. Jika tak memikirkan gengsi, Zie pasti sudah melompat kegirangan karena perlakukan Sean. Namun, apa itu gengsi? Gengsinya sudah mati sejak dia menyukai pria di sebelahnya ini.“Aku tida
Read more
Bab 40 : Jika Ini Mimpi
Jika ada wanita yang paling bahagia di dunia ini, tentu Zie lah orangnya. Sejak peristiwa kedatangan Aaera dan pernyataan cinta Sean, Zie selalu dibuat berbunga-bunga dengan perlakuan pria itu. Bahkan saat hendak pulang Sean sampai ingin ikut naik lift bersamanya. Namun, sudah sangat jelas tanpa perlu berdiskusi, Zie menolak dengan tegas ide sang suami. Akhirnya Sean pun turun memakai tangga darurat seperti biasa. "Aku mau menunggu Sean,"ucap Zie ke sang mama saat mereka sudah tiba di basement. Gia menoleh Airlangga, hingga mereka memutuskan untuk pulang lebih dulu. Lagipula mereka juga membawa mobil masing-masing. Zie berdiri di dekat pintu keluar sambil memainkan ujung sepatunya. Dia menoleh ke kiri di mana letak tangga darurat berada. Gadis itu tiba-tiba tertawa, dia ingat dulu sering melakukan hal ini saat menunggu Sean. Zie pun mendekat ke arah pintu darurat. Ia mulai berhitung satu sampai sepuluh saat tepat berada di depan pintu. Di hitungan ke sepuluh dia yakin Sean akan mu
Read more
PREV
123456
...
31
DMCA.com Protection Status