Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 521 - Bab 530
587 Bab
Bab 521
Sepuluh menit kemudian.Restoran Sangca.Alya mengembalikan daftar menu kepada seorang pelayan."Itu saja."Pelayan itu mengambil kembali daftar menunya dan mengangguk. "Oke."Setelah itu, sang pelayan pun hendak pergi sambil membawa menu tersebut.Rizki yang duduk di seberang Alya masih terus tidak berbicara.Atmosfer di antara mereka bertiga terasa aneh.Cahya sudah memilih untuk mengabaikannya, sehingga saat ini dia merasa baik-baik saja.Alya juga tidak memiliki keinginan untuk mengobrol dengan Rizki, dia pun hanya memegang ponselnya dan mencari-cari informasi.Mengetahui hal ini, Cahya pun tak dapat menahan dirinya. Di dalam hati, dia mengkritik Alya sebagai seseorang yang gila kerja.Dulu, dia kira RIzki sudah cukup gila kerja, tetapi ternyata Alya masih lebih parah.Restoran Sangca ini sangat ramai. Aroma pedas yang memenuhi udara sangat harum, tetapi hal ini tidak bagus untuk lambung Rizki.Setelah menunggu sekitar 10 menit, makanan yang Alya pesan satu per satu diantar.Sesuai
Baca selengkapnya
Bab 522
Karena, dulu dia sudah berbuat tidak adil padanya.Meskipun dadanya terasa sesak, kalau Alya benar-benar mau balas dendam padanya, maka dia akan menerimanya.Tepat setelah dia bertanya, seorang pelayan datang membawakan makanan terakhir."Maaf, Nona. Buburnya butuh waktu untuk dimasak. Buburnya baru saja matang, silakan dinikmati."Pelayan itu menempatkan semangkuk kecil bubur di tempat kosong di sebelah kiri.Melihat bubur itu, Rizki pun agak bingung.Cahya juga tertegun."No ... Nona Alya, bubur ini ...?"Melihat tampangnya yang terkejut, Alya terkekeh. "Memangnya aku terlihat sejahat itu? Sudah tahu dia punya penyakit lambung, memangnya aku akan menyuruhnya makan makanan ini?"Jika dia memang ingin membiarkan sesuatu terjadi pada Rizki, dia tidak akan membawa pria itu ke rumah sakit dan memedulikannya. Untuk apa dia mengambil jalan memutar sejauh ini?Namun, Alya memang sengaja membawanya ke restoran ini.Tanpa dirinya, Rizki tidak akan makan, 'kan?Kalau begitu biarkan saja Rizki m
Baca selengkapnya
Bab 523
Sebelum tidur, Alya mengirim pesan pada Lisa untuk mengecek.Lisa langsung mengirimkannya video Maya dan Satya yang sedang bermain di pusat permainan."Jangan khawatir, aku mengurus mereka dengan baik. Hari ini mereka bermain dengan sangat gembira. Kebetulan besok akhir pekan, jadi kami akan pulang agak larut."Lisa pernah membantunya menjaga Maya dan Satya, jadi Alya merasa sangat tenang."Oke, terima kasih. Aku akan segera kembali."Dengan itu, Alya meletakkan ponselnya dan beristirahat.Namun, Alya sama sekali tidak tahu, bahwa setelah Lisa mengirim video tersebut padanya, Lisa memainkan video itu lagi.Dia merasa kedua anak ini terlalu menggemaskan.Jadi Lisa pun tak dapat menahan diri dan mengunggahnya di statusnya.Tak lama setelah dia mengunggahnya, beberapa pria yang tengah mengejarnya segera menyukai unggahannya dan memuji kedua anak itu untuk memenangkan hatinya.Lisa membaca komentar-komentar itu, tetapi dia sama sekali tidak merasa senang.Apa pun yang dia unggah, para pria
Baca selengkapnya
Bab 524
"Pak Cahya, daripada mengingatkanku, sebaiknya kamu mengingatkan Pak Rizki. Pakaiannya lebih tipis daripada aku."Setidaknya Alya mengenakan mantel yang tebal."Aku nggak kedinginan," ucap Rizki."Tapi kamu itu orang sakit," balas Alya.Mendengar ini, Rizki terkekeh. "Apakah orang sakit akan menemanimu ke pemakaman? Ayo, jangan buang-buang waktu. Bukankah kita masih harus membeli sesuatu?"Alya pun tidak tahu harus berkata apa. Karena bersikeras tidak mau, pria ini pasti punya alasannya sendiri.Alya tidak bisa terus berakting seperti pengasuhnya, 'kan?Setelah memikirkan ini, Alya tidak berbicara lagi dan mengangguk."Kalau begitu, ayo."Mereka membeli buah, bunga, juga beberapa persembahan lainnya sebelum pergi ke pemakaman.Di perjalanan, hati Alya tiba-tiba terasa berat dan atmosfer di dalam mobil pun menjadi suram.Tidak ada yang berbicara, siapa pun tahu bahwa ini adalah hal yang menyedihkan."Sudah sampai."Begitu tiba di sana, mobil mereka berhenti, lalu pintu mobil pun dibuka.
Baca selengkapnya
Bab 525
Rizki berdiri di kejauhan, dalam diam memandang Alya yang sedang bersandar di batu nisan sambil berbicara dengan Nenek.Dia tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Alya, tetapi dia dapat merasakan kesedihan dan keputusasaan Alya yang mendalam.Sikap Alya persis seperti dirinya ketika mengetahui kepergian Nenek.Tidak, bahkan ini jauh lebih buruk darinya.Rizki ingat ketika neneknya menjalani operasi 5 tahun yang lalu. Saat itu Alya tenggelam dalam fantasinya sendiri, menunjukkan betapa pentingnya Nenek baginya.Memikirkan hal ini, Rizki pun menyipitkan matanya. Dia mulai mengkhawatirkan kondisi Alya setelah melihat Nenek.Entah berapa lama waktu telah berlalu, cuaca lagi-lagi mulai memburuk. Terdengar suara petir yang bergema di langit.Cahya mendongak dan menemukan bahwa langit sudah terlihat gelap.Jadi dia pun mengerutkan keningnya dan mengingatkan, "Pak Rizki, sepertinya hujan akan turun. Bagaimana kalau kita hampiri Nona Alya dan kembali?"Rizki hanya berdiri dan tidak bergerak.
Baca selengkapnya
Bab 526
"Apa maksudmu? Bukankah waktu itu kamu sendiri yang mau cerai?""Aku mau cerai?"Alya seakan-akan baru saja mendengar sebuah lelucon. Dia langsung mendorong Rizki dan melangkah mundur, membiarkan seluruh tubuhnya terkena hujan.Raut wajah Rizki berubah ketika melihat ini, dia pun melangkah maju untuk memayungi Alya lagi.Melihat Alya yang masih ingin melangkah mundur, lengan Rizki segera melingkari pinggang Alya."Kalau mundur terus, kamu akan kehujanan.""Itu bukan urusanmu."Sambil berbicara, dengan wajah dingin Alya pun mencoba melepaskan diri, tetapi Rizki memegang pergelangan tangannya. "Kenapa itu bukan urusanku? Bagaimana kalau kita jelaskan semuanya di depan Nenek hari ini?"Mendengar kalimat terakhirnya, Alya menyadari bahwa mereka masih berada di makam Nenek. Meskipun mereka ingin bertengkar, mereka harus meninggalkan makam Nenek dulu.Mereka tidak boleh kehilangan kendali.Memikirkan hal ini, emosi Alya perlahan mereda. Dia pun mulai menenangkan diri.Dia menurunkan pandanga
Baca selengkapnya
Bab 527
Tadinya mereka hendak ke rumah sakit, tetapi sebelum sampai ke sana, Alya sudah bangun.Saat terbangun, dia menemukan dirinya terbaring di dalam mobil. Suhu AC mobil diatur sangat tinggi, tetapi Cahya yang duduk di depan masih basah dan mulai bersin-bersin. Pria itu terus-menerus menarik ingusnya.Alya bingung untuk sejenak. Ketika dia mengulurkan tangan untuk memegang kepalanya, dia bertemu dengan sepasang mata yang dingin.Rizki sedang duduk di ujung kursi belakang dan diam-diam memandangnya.Alya baru sadar bahwa tubuhnya telah mengisi seluruh kursi belakang, sehingga Rizki hanya bisa duduk di ujung.Dia ingin duduk, tetapi kepalanya agak pusing. Jadi dia pun terus berbaring seperti ini.Cahya yang duduk di depan tidak berhenti bersin.Dia tidak tahu kalau Alya sudah bangun. Setelah bersin, dia menjepit hidungnya dan menoleh ke arah Rizki."Pak Rizki, aku lihat punggungmu basah kuyup. Kenapa kamu bisa nggak bersin?"Mendengar ini, Alya tertegun. Melalui ucapan Cahya, dia kurang lebi
Baca selengkapnya
Bab 528
Melihat Rizki masih duduk di sana dan tidak bergerak, Cahya terpaksa dengan kasar berkata, "Kalau kamu nggak ganti baju, Nona Alya akan tahu kalau kamu melakukannya dengan sengaja saat melihatmu nanti.""Perkataanmu benar juga."Rizki akhirnya terbujuk, dia berdiri dan melepas jaket serta bajunya yang basah.Setelah berganti baju, Rizki memang jadi merasa lebih nyaman. Saat ini, ponsel Cahya tiba-tiba berbunyi.Cahya baru saja mengeluarkan ponselnya ketika mendengar atasannya bertanya, "Apa yang dia katakan padamu?"Cahya terdiam.Dia bahkan belum sempat membaca pesannya.Setelah membacanya, Cahya berkata, "Nona Alya bilang dia nggak enak badan dan mau tidur siang, jadi dia nggak akan makan siang bersama kita.""Nggak enak badan?" Rizki mengerutkan keningnya. "Telepon dia dan tanya dia mananya yang sakit?"Lagi pula, belum lama ini Alya pingsan. Mendengar bahwa dia tidak enak badan sungguh membuat orang-orang khawatir.Namun, Cahya tidak bergerak, dia hanya memegang ponselnya sambil me
Baca selengkapnya
Bab 529
Staf hotel yang melihat mereka berdua pun tampak terkejut."Kalian siapa?"Cahya menunjuk dirinya. "Kami yang tadi memesan makanan untuk teman kami, dia menginap di seberang."Mendengar hal ini, staf hotel tersebut tampak mengerti."Ternyata begitu, tapi sepertinya teman kalian nggak ada di dalam. Saya sudah menekan bel beberapa kali, tapi nggak ada yang menjawab.Saat ini, staf hotel tersebut dengan gugup menyarankan, "Bagaimana kalau kalian meneleponnya untuk memastikan apakah dia ada di dalam atau nggak?"Rizki melihat ke arah Cahya."Telepon."Cahya mengeluarkan ponselnya dan menelepon Alya. Dia kira teleponnya tidak akan diangkat, tetapi ternyata Alya segera mengangkatnya."Pak Cahya."Suara Alya terdengar jernih dan jelas, seolah-olah wanita itu tidak baru saja bangun tidur.Kalau begitu, seharusnya saat ini dia tidak tidur, 'kan? Kenapa dia tidak membuka pintunya?"Nona Alya, apa kamu sudah bangun tidur?"Alya duduk di lobi yang ramai dengan ponsel yang ditempel di telinganya. D
Baca selengkapnya
Bab 530
Dengan itu, Alya langsung menutup teleponnya. Di saat yang sama, senyum di bibirnya sudah menghilang.Setelah menutup telepon, Alya menyimpan ponselnya dan menarik koper kecilnya ke pintu pesawat.Di sisi lain, Rizki mengembalikan ponsel Cahya dengan wajah muram.Cahya melirik dan menyadari bahwa teleponnya sudah diputus. Ditambah dengan percakapan yang tidak sengaja dia dengar tadi, dia pun bertanya dengan hati-hati, "Pak Rizki, Nona Alya sudah pergi ke bandara?"Rizki tidak menjawab, tetapi wajahnya yang sehitam pantat panci sudah menjelaskan semuanya."Jadi ... apa yang kita lakukan selanjutnya?"Rizki meliriknya. "Kita kembali ke perusahaan dulu."Dengan itu, Rizki langsung memasuki kamar hotelnya. Ketika hendak mengikutinya, Cahya teringat dengan staf hotel yang telah mengantarkan makanan tersebut. Dia pun berkata, "Kami nggak menginginkan makanan ini lagi, kamu bisa membaginya dengan staf hotel yang lain. Orang di dalam kamar itu sudah pergi."Setelah itu, dia cepat-cepat mengiku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5152535455
...
59
DMCA.com Protection Status