Semua Bab Cupang Di Leher Suamiku: Bab 91 - Bab 100
140 Bab
Masa kritis
"Ta-tapi ....""Nyonya, tunggulah di sini, percayakan semuanya pada Dokter." Tono menyela ucap Kinara.Kinara tertunduk lesu sebelum akhirnya memutuskan duduk di kursi tunggu.Namun, pintu ruangan ICU yang sebelumnya tertutup rapat, mendadak terbuka lebar. Terlihat kepanikan dari Dokter dan beberapa Perawat yang dengan cepat mendorong brankar Arka menuju ruang operasi.Kinara yang ikut panik seketika bangkit dari duduknya, memandangi Arka yang masih memejam dengan alat bantu pernafasan dan selang infus yang menempel di tangannya."Apa yang terjadi?" tanya Kinara pada salah satu Perawat yang menangani Arka."Pasien dalam keadaan kritis, dan harus segera dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat beberapa peluru yang bersarang di tubuhnya," jawab Perawat itu sebelum berlari ke ruangan operasi meninggalkan Kinara yang masih membeku di tempat.Kinara seketika terduduk di lantai rumah sakit, lututnya terasa lemas seolah tidak bertenaga setelah mendengar penjelasan Perawat itu. Air mata mu
Baca selengkapnya
Mayat hilang misterius
Tak berselang lama, Tono kembali bersama beberapa Pengawal lainnya."Kenapa kalian datang ke sini?" tanya Arka terheran-heran pada beberapa Pengawal yang baru memasuki ruangannya."Tuan, salah seorang Gangster berhasil melarikan diri, saya takut jika dia akan melakukan pembalasan dendam suatu hari nanti," ucap salah seorang Pengawal."Tidak perlu terlalu dipikirkan, selama pimpinan mereka sudah mati, mereka tidak akan bisa berbuat apa pun," jawab Arka datar."Saya, sebenarnya mengkhawatirkan Nyonya, Tuan," ucap Pengawal itu dengan melirik Kinara sekilas.Arka terdiam sejenak. Sebenarnya apa yang dikhawatirkan oleh Pengawalnya cukup masuk akal, mengingat penculikan semalam hanya sebuah dendam yang ditujukan pada calon Istrinya."Tidak perlu terlalu khawatir, aku akan lebih berhati-hati lagi mulai hari ini," ucap Kinara dengan penuh keyakinan.Membuat Arka yang hendak menawarinya tempat tinggal, pada akhirnya mengurungkan niatnya.Arka tahu bagaimana keras kepalanya Kinara, jika dia tet
Baca selengkapnya
Tubuh sepesial
"Astaga, Arka," lirih Kinara dengan memijat pelipisnya."Jadi, kemana hilangnya mayat itu?" tanya Arka begitu penasaran."Aku tidak tahu, kami sudah melakukan penyelidikan, namun pelaku tidak meninggalkan jejak apa pun di sana, itu membuat kami kesulitan menemukannya," jelas Kepala Polisi."Aku akan membantumu mencari bukti setelah keluar dari rumah sakit ini."Kepala polisi nampak tertegun ketika Arka secara suka rela menawarkan diri untuk membantunya."Jangan salah paham, aku tidak berniat untuk membantumu, aku hanya takut jika dalang dibalik semua ini akan membahayakan keselamatan Istriku," ketus Arka, seolah bisa membaca pikiran dari sahabat lamanya."Cih! Bilang saja kamu sebenarnya ingin membantuku, hanya merasa malu untuk mengakuinya," jawab Kepala Polisi dengan tatapan sinis yang dilayangkan pada Arka."Sudah-sudah, jangan seperti anak kecil begini," sahut Kinara yang merasa begitu pusing mendengar perseteruan antara dua sahabat lama yang baru bertemu.Namun mereka tetap rusuh
Baca selengkapnya
Makian pedas
"Jangan lebay, aku akan menjengukmu lebih sering setelah ini," ucap Kinara sebelum melangkah pergi."Memangnya kamu mau pulang ke mana? Tokomu sudah hancur."Mendengar kalimat itu, Kinara terdiam untuk sesaat, bukan memikirkan kemana dirinya harus pulang, melainkan bagaimana caranya menjelaskan hal itu pada Ibu pemilik kontrakan."Yang hancur hanya bagian depan, dapur dan satu ruangan yang biasa aku tempati tidur masih utuh, lagi pula aku harus menjelaskan situasi yang sebenarnya kenapa Ibu pemilik kontrakan," jelas Kinara."Tck! Ya sudah, kalau begitu izinkan aku untuk mengantarmu pulang," ucap Arka dengan mengerucutkan bibirnya."Memang dasar tidak pernah peduli denganku," gumamnya lirih."Apa?" ucap Kinara ketika mendengar Arka mengatakan sesuatu, namun tak terdengar jelas olehnya."Ti-tidak apa-apa, jangan terlalu dipikirkan," jawabnya datar tanpa seulas senyum di bibir.Arka menarik tangan Kinara secara paksa untuk segera memasuki mobilnya kembali."Berhenti! Aku yang akan mengan
Baca selengkapnya
Renovasi
Tangisan Kinara dihentikan oleh kedatangan dua mobil mewah berwarna hitam yang tiba-tiba berhenti di depan tokonya.Kinara terdiam di posisi semula, dengan mata sendu, memperhatikan beberapa sosok yang tengah turun dari dalam mobil.Terlihat Tono dan Toni keluar bersama dengan beberapa Bapak-bapak berpakaian lusuh dengan peluh mengucur membasahi wajah mereka."Ada apa ini?" tanya Kinara pada Tono dan Toni yang berjalan mendekatinya."Nyonya, ini adalah tukang bangunan yang baru kami jemput dari tempat kerja mereka sebelumnya, Tuan Arka meminta mereka untuk merenovasi toko kue, Nyonya, secepatnya," jelas Tono dengan membungkukkan sedikit badannya memberi hormat.Kinara bergegas bangkit, mengibas-ngibaskan pelan bagian belakang tubuhnya yang kotor terkena debu."Renovasi? Tapi aku belum membeli bahan material untuk toko ini."Kinara memperhatikan beberapa tukang bangunan yang telah memulai pekerjaan mereka dengan membersihkan reruntuhan toko."Truk pengangkut bahan material sebentar lag
Baca selengkapnya
Masa Iddah telah usai
Dengan tatapan nyalang, Arka melemparkan koper hitam secara kasar pada Ibu pemilik kontrakan.Ibu itu berusaha menangkap koper hingga sedikit terpental ke belakang.Wajah keriput itu nampak berbinar ketika melihat isi dari koper hitam itu."Apa itu cukup? Jika masih kurang, aku juga bisa membeli rumahmu sekalian," ucap Arka datar tanpa seulas senyum yang menghiasi bibirnya. Tak ada rasa sungkan sedikit pun, meski berbicara tidak sopan pada wanita yang jauh lebih tua darinya. Karena perasaan sungkan hanya ia tujukan pada orang-orang yang bisa menghormati orang lain."Cukup-cukup, ini sertifikat tanahnya." Ibu paruh baya itu melemparkan selembar kertas yang berbalut map berwarna biru secara kasar pada Arka yang masih menatapnya tajam, sebelum berbalik dan segera pergi dari tempat itu.Ibu pemilik kontrakan itu tidak peduli dengan tatapan sinis para pekerja bangunan yang berada di sekitarnya, dirinya terus berjalan menjauh sembari tersenyum puas."Arka, apa kamu benar-benar harus melakuk
Baca selengkapnya
Kecelakaan
Kinara menghela nafas berat sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Arka."Aku akan menepati janjiku, tapi tidak sekarang, aku masih harus mengurus pembukaan cabang toko kueku di kota lain, Arka, tolong mengertilah," ucap Kinara dengan menatap netra sendu itu penuh arti."Kamu selalu menolak dengan banyak alasan, jangan bilang kalau kamu ada pria lain di luar sana." Arka menatap sang kekasih dengan penuh curiga.Kinara lagi-lagi harus membuang muka, sebenarnya malas sekali untuk meladeni tuduhan-tuduhan yang tidak mendasar seperti ini."Baiklah, aku akan pergi sekarang, aku benar-benar sudah lelah," ucap Arka dengan penuh kekecewaan sebelum akhirnya pergi dengan langkah cepat.Kinara hanya bisa meringsut di atas kursinya. Kinara sudah berkali-kali melihat tingkah Arka yang akan marah seperti ini jika ia kembali menolak ajakannya untuk menikah, namun beberapa jam kemudian Arka akan kembali menemuinya seperti biasa.Setelah beberapa menit menghela nafas panjang, Kinara akhirnya memutuskan
Baca selengkapnya
Gaun pengantin
"Jadi kamu mengerjaiku?" Kinara akhirnya sadar dengan apa yang baru saja terjadi."Jangan mimpi! Aku tidak akan pernah menikah denganmu!" Kinara melemparkan kain putih yang dari awal menutupi tubuh Arka, sebelum melangkah pergi hendak meninggalkan tempat itu.Melihat kemarahan Kinara, Arka dengan cepat turun dari ranjang, dan meraih lengan Kinara untuk menahan kepergiannya."Lepas!" Kinara beberapa kali mencoba menghempaskan lengannya, namun cengkeraman Arka tak kunjung terlepas darinya."Apa kamu perlu semarah ini padaku? Aku melakukan ini hanya karena ingin cepat menikah denganmu," jelas Arka dengan penuh penyesalan.Kinara akhirnya berbalik, menatap Arka yang terus menahannya."Aku sudah mengatakan akan menepati janjiku setelah membuka cabang toko kue yang baru, kenapa kamu malah melakukan hal bodoh seperti ini?" Kemarahan nampak terlihat jelas di wajah Kinara, nafasnya menderu hebat, dengan tatapan tajam yang ia layangkan pada calon Suaminya."Kamu tidak pernah tahu ketakutan terb
Baca selengkapnya
Cemburu buta
"Hah? Perlu dicoba dulu?" tanya Kinara tidak mengerti.Meski pernikahan bukanlah hal yang baru untuknya, namun Kinara tidak pernah melakukan fitting baju pengantin sebelumnya. Mungkin karena dulunya terlalu miskin, dirinya hanya melakukan akad nikah saja tanpa sebuah pesta besar seperti ini, sedangkan baju yang dia gunakan adalah kebaya tua bekas pernikahan Ibu dan Bapaknya dulu.Pemilik butik itu terdiam dengan senyum canggung, menatap Kinara yang menurutnya terlalu polos."Sayang, lalu apa gunanya kita fitting baju hari ini jika tidak perlu mencobanya?" tanya Arka frustasi."Oke, aku akan mencobanya," ucap Kinara sebelum melangkah pergi mengikuti pemilik butik ke sebuah ruangan kecil yang terletak tak jauh dari sana.Seorang wanita bertubuh tambun, nampak menghampiri Arka yang tengah terbengong di depan jejeran gaun pengantin wanita."Tuan, ini adalah pasangan dari gaun pengantin yang dipilih oleh calon Istri Anda, silakan dicoba," ucap wanita itu sembari memberikan setelan jas puti
Baca selengkapnya
Puteri tidur
"hahaha ... aku hanya bercanda, Sayang." Arka tertawa geli dengan memegangi perutnya yang terasa nyeri."Tidak lucu!" ketus Kinara sebelum kembali membuang muka dengan melipat kedua tangannya di bawah dada.Arka hanya tertawa dengan menggelengkan kepalanya pelan, sebelum kembali menginjak pedal gas dengan perlahan, mengeluarkan mobil dari parkiran butik.Keheningan menyelimuti perjalanan mereka kembali ke rumah. Arka hanya sesekali melirik Kinara yang duduk di sampingnya. Kinara nampak melihat sisi lain dari tubuhnya, seolah tengah menikmati indahnya pemandangan dari luar jendela mobil.Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya mobil Arka telah sampai di depan toko kue milik Kinara.Kinara telah memiliki beberapa cabang toko kue di luar kota, namun dirinya tetap tidak ingin membuat rumah sendiri untuk tempat tinggalnya. Kinara masih setia menetap di toko kue pertamanya, dengan alasan, tidak ingin memakan banyak waktu hanya untuk perjalanan menuju tempat kerjanya."Pulanglah! Aku lelah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status