Semua Bab Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan: Bab 111 - Bab 120
139 Bab
Bab. 111.
"Aden, ya Tuhan syukurlah Aden sudah mau keluar kamar! Mau Bibik buatin teh hangat untuk Aden?" Aland mengangguk.Setelah 3 hari mengurung diri di dalam kamar kini Aland sadar kalau dia hanya membuang waktu percuma.Dengan senang hati Bik Inah membuatkan teh hangat untuk majikannya yang kini duduk di meja makan."Ini tehnya Den." bik Inah menemani Aland duduk."Sebenarnya apa yang terjadi sama Aden? Kenapa Aden mengurung diri semenjak pulang dari italia?" Aland ragu untuk bercerita pada bik Inah.Dia hanya diam sambil menyeruput minuman itu."Kemaren Nona Kiara kemari. Tapi dia menolak saat Bibik menyuruhnya untuk masuk." Aland seketika terperangah mendengarnya."Kiara kemari?" Bik Inah yakin kalau ini ada hubungannya dengan wanita itu."Iya, Aden. Nona Kiara kemari, wajahnya terlihat pucat! Apa Nona Kiara baik-baik saja?" Lagi-lagi Aland hanya diam.Dia sontak bangun dari duduknya dan kembali masuk ke
Baca selengkapnya
Bab. 112.
"Pak Aland!" Kiara berlari menghampiri Aland yang kesulitan untuk bangun saat Reza masih menindih di atas tubuhnya.Susah payah dia bangun sambil memegangi lengan tangan yang kembali basah dengan darah gara-gara jahitan itu lepas kembali.Jas formal yang Aland kenakan basah dengan darah yang terus mengucur."Astaga, Pak Aland. Kita ke rumah sakit sekarang!" Satu tangan Kiara memapah tubuh Aland membawanya ke rumah sakit di seberang jalan, satu tangan yang lain menggandeng Reza begitu kencang seolah enggan untuk melepasnya."Dok, Dokter tolong Dok!" Perawat segera membawa Aland ke dalam untuk di tangani.Dari seberang jalan Satya dan Kezia memandang frustasi, meraka kesal dengan keadaan yang sepertinya sengaja mempermainkannya."Argh, sialan! Kenapa bisa kebetulan seperti ini!" Bugh!"Gerutu Satya kesal sambil memukul tembok begitu kencang."Sudahlah, Mas! Memang lebih baik kamu serahkan Reza pada Ibuny
Baca selengkapnya
Bab. 113.
"Besok datanglah ke kantor! Ada yang harus aku katakan padamu!" Kiara mengangguk pasrah."Pak Aland pasti akan memecat aku kembali! Ya sudah, ini memang kesalahanku!" gumamnya dalam hati."Sekali lagi terima kasih, saya nggak tau bagaimana cara membalas kebaikan Pak Aland terhadap keluarga saya!"Aland hanya mengantar Kiara dan Reza sampai di depan rumahnya. Dengan lincahnya Reza melompat turun dan berlari masuk ke dalam di susul oleh Kiara di belakang."Oma, Opa aku pulang." Teriak Reza seperti saat dia baru saja pulang dari sekolah, bahkan dia melupakan sejenak luka di kakinya."Reza! Yah, itu seperti suaranya Reza?" Untuk memastikan pak Susanto dan bu Marwah keluar.Dan benar saja anak kecil itu kembali di tengah-tengah mereka."Reza! Ya Tuhan kamu kembali, cucuku. Kiara kenapa tiba-tiba Reza ada bersamamu?" Pak Susanto penasaran.Kiara duduk di kursi sebelum menceritakan pada ke dua orang tuanya, entah menga
Baca selengkapnya
Bab. 114.
"Aland, Aland tunggu!" Pagi-pagi sekali Dista mencegat Aland saat belum memasuki kantornya. Baru sampai di depan kantor, gadis itu berlari sambil memanggil-manggil namanya."Dista, sedang apa kamu di sini?""Bagaimana kalau nanti siang kita makan siang bersama, aku rindu suasana kota ini. Mau kan kamu temani aku untuk makan siang?"Belum sempat Aland menjawab, terlihat Kiara turun dari taksi yang berhenti di tepi jalan."Dista, jadi Dista mengenal Pak Aland!" gumamnya dalam hati.Kiara berhenti sejenak saat melihat teman lamanya ternyata mengenal Aland. Dia meneruskan langkahnya kembali dan mengatur ekspresinya agar terlihat biasa saja."Dista, kamu di sini?" Sama halnya dengan Kiara, Aland pun terkejut karena ternyata Kiara mengenal mantan pacarnya."Eh, Kiara. Jadi kamu bekerja di sini?" Kiara tersenyum dan mengangguk. Tak mau terlalu banyak ikut campur urusan mereka, Kiara memutuskan untuk masuk ke dalam."Ka
Baca selengkapnya
Bab. 115.
Tok!Tok"Masuk!"Sekitar pukul 12 siang Kiara menghampiri Aland di ruang kerjanya. Namun dia masuk saja tanpa bersuara. Aland mengangkat wajahnya seolah bertanya "ada apa?" Yang membuat Kiara mengerutkan alisnya."Bapak, memintaku untuk menemani makan siang hari ini. Sekarang sudah jam ...""Ah, iya, aku hampir saja lupa!" Aland mengemasi semua pekerjaannya.Masih canggung membuat Kiara berjalan di belakang sambil menunduk sambil memainkan tangannya."Eh!" Tiba-tiba Aland menarik tangannya agar Kiara berjalan sejajar dengannya sampai di sebuah restoran tidak jauh dari kantornya.Prok!Prok! Pelayan segera mendekat saat Aland menepuk tangannya."Kamu mau pesan apa?" "Em, terserah Bapak saja. Makananku sama seperti Pak Aland." Aland mengangguk mengiyakan."Aku pesan dua chicken beef, dua salad dan dua jus lemon.""Em, Pak Aland mengenal Dista?" Kiara mencoba memecahk
Baca selengkapnya
Bab. 116.
"Ini Pak, minyak urut yang Pak Aland minta.""Terima kasih." Aland melepas kancing pergelangan tangannya dan menunduk di bawah Kiara."Ulurkan kakimu!" Kiara enggan karena merasa tidak pantas."Eh, jangan, Pak." Aland melirik tegas."Eh, maksud saya, M-Mas, Aland. Jangan, biar saya olesi sendiri kaki saya." Pak Bandi yang masih di tempat itu membelalakkan matanya dan tersenyum.Sama halnya dengan Aland, ingin rasanya dia tersenyum saat melihat Kiara yang ragu memanggilnya dengan sebutan, Mas.Pak Bandi berfikir, sepertinya ada kemajuan dari mereka berdua."Ulurkan kakimu!"Bentakan suara Aland membuat Kiara perlahan mengulurkan kakinya yang sudah terlihat bengkak. Sedikit demi sedikit Aland mulai mengurutnya dengan minyak.Kiara meringis sakit saat tangan Aland menyentuh yang bengkaknya."Tahan sebentar!""Minyak ini memang tidak mengobati bengkak di kakimu. Tapi paling tidak bisa meng
Baca selengkapnya
Bab. 117.
"Kiara, ya Tuhan kamu kenapa, Nak?""Ibu!" Teriak Reza tak tega melihat ibunya sakit.Dengan entengnya Aland membopong tubuh Kiara dan membawanya pulang ke rumah.Bu Marwah sangat khawatir apa yang terjadi pada putrinya itu."Kaki Kiara terkilir, Tante. Dia jatuh saat di restoran tadi.""Astaga, kenapa kamu tidak hati-hati, Nak! Lihat, kakimu bengkak seperti ini.""Aku tidak apa-apa, Ibu. Ibu jangan terlalu menghawatirkan aku!""Bagaimana Ibu tidak khawatir! Kakimu bengkak seperti ini mana mungkin kamu bisa bekerja?" Bu Marwah kekeh dengan ucapannya.Meraka terdiam sesaat. Dari sini Aland sadar kalau Kiaralah tulang punggung mereka. Jika dia tidak bisa bekerja lalu bagaimana mereka menyambung hidup."Tante tidak usah khawatir! Untuk sementara waktu Kiara bisa bekerja di rumah!" "Hah?" Kiara mendongakkan wajahnya."Ma-maksud Nak, Aland bagaimana? Tante belum mengeti?""Akan ku
Baca selengkapnya
Bab. 118.
"Apa, Satya mau menceraikan Kezia? Itu artinya dia ..."Sungguh besar kekhawatiran Aland, bahkan dia sempat berfikir kalau Satya dan Kezia bercerai itu artinya status Satya sendiri, dan bisa jadi ..."Nggak, nggak, nggak! Aku harus lebih cepat darinya. Satya bisa saja mengajak Kiara balikkan dengan menggunakan Reza sebagai alat. Aku nggak mau sampai itu terjadi."Aland duduk termenung sendirian di ruang tengah. Pikirannya sangat kacau saat ini, di sisi lain dia tidak mau wanita yang dia suka menjadi milik orang lain, di sisi lain Aland perlu waktu untuk memantapkan perasaannya terhadap Kiara."Den, Den Aland sedang apa termenung sendirian di sini?" Bik Inah menghampiri."Eh Bik, tunggu!""Ada apa, Den?""Duduk, Bik. Ada yang mau aku bicarakan sama Bibik!" bik Inah menurut untuk duduk."Begini, Bik. Apa salah jika aku suka dengan wanita yang sudah mempunyai anak?""Maksud, Aden?" bik Inah belum mengerti.
Baca selengkapnya
Bab. 119.
"Om tampan, Om tampan bilang kita mau jalan-jalan."Semuanya terdiam memastikan apa yang Reza katakan dalam tidurnya.Suara parau itu terdengar memanggil-manggil nama Aland dengan sebutan Om tampan.Semuanya terperangah, bagaimana bisa Reza sampai terbawa mimpi dengan janji Aland yang belum di penuhi."Om tampan? Bagaimana Reza bisa mengatakan itu, Kiara?" ujar Kezia, tapi Kiara hanya mengangkat bahunya.Semuanya sesaat saling pandang satu sama lain. Anak yang meringkuk terlihat damai dalam tidurnya tapi kenapa Aland yang dia sebut.Bukan ibunya atau ayahnya, atau mungkin yang lainnya. "Sepertinya Reza rindu dengan Nak Aland. Dia sampai membawanya ke dalam tidurnya." Meraka melihat sendiri betapa sayangnya Reza pada direktur muda itu. Pak Susanto mulai bersuara.Tapi Kiara menepis, dia berfikir hanya kebetulan saja Reza mengigau dan memanggil namanya.Itu pun Karana janji Aland yang belum terpenuhi mak
Baca selengkapnya
Bab. 120.
Mata Kezia membulat sempurna dengan mulut membuka saat melihat isi dalam amplop tersebut yang ternyata selembar kertas putih.Dadanya terasa sesak seketika bahkan tak bisa bicara, suaranya seperti tercekat sulit untuk di keluarkan."Kak, apa isinya?" Namun Kezia hanya diam. Penasaran dengan apa isinya, Kiara lalu merebut kertas itu dan membaca isinya.Degh!Sama halnya dengan Kezia, Kiara pun terkejut karena ternyata kakak iparnya itu benar-benar ..."Astaga! Jadi Mas Satya ..." Kiara terkejut."Mas Satya benar-benar menceraikan aku, Kiara. Dia mengirimkan surat cerai ini untuk aku tanda tangani!"Mata Kezia spontan berkaca-kaca, tak menyangka kalau ternyata suaminya benar-benar melayangkan gugatan cerai.Padahal dia mengira kalau Satya hanya menggertak. Sementara tinggal di rumah orang tuanya, Kezia berharap Satya sadar dan mau memperbaiki hubungannya.Tetapi ternyata harapan itu musnah seiring datangn
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status