Semua Bab My Crush, My Boss (INDONESIA): Bab 41 - Bab 50
99 Bab
41. Sandiwara
Eve tak bisa konsentrasi bekerja selepas meeting tadi. Ia kepikiran oleh kondisi Nyonya Daphne. Wanita tua nan baik hati itu sudah banyak berjasa untuknya dan ia merasa cukup dekat dengan beliau hingga kecemasan juga menghinggapi hatinya.Ingin menelepon Gery dan bertanya kabar terbaru Nyonya Daphne pun ia segan. Untunglah pada jam makan siang Gery sendiri yang menelepon dan menanyakan perkembangan di kantor. Kesempatan itu ia pakai untuk menanyakan kondisi Nyonya Daphne.“Dokter bilang tekanan dan tingkat stres yang dialami Oma membuatnya daya tahannya menurun. Tekanan darah dan jantungnya melemah hingga harus dipantau dulu selama beberapa waktu. Dia juga bilang Oma tidak boleh banyak pikiran agar cepat pulih,” jawab Gery dengan nada sangat sedih. Belum pernah Eve mendengar suara Gery sesendu itu sebelumnya. Pria yang biasanya kasar dan kaku terhadapnya itu kini tengah diliputi kecemasan dan muram akan kondisi nenek kesayangannya.Hati Eve bergetar mendengarnya. Seketika rasa simpati
Baca selengkapnya
42. Si Dingin Yang Ternyata Penyayang
Kaki Eve bergerak-gerak gelisah selagi menyelesaikan pekerjaan di depan layar komputer. Berkali-kali matanya melirik ke arah arloji yang melingkar di tangannya dengan jantung berdebar-debar.Entah apa yang membuatnya gugup sampai seperti itu, Eve menggeleng berkali-kali untuk memfokuskan pikirannya pada layar komputer. Setelah pekerjaan selesai, tanpa menunggu apapun lagi Eve langsung mematikan layar komputer dan merapikan mejanya.Tergesa-gesa, Eve memasukkan barang-barang secara sembarangan ke dalam tas. Ia harus sampai ke rumah sakit secepat mungkin. Eve tak ingin membuat Gary menunggu terlalu lama.Namun sebelum benar-benar beranjak dari kursi, Eve membuka tasnya lagi dan merogoh sebuah benda persegi berwarna hitam mengkilap, dengan cermin di sisi atas dan sebuah palet berwarna peach di sisi satunya. Eve menyapu pipinya dengan brush agar wajahnya tak tampak pucat setelah seharian bekerja.“Apa aku harus menambah perona bibirku?” batin Eve seraya menatap bayangannya di cermin. Tung
Baca selengkapnya
43. Negosiasi
Lidah Eve sudah tidak sepahit beberapa jam yang lalu. Jadi bekal makan siangnya bisa habis tanpa perlu khawatir ibunya akan marah. Mungkin karena Eve sudah melihat kondisi Nyonya Daphne yang baik-baik saja setelah dirawat, meski ia belum tahu betul keadaannya. Akan tetapi melihat wajah Nyonya Daphne yang damai tertidur membuat hati Eve sedikit lega.Eve merapikan kotak bekal dan melesakkannya kembali ke dalam wadah. Gery dan Nyonya Daphne masih terlelap sampai Eve kembali dari luar membeli minuman dingin.Apa Gery tidak pegal tertidur dengan posisi seperti itu? pikir Eve sambil melirik ke arah kelopak mata Gery yang masih terpejam. Haruskah ia bangunkan agar lehernya tidak terasa kaku? Tapi bagaimana jika itu juga membangunkan Nyonya Daphne?Eve menggeleng cepat dengan gagasan konyolnya barusan. Biarkan saja mereka terlelap, bosnya pasti juga lelah setelah mengurus Nyonya Daphne yang terbaring lemah di rumah sakit.Tepat ketika Eve mengatur suhu pendingin ruangan agar Gery maupun Nyon
Baca selengkapnya
44. Saling Bersandiwara
Tak berselang lama setelah Gery terbangun, Nyonya Daphne pun sadar. Hati Eve semakin lega begitu melihat wajah Nyonya Daphne yang sumringah ketika melihatnya datang. Sepertinya kondisi Nyonya Daphne memang sudah membaik.“Aku sangat senang melihatmu, Eve. Astaga, mengapa kau tidak membangunkanku ketika kau datang?” ucap Nyonya Daphne dengan tersenyum lebar.“Saya tidak ingin membuatmu yang sedang tidur lelap terbangun, Nyonya. Lagi pula Nyonya butuh istirahat,” sahut Eve. “Pak Gery juga, perut Pak Gery juga butuh diisi, jangan dibiarkan kosong.”“Kau sudah makan, Eve?” Gery justru balik bertanya.Mereka memang sudah sepakat untuk tidak saling bermusuhan di depan Nyonya Daphne. Tapi tetap saja Eve sedikit terkejut dengan perubahan sikap Gery yang berubah drastis.“Sudah, Pak, tadi waktu Nyonya sama Pak Gery masih tertidur,” jawab Eve sedikit terbata.“Kenapa tidak menungguku? Atau setidaknya bangunkan aku saat kau datang tadi,” protes Gery yang membuat Eve tertawa canggung.Sungguh san
Baca selengkapnya
45. Di Rumah Keluarga Foster
Kabin mobil terasa hangat seiring penumpang yang dirasa lengkap. Ny Dhapne benar-benar menang banyak. Sengaja memilih duduk di belakang bersama Sofia agar bisa leluasa melihat cucunya dan gadis pilihannya tersebut berdekatan. Hati wanita tua itu benar-benar bersorak. Bahkan sesekali lemparan senyum Gery pada Eve saat berbincang pun dimaknai sebagai romantisme yang sangat manis.Seolah tak pernah kehabisan kata, Ny Dhapne terus mengajak muda-mudi di depannya tersebut berbicara. Membahas tentang perkembangan bisnis serta langkah-langkah apa yang akan diambil ke depan?Bertambah besar rasa kagum wanita tua itu saat Eve mengutarakan ide-ide cemerlangnya. Bukan hanya Ny Dhapne, Gery pun akhirnya mengakui bahwa gadis disampingnya memang pantas diberi kedudukan istimewa. Tak terasa senyumnya terbit. Mata elangnya melirik sesekali dan tentu itu membuat Ny Dhapne yang memantau dari kaca spion tersenyum geli."Kalian benar-benar serasi." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Ny Dhapne mem
Baca selengkapnya
46. Berubah Sikap
Eve baru saja menikmati kucuran air dingin di kepala saat ibunya mengetuk pintu. Gadis itu cepat mematikan keran agar bisa mendengar suara sang ibu di luar. "Iya, Bu?" Suara Bu Kate sangat tidak jelas karena pintu kamar dikunci dari dalam. Eve berdecak. Jalan satu-satunya adalah segera mengakhiri aktivitasnya dan lekas keluar. "Iya, Bu?" Eve kembali bertanya setelah tubuhnya terbalut handuk piama, namun di detik selanjutnya sepasang mata cokelat itu membeliak saat melihat siapa yang sedang bertamu, dan sialnya mata tajam itu kini malah melihatnya. "Ehem." Bu Kate berdeham yang tentu saja membuat Eve sadar dan segera kembali masuk ke dalam kamar. Gadis itu menyisir rambut sembari menggerutu, sebab ini masih sangat pagi, tapi Gery sudah menjemput. Hari-harinya setelah mendapat kabar bahwa Nyonya Daphne sakit benar-benar tidak lagi bebas, lantaran Gery nyaris selalu hadir dalam kehidupannya. Setiap waktu. Setelah memasang penunjuk waktu ke pergelangan tangan kirinya, dan menyemprotk
Baca selengkapnya
47. Cheryl Feat Dave
Kemenangan kecil tetap harus dirayakan. Kabar gembira hari ini adalah dirinya lagi-lagi mampu menyabet angka pertama, dari sepuluh model terbaik dunia di Tokyo.Setelah berpesta dengan dewan-dewan entertainment di gedung Hibiya, malam ini Cheryl ingin berendam dengan air susu terbaik Jepang, sembari menikmati aroma lembut dari lilin bunga lavender. Semua telah disiapkan, tapi tunggu dulu, tenggorokannya terasa kering.Dengan langkah elegan yang beberapa tahun ini berhasil memikat para penikmat body goals, Cheryl mendekati lemari es. Mengambil minuman dingin dan menenggaknya perlahan.Gadis itu memejam, menikmati sensasi dingin yang mengalir di tenggorokan. Tetapi tidak lama, dering ponsel memaksanya menghentikan teguk demi teguk minuman bersoda di tangan.Namun, mata itu mengernyit ketika yang terpampang di layar adalah nama Amanda, sahabatnya. Sudah terlanjur meninggalkan minuman dinginnya di mini bar, jadi mau tidak mau video call itu harus diangkat."Ya?" Cheryl memasang senyum seb
Baca selengkapnya
48. Jebakan
Rasa yang belum sepenuhnya hilang, itulah yang membuat tangan Dave mengepal kuat. Seperti rencananya kemarin, pagi ini pria itu telah standby di pelataran kantor. Jaket kulit berwarna hitam dan celana jeans menjadi kostumnya hari ini, tak ketinggalan topi MLB dan masker berwarna senada menjadi pelengkap penyamarannya. Jelas dengan semua itu baik Eve maupun Gery tak mengenalinya. Mereka terus berjalan dengan bergandengan tangan melewati Dave begitu saja."Terkadang aku sampai bosan mendengar Oma bercerita tentang dirimu. Padahal dia tahu, yang lebih sering bertemu dengan kamu adalah aku. Ah, apa memang semua orang tua seperti itu? Ceritanya berputar-putar terus."Dave melihat Eve tergelak sebab ocehan Gery. Bahkan gadis itu tak segan memukul pria itu dengan gemas. Jelas, melihatnya Dave semakin merasa panas.Tidak mungkin ikut masuk ke dalam kantor, Dave memilih duduk di kantin yang tak jauh dari gedung raksasa itu berdiri. Tak peduli berapa lama akan menunggu, rencananya harus berjala
Baca selengkapnya
49. Drama Selanjutnya
Jika sarapan di rumah keluarga Foster sebelumnya adalah hal yang tabu, kini rasanya sudah tidak lagi. Sejak Eve meninggalkan roti bakar dan susu almondnya tempo hari, gadis itu sudah tak terhitung bergabung menikmati menu-menu ringan bersama Gery dan Nyonya Daphne di pagi hari. Seperti halnya saat ini. Eve dengan santai mengunyah potongan sandwich terakhirnya, dan setelah semua tertelan gadis itu meraih air putih hangat yang tidak jauh dari tangan kanannya berada. "Bagaimana Eve terkait projek dengan Tuan Edward?" Nyonya Daphne menaruh tissue yang baru saja digunakan untuk mengelap bibirnya ke atas piring kotor di hadapan. "Kabarnya, pesanan tiga kontainer kemarin mendapat nilai positif." Eve menaruh gelasnya. Bibir dengan lipstik pink nude itu tersenyum indah. "Ya, Nyonya. Setelah melihat kualitas produk kita, Tuan Edward memutuskan hanya akan menerima pasokan barang dari Vinestra Corp. Dan rencananya, minggu depan ia akan menambah pesanan lima kontainer ukuran 40’." "Wah." Mata N
Baca selengkapnya
50. Kesal Maksimal
Ucapan Gery kemarin masih terus terngiang-ngiang di kepala Eve. Tiap mengingat bagaimana sang Bos memakinya kemarin membuat emosi Eve memuncak sampai ubun-ubun. Dasar pria gila! Apa maksudnya meneriaki Eve seperti itu?!Eve sama sekali tak mengerti mengapa Gery tiba-tiba marah meledak-ledak dan memakinya tanpa alasan. Rasanya Eve ingin menampar pipirnya setiap mengingat momen menyebalkan itu.“Huh, dasar aneh! Andai aku bisa memukul wajahnya sekali saja pasti sudah kulakukan!” gerutu Eve sambil membanting berkas-berkas ke atas mejanya.Selama berada di kantor sebisa mungkin Eve menghindari bertatap muka dengan Gery. Meskipun cukup sulit dilakukan karena pekerjaan mereka yang saling terkait, yang jelas Eve tidak ingin berbicara dengan Gery kecuali tentang pekerjaan.Seakan-akan kedekatan mereka beberapa hari belakangan ini tidak berarti apapun. Padahal Eve mengira hubungan mereka bisa berkembang menjadi sesuatu yang lain.“Ah, tidak, tidak. Apa yang kupikirkan?!” makinya pada diri send
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status