All Chapters of Cupang Di Leher Suamiku: Chapter 101 - Chapter 110
140 Chapters
Sah!
Beberapa menit berlalu, hingga jam yang melingkar di pergelangan tangan Arka, menunjukkan pukul enam kurang lima menit, yang artinya akad nikah akan dilangsungkan lima menit lagi. Namun masih belum terlihat tanda-tanda Kinara akan terbangun dari tidurnya.Sekali lagi Arka menghela nafas berat, sebelum membangunkan putri tidurnya dari tidur lelap."Hey, tukang tidur, ayo bangun!" bisik Arka tepat di depan telinga Kinara dengan sedikit mengguncang tubuhnya yang belum berganti dengan gaun pengantin. Para Pelayan wanita kesulitan untuk mengganti baju Kinara dengan posisi terbaring, sementara Arka tidak memperbolehkan mereka untuk membangunkan sang putri tidur.Sekali lagi Arka menghela nafas berat dengan wajah frustasi ketika Kinara belum juga mendapatkan kesadaran."Mungkin seperti cerita dongeng, jika sang Pangeran ingin membangunkan Putri tidur, maka dia harus menciumnya," gumam Arka.Namun baru juga Arka memejamkan mata dengan bibir mengerucut, sebuah tangan dengan cepat menepuk keras
Read more
Pesta pernikahan
Setelah selesai melakukan sesi pemotretan, Kinara dan Arka berjalan beriringan dengan menuntun Nathan yang baru belajar berjalan di tengah-tengah mereka.Nathan nampak lucu dengan setelan jas yang berwarna senada dengan Ibu dan Ayah sambungnya, dengan dasi kupu-kupu hitam yang melekat di kera kemejanya. Ia berjalan tertatih dengan pipi gembul yang tidak berhenti menampakkan garis lengkung di bibirnya.Para tamu nampak terkesima dengan kehadiran keluarga baru itu. Mereka terlihat begitu serasi, bahkan wajah Nathan semakin lama semakin mirip dengan Arka, meski pada dasarnya mereka tidak memiliki ikatan darah."Selamat atas pernikahan kalian, saya benar-benar ikut terharu dengan prosesi sakral ini," ucap seorang Bapak paruh baya yang secara tiba-tiba muncul dari belakang mereka. Memberikan sebuah jabat tangan hangat pada Arka yang terlihat begitu bahagia."Terima kasih atas kehadiran Anda, Pak Albert," ucap Arka sesaat setelah menjabat tangan salah satu klien dengan investasi terbesar di
Read more
Malam pertama
Pelayan wanita itu nampak menghela nafas lega."Apakah ada hal lain yang Anda perlukan, Nyonya?" ucap Pelayan itu dengan sopan."Tidak," jawab Kinara singkat."Baiklah, kalau begitu saya permisi," pamitnya sebelum pergi meninggalkan Kinara yang masih berdiri dengan Nathan yang berada di gendongannya.Kinara merasa aneh dengan Nathan yang tidak mengeluarkan suara sedikit pun sejak kembali dari pesta di halaman rumah.Kinara memeriksa Nathan yang menyenderkan kepala di pundaknya. Ternyata mata Nathan terpejam, mungkin karena terlalu lelah, Nathan jadi tertidur pulas di gendongan Kinara.Kinara perlahan meletakkan Nathan di atas ranjang kecil miliknya. Dengan bantal dan selimut berwarna biru, seolah senada dengan cat dinding di dalam kamar itu.Setelah dirasa Nathan tertidur cukup nyenyak, Kinara kembali ke dalam kamar Arka untuk mengambil baju ganti yang sempat ia bawa dari rumah.Kinara melepas gaun pengantin yang begitu membuatnya kesulitan untuk bergerak, gerakannya dibatasi oleh pan
Read more
Cium saja
Kinara hanya terdiam sebelum pergi meninggalkan para Pelayan yang masih memenuhi seluruh penjuru dapur. Mungkin niat baiknya untuk membuatkan sang Suami sarapan hari ini tidak akan terlaksana.Kinara memutuskan untuk mengecek ke kamar sang putra. Namun ketika pintu terbuka, Kinara melihat Nathan yang masih tertidur pulas di atas ranjang kecilnya. Sepertinya Nathan suka sekali dengan kamar barunya, hingga membuatnya betah berlama-lama untuk tidur di dalam sana.Kinara yang tidak tahu harus mencari kesibukan apa, akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar pengantinnya."Kamu ke mana saja? Aku mencari-carimu ke mana-mana," ucap Arka ketika melihat Kinara yang baru membuka pintu kamar."Aku pergi ke dapur, ada apa?" tanya Kinara penasaran dengan wajah Arka yang terlihat panik."Ngapain ke dapur? Sudah ada Pelayan di sini, mulai sekarang tidak usah memasak lagi, tugasmu hanya menemaniku," rengek Arka dengan menarik paksa lengan Kinara ke dalam pelukannya.Kinara yang merasa heran, hanya te
Read more
Hanya masakanmu
"Hmm!" Satu desahan keluar begitu saja dari mulut sang Istri ketika dirinya memainkan ujung buah dada yang terasa begitu menggoda.Kinara dengan cepat mendorong paksa tubuh Suaminya agar melepaskan tautan bibir mereka."Kenapa?" Arka terlihat begitu kecewa ketika Kinara menghentikan aktivitas panas mereka."Kamu bilang tadi hanya sebentar kan?" protes Kinara.Kinara menepis tangan Arka yang masih enggan untuk melepaskan kedua buah dadanya."Tanganmu ini sedang apa?" Kinara begitu kesal dengan tangan Arka yang seketika berubah menjadi liar."Memangnya kenapa? Seluruh tubuhmu sekarang sudah menjadi milikku, kenapa aku tidak boleh melakukan hal itu?" protes Arka yang merasa masih belum cukup puas dengan aktivitasnya."Tunggu nanti malam!" Tegas Kinara sebelum akhirnya pergi, ketika menyadari sesuatu yang terlihat menyembul dari arah celana piyama milik sang Suami.Kinara berlari ke dalam kamar mandi untuk membenahi posisi bra-nya yang telah terbuka.Kinara mencuci wajahnya di wastafel, s
Read more
Setelah penantian
Arka menggeleng cepat, dengan wajah memelas, dirinya perlahan bangkit, dan berjalan mendekati sang Istri."Ayolah, Sayang, aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi, aku ingin merasakan hal itu," rengeknya.Kinara kembali memijat pelipisnya, susah sekali bernegosiasi dengan orang seperti Arka."Oke, tapi setelah kamu memakan makananmu." Akhirnya Kinara tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui permintaan sang Suami."Oke, deal!" ucap Arka dengan semangat yang begitu menggebu sebelum akhirnya melahap habis semua makanannya.Kinara berulang kali mencoba mengatur nafas, dirinya benar-benar ketakutan jika Arka tidak puas dengan tubuhnya.Arka yang telah menyelesaikan makan siangnya, mulai menghampiri Kinara yang terduduk di sofa panjang di ruangan itu."Sa-sayang, jika tubuhku tidak sesuai dengan ekspektasimu, jangan marah ya?" ucap Kinara dengan ragu.Hal itu membuat Arka seketika menghentikan pergerakan tubuhnya, dan mulai memandangi mata sang Istri yang mencoba menghindarinya."Ap
Read more
Tanda cinta
Pertempuran malam itu begitu sengit, hingga membuat keduanya saling bertukar peluh.Keduanya terus menikmati malam indah mereka hingga melupakan waktu."Sayang, sudah, aku sudah tidak sanggup lagi." Kinara terkapar di atas ranjang dengan seluruh tubuhnya yang basah karena peluh."Satu kali lagi, aku mohon," bujuk Arka yang masih belum cukup puas setelah melakukan beberapa ronde.Kinara hanya pasrah, membiarkan sang Suami melakukan semua yang ia ingin lakukan.Setelah menyelesaikan satu kali ronde yang cukup panas, akhirnya mereka tertidur hingga pagi menjelang.Kinara yang merasakan kelopak matanya yang terasa begitu berat untuk dibuka, akhirnya tetap berbaring meski sinar matahari mulai memasuki celah jendela dari kamar itu.Arka terus mendekap tubuh sang Istri begitu erat, seolah tak ingin melepaskannya sedikit pun.Bahkan beberapa ketukan pintu dari para Pelayan yang meminta mereka untuk sarapan, diabaikan begitu saja oleh keduanya.Setelah beberapa jam berlalu, Kinara akhirnya mem
Read more
Depresi
"Apa sekarang sudah jelas?" tanya Kinara datar tanpa seulas senyum melengkung di bibirnya.Bayu masih terdiam, matanya menatap tidak percaya, tubuhnya terasa bergetar hebat, gejolak di dalam hati terasa begitu menggebu, hingga membuat air matanya mulai luruh membasahi pipi."Kenapa, Ra? Kenapa tidak memberiku sebuah kesempatan?" ucapnya lirih dengan pandangan kosong."Aku dulu memberikanmu banyak kesempatan, tapi kamu tidak menggunakannya dengan baik," tegas Kinara sebelum pergi meninggalkan Bayu yang masih terpaku di tempat.Kinara menarik tangan sang Suami untuk segera memasuki toko kue miliknya. Kerena terlalu sering merasakan sakit hati, hati Kinara seakan telah mati. Kini dirinya seolah berubah menjadi seorang wanita yang tidak berperasaan.Penyesalan itu semakin terasa menusuk hati. Kini harapannya telah sirna untuk kembali merebut pujaan dalam hati. Bayu tertunduk sesaat, sebelum akhirnya, memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu.Bayu beberapa kali menengok ke arah toko
Read more
Godaan Arka
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mobil Arka telah sampai di halaman parkir perusahaan besar miliknya.Kinara kembali menutupi kepala dengan penutup hoodienya, sebelum akhirnya menyusul Arka yang terlebih dahulu keluar dari mobil.Mereka berjalan beriringan sesaat sebelum sang Suami merangkul Kinara secara paksa. Kinara hanya memutar bola matanya malas, tanpa mengeluarkan protesnya sedikit pun.Para Security yang berjaga di pintu masuk, terlihat membungkukkan tubuh mereka ketika Kinara dan Arka berjalan melewati mereka."Selamat pagi, Pak, Bu." Sapaan-sapaan hangat, mereka terima dari beberapa karyawan dan karyawati yang berjalan melewati mereka. Kinara hanya mengembangkan senyum tanpa sedikit pun mengeluarkan suara untuk membalas sapaan dari mereka. Sementara sang Suami terlihat acuh tak acuh dengan para Pekerjanya, seolah tuli, pandangan matanya tetap lurus, terus berjalan melewati bisingnya suasana perkantoran di siang hari.Kinara memperhatikan sekelilingnya, terlihat ra
Read more
Petugas rumah sakit jiwa
"Tck! Aku lapar, belikan makanan!" ketus Kinara."Astaga, jadi galaknya muncul pas lapar doang nih?" kekeh Arka, sebelum pergi kembali ke meja kerjanya, dan menekan satu tombol di telepon yang langsung menyambungkannya ke salah satu Pegawai kantor."Bawakan makanan ke ruanganku!" Titah Arka singkat sebelum kembali menutup sambungan telepon tanpa menunggu sebuah jawaban.Arka kembali menghampiri sang Istri yang terlihat bengong di atas sofa berwarna biru."Kenapa? Saking laparnya jadi bengong gitu?" ejek Arka."Aku ngantuk, seluruh tubuhku rasanya remuk," keluh Kinara dengan memijat bahunya dengan tangannya sendiri."Apa karena semalam?""Menurutmu?" ketus Kinara yang merasa kesal terhadap sang Suami yang terlalu brutal terhadapnya tadi malam."Ngomong-ngomong, aku jadi mau lagi," ucap Arka malu-malu.Kinara dengan cepat melayangkan tatapan tajam pada sang Suami dengan mengerinyitkan alis."Aku tidak mau!" Kinara menolak permintaan sang Suami dengan begitu yakin."Kenapa? Dosa loh, kal
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status