Semua Bab Terjebak Pernikahan Penuh Derita: Bab 91 - Bab 100
164 Bab
Sikap Dhea yang Aneh Bagi Hexa
“Mau bicara apa?” tanya Dhea dengan nada yang berbeda dari biasanya. Sekarang mereka sudah duduk berhadapan di sofa ruangan sang direktur rumah sakit. Hexa yang meminta bicara ketika mereka bertemu di koridor tadi. “Bagaimana kabarmu?” Hexa menatap plester yang menempel di dahi Dhea. “Baik. Terimakasih sudah sempat datang ke apartemenku. Maaf, tapi ternyata aku tidak ada,” ujar Dhea. Kali ini terdengar lembut namun tidak pula di buat-buat. Tapi entah kenapa Hexa rindu dengan sosok Dhea yang selalu penuh antusias ketika bertemu dengannya. “Kau tau aku datang kesana?” Hexa menaikkan satu alisnya. Mata Dhea mengerjap. Tidak mungkin kalau dia jujur bahwa ada anak buah Darren di apartemennya saat itu. Sebab Dhea masih belum mau identitasnya terungkap. “Aku hanya kira-kira. Karena aku menitipkan barangku padamu. Jadi pasti kamu datang ke apartemenku. Maaf,” jawab Dhea. Hexa mengangguk tipis. Tanda menerima jawaban Dhea. “Aku yang berterimakasih padamu, Dhea. Karena kamu menjaga kepo
Baca selengkapnya
Ide Romantis dari Arsen
“Dokter Hexa!” panggil Allice ketika dia melihat Hexa melewati persimpangan koridor yang sedang dia lewati.Merasa terpanggil, pria berwajah khas asia dan tampan itu mundur dua langkah. Hingga dia bisa melihat Allice yang sedikit berlari ke arahnya sambil mendekap berkas.“Ada apa?” tanya Hexa.“Apa dokter sibuk?” Kalau di rumah sakit, mereka bisa menempatkan diri dengan cara memanggil dengan sebutan formal.Hexa menaikkan satu tangan kiri sambil melihat jam Rolex yang melingkar disana. “Selama satu jam ke depan aku tidak ada jadwal. Setelahnya ada operasi untuk pasien yang sebelumnya kamu tangani,” jawabnya kembali memandang Allice.“Aku ingin diskusi mengenai penyakit pasien yang mengidap kanker paru. Dia memiliki komplikasi,” ujar Allice menepuk berkas di dekapannya.“Oh, Ibu muda yang anaknya kemarin menangis di IGD?” tebak Hexa.Allice mengangguk sambil tersenyum.“Kita bicara dimana?”“Karena dekat dengan ruanganku. Tidak apa kalau mau.”Hexa ikut saja. Lagi pula dia sedang dala
Baca selengkapnya
Mencuri Ciuman Pertama
Dahi Dhea mulai berkeringat. Tangannya juga gemetaran mempertahankan ponselnya di daun telinganya.Tadi, baru juga dia duduk tenang di kursi ruangannya. Dia mendapat telefon dari Geralgine, ibu angkatnya.Perempuan itu tidak ada bedanya dengan Raymond. Suka sekali mengancam dan memaki. Apalagi setelah Geraldine tau mengenai Safira, anaknya yang dibunuh oleh Darren.Seolah dendam Geraldine pada Darren ditujukan padanya.“Mom, maaf. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan dengan Andy,” ucap Dhea kekeuh pada pendiriannya. Meski sudah 5 menit Geraldine terus memakinya.Mengatakan dia anak buangan, anak tidak tau diuntung dan lain sebagainya.‘Aku tidak main-main, Ardhea. Setelah Darren mempermalukan keluarga dengan kabur dari pesta pernikahannya dengan Elmira. Apa kamu mau melempar kotoran lagi pada kami!’ Suara Geraldine terdengar begitu geram.“Mom –“‘Aku bukan mommy kamu! Tidak sudi aku menganggapmu anak! Kenapa kamu tidak mati saja waktu itu! Aku sungguh menyesal sudah mengadopsi anak ha
Baca selengkapnya
Menguping Pembicaraan Dhea
Mata Dhea mengerjap. Dia begitu gugup ketika Hexa semakin memajukan wajahnya perlahan untuk menyerang bibirnya.‘Aduh. Aduh! Bagaimana ini?’ Dhea berteriak dalam hatinya. Dia terjebak oleh kata-katanya sendiri soal first kiss.“Hexa!” Dhea akhirnya menutup mulut Hexa dengan telapak tangannya.“Ja-Jangan anggap serius soal hubungan kita,” ucap Dhea dan sukses membuat Hexa memundurkan posisinya.Dia menaikkan satu alisnya menunggu perkataan Dhea selanjutnya.“Aku hanya bercanda dan hanya meminta perlindunganmu saat aku bertengkar dengan Andy,” sambung Dhea memalingkan pandangannya tidak berani menatap Hexa langsung. Jemarinya juga saling memilin, bersiap dengan jawaban kecewa dari dokter tampan itu.“Kamu mengejarku juga itu karena bercanda?” tanya Hexa masih dengan nada normal. Meski dalam hatinya tentu terkejut atas pekataan Dhea.“Ya,” jawab Dhea.Hexa terdiam menatap perempuan itu dengan seksama.Hening sesaat, sampai Dhea melihat jam di dinding.“Pergilah, aku ada jadwal visit rawa
Baca selengkapnya
Kondisi Sangat Menghawatirkan
“Katakan aku malas bicara terlalu lama.” Dhea meletakkan stetoskop yang sejak tadi menggantung di lehernya. Lalu berbalik menatap Andy dengan tangan melipat di depan dada.“Kamu bosan dengan kekasihmu, kan? Itu sebabnya kamu kabur dan membiarkan dia mencari,” ucap Andy.Satu alis Dhea terangkat. “Sok tahu.”“Tsh! Dia menunggumu di depan apartemenku. Dia pikir aku sedang bersamamu.” Andy menghela nafasnya lalu maju untuk mendekat.Namun Dhea langsung mencegah. “Diam disana.”“Apa dokter itu tau siapa kamu sebenarnya? Seorang anak buangan yang beruntung di rawat oleh keluarga Franklin. Tapi tetap saja nasibmu sangat buruk.” Andy menatap Dhea dengan sorot meremehkan.Perempuan itu menelan salivanya susah payah. Namun dia tidak ingin terlihat lemah.“Hanya aku yang akan tetap menerimamu apapun kondisi di belakangmu, Dhea. Hanya aku yang bisa melepasmu dari penjara kerajaan Franklin. Hanya aku yang bisa memberikan istana indah untuk kita tinggali.”Andy terobsesi pada Dhea. Perempuan itu b
Baca selengkapnya
Tinggallah Bersamaku
Selama perjalanan Dhea hanya terisak tanpa bicara apapun. Hexa sesekali menoleh dengan rasa ibanya.Siapa yang melakukan? Kenapa setega ini? Apa salah Dhea sampai mendapat perlakuan keji begini? Apa keluarga? Atau penjahat?Banyak pertanyaan tapi Hexa tidak berani bertanya apapun.Pria itu memarkirkan mobilnya di basement, parkiran VIP apartemennya. Membawanya masuk ke unit yang selama ini menjadi tempat tinggal Hexa.“Kamu tinggal sendiri?” tanya Dhea dengan suara seraknya.“Iya,” jawab Hexa seraya membuka lebar pintu unitnya. Membiarkan Dhea masuk lebih dulu.“Kamu tenang saja. Aku tidak akan macam-macam,” sambung Hexa menutup kembali pintu.“Bukan. Maksudku kalau ada orang lain, aku harus ijin dengannya lebih dulu.”“Aku sendiri.”Jawaban Hexa membuat Dhea menghela nafas lega. Kalau perkara perilaku Hexa, Dhea tidak meragukan. Pria itu sangat menjaga sikap terhadap lawan jenis.“Tunggu disini.” Hexa meninggalkan Dhea di ruang tamu.Tidak lama, pria itu kembali membawa kotak obat ju
Baca selengkapnya
Fitting Baju
“Berangkat siang?” beo Allice ketika menerima telefon dari Hexa.‘Iya, apa kamu bisa menggantikanku pagi ini? Kamu praktek pagi, kan?’ tanya Hexa melalui sambungan telefon.Dia tidak mungkin meninggalkan Dhea sendiri di apartemen. Tapi dia juga harus memastikan kalau pemindahan jadwal prakteknya tidak berdampak pada pasien.Allice menoleh pada pria yang sedang menyetir di samping kanannya. Arsen begitu fokus, membiarkan dirinya bicara dengan Hexa.“Aku akan bicara dengan Arsen. Kalau sesuai jadwal kan aku jadwal siang bersama Dokter Dhea,” ucap Allice. Dia antara tidak enak dengan Arsen juga Hexa.Pagi-pagi, Arsen sudah mengatakan akan mengajaknya entah kemana. Kelihatannya penting.“Kamu mau menggagalkan rencana pagiku dengan pekerjaanmu itu?” Suara Arsen membuat Hexa mengerti.‘Aku akan meminta Dokter Gina saja.’“Sungguh?” Allice memastikan.‘Iya, santai saja. Tapi aku harap kamu berangkat lebih awal satu jam dari jadwal,’ ucap Hexa.“Oke, aku akan datang lebih awal.”Setelah jawab
Baca selengkapnya
Obat Ampuh Menyembuhkan Bibir
Dhea mengucek mata berbulu lentik itu saat dia terbangun dari tidur lelapnya. Sejenak dia lebih dulu memperhatikan kanan dan kiri.“Ini dimana?” pikirnya.Sampai dia menemukan sebuah figura yang tertempel di samping pintu masuk, dia baru ingat kalau dia ada di apart Hexa. Tepatnya, kamar milik pria yang fotonya berada di dalam figura.Badannya sudah lebih baik. Dia beranjak dari posisinya. Namun niatnya turun terhenti karena di pangkuannya ada sebuah boneka berwarna kuning kotak. Lengkap dengan bibir yang tersenyum lebar serta tangan dan kaki yang kecil.“Spongebob?” Dhea tersenyum tipis sambil mengerutkan keningnya.Pikirannya sudah melayang. ‘Hexa punya boneka?’ ah, nampaknya lucu kalau pria dingin seperti Hexa tidur bersama boneka lucu.Tunggu. Dhea penasaran dengan kalung dengan liontin plastik yang menempel di dada boneka itu. Dia pun menekannya.Rupanya itu adalah sebuah rekaman suara Hexa yang dibuat seperti suara anak-anak.“Halo, aku Spongebob. Aku adalah kamu, Ardhea Moza. Y
Baca selengkapnya
Kecemburuan Hexa
Ada perasaan sakit ketika melihat anak buahnya mengirim foto undangan acara Wedding Anniversary Allice dan Arsen. Darren baru saja tiba di Indonesia setelah sempat bertemu dengan Elmira. Lelaki itu hanya menemani Elmira yang masuk rumah sakit karena komplikasi kehamilan. Dia menyatakan akan bertanggungjawab merawat anaknya kalau sudah lahir. Tapi Darren tidak pernah mau menjadikan Elmira istrinya. Bagi Darren, pernikahan itu hanya akan menyakiti dirinya dan Elmira. Mereka akan terjebak dalam kehidupan tanpa cinta dan tinggal bersama. Itu terlihat begitu buruk menurut Darren. “Jadi kamu benar-benar sudah bahagia, Allice?” Pikiran Darren kini tertuju pada undangan di layar ponselnya. Tentu itu bukan undangan untuknya. Melainkan anak buahnya mendapat dari seseorang. Bukan hanya laporan soal Allice. Anak buahnya juga melaporkan kalau Dhea semalam tinggal di apartemen seseorang. Ya, alasan Darren cepat-cepat kembali ke Indonesia adalah karena mendapat kabar kalau Raymond ke apartemen
Baca selengkapnya
Pertengkaran Dua Pria
“Kamu kenapa?” tanya Dhea bingung.Dhea melirik pada pria yang kini ada di sisi kanannya. Hexa, pria itu fokus menyetir dan tidak bicara apapun pada Dhea sejak tadi.Hanya sesekali menjawab seadanya. Juga dingin.Hal itu rupanya berpengaruh pada Dhea. Dia jadi salah tingkah. Ini begitu merasa bersalah tanpa tau penyebabnya.“Hexa,” panggil Dhea.“Hem?” Lelaki itu menoleh sekilas, tanpa ekspresi dan kembali lagi menyetir.“Aku ada salah?” tanya Dhea.“Tidak,” jawab Hexa singkat.Dhea menghela nafas pasrahnya. Dia masih belum bisa memahami sifat Hexa.Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Mobil mewah milik sang direktur rumah sakit itu akhirnya memasuki area parkir gedung apartemen. Hexa masih membawa Dhea ke tempat tinggalnya.“Kalau ada salah kamu bisa mengatakan padaku. Jangan diam begini.” Dhea kembali berucap setelah mereka ada di dalam lift.Hexa diam menatap Dhea yang tinggi badannya sebatas pundah dirinya.“Jawab apa gitu, malah liatin,” gerutu Dhea menunduk kesal.Cemburu.Hexa seda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status