All Chapters of Benih Rahasia Yang Kau Sia-Siakan: Chapter 121 - Chapter 130
139 Chapters
Bab. 121.
"Selamat pagi, Pak Aland." "Kiara, hari ini kamu berangkat? Memangnya kakimu sudah tidak sakit?" Kiara menggeleng cepat.Walau masih terasa sedikit sakit tapi dia paksakan untuk berangkat karena tugasnya dan tidak enak terhadap Sinta yang bolak-balik mengantar file untuknya."Oh iya Pak, siang nanti aku minta izin sebentar untuk ..." Aland memicingkan matanya. Kiara sendiri ragu mengatakannya pada Aland karena sudah bisa di pastikan kalau CEO itu akan melarangnya."Untuk mengantar surat cerai Kak Kezia pada Mas Satya!" Aland memutarkan bola matanya.Kiara ke tempat Satya? Apa ini tidak terdengar bodoh jika Aland membiarkannya begitu saja.Mana mungkin dia membiarkan Kiara pergi ke tempat mantannya walau tujuannya hanya untuk mengantarkan surat cerai kakaknya."Kamu ke rumah Satya? Kenapa harus kamu? Kenapa tidak minta kurir atau pos untuk mengantarnya?""So-soalnya, em ...""Aland ...!" Belum sempat Ki
Read more
Bab. 122.
Mau tidak mau Kiara masuk ke dalam mobilnya Aland."Kamu pikir aku akan membiarkan kesana sendirian?""Aku pikir Pak Aland lama pergi dengan Dista." Kiara mengatakan itu tanpa senyum sedikitpun."Kenapa? Kamu cemburu?""Hah? Cemburu? Untuk apa aku cemburu. Lagi pula Pak Aland bukan siapa-siapaku!" Sesaat mereka terdiam.Membayangkan ketika Dista memeluk Kiara enggan untuk banyak bicara, apalagi wangi gadis itu masih menempel di tubuh Aland sampai saat ini dan itu sukses membuatnya kesal.Aland tau kalau Kiara sedang kesal, maka bicara banyak terdapatnya pun rasanya percuma. Tidak akan ada habisnya.Sampai di kediaman Satya dimana rumah terlihat sepi tanpa penghuni."Pak Aland, mau ikut gurun?" Walau sudah di peringatkan berkali-kali untuk berhenti memanggilnya dengan sebutan bapak tapi sepertinya lidah Kiara sudah terbiasa memanggilnya itu.Aland menggeleng, menolak untuk turun. Dia lebih memilih menung
Read more
Bab. 123.
"Sejak pertama bertemu denganmu memang aku sangat benci. Tapi seiring berjalannya waktu, aku merasakan kalau ada yang berbeda dengan hatiku. Aku sadar siapa aku ini maka dari itu aku tak berani mengatakan kalau aku nyaman denganmu." Kiara memberanikan diri untuk bicara. Mengungkapkan isi hatinya di dalam dekapan sang CEO."Benarkan?" Jawab Aland singkat."Benarkah! Apa tidak ada kata selain benarkah?" Kiara merajuk kesal. "Turunkan aku sekarang!"Dia berusaha meronta agar Aland melepaskannya tetapi pelukannya justru semakin erat sampai Kiara sulit untuk lepas."Dan kamu pikir aku akan melepaskan-mu begitu saja?" Kiara spontan mendongakkan wajahnya."Jadi apa itu artinya kamu menerima cintaku?" Tanpa ragu Kiara mengangguk bahagia.Begitu juga dengan wajah Aland yang terlihat sangat bahagia."Yesss ...huhuh ...akhirnya kamu menjadi milik'ku." Aland memutar-mutar kan Kiara begitu bahagianya."Mas Aland tu
Read more
Bab. 124.
"Selamat sore. Selamat, hari ini anda sudah bebas! Kami berharap anda tidak akan kembali ke sini lagi."Pak polisi membuka kunci jeruji besi di mana seorang pemuda berewokan berdiri setelah polisi mengatakan bebas.Sean tersenyum miring setelah menyelesaikan masa hukumannya setalah satu tahun mendekam di balik jeruji besi."Terima kasih, Pak." Dia keluar dari balik gerbang besi yang sangat kokoh di antar oleh salah satu anggota kepolisian.Sean berdiri sesaat sebelum berjalan untuk pulang, dia tersenyum dengan tatapan yang penuh arti.***"Kiara. Dari mana saja ku? Kenapa jam segini baru pulang?" "Dari ...ya dari kantor." Kiara memberi alasan pada ibunya."Aku dari kantor, ke rumah Mas Satya untuk memberikan surat cerai kakak.""Terus bagaimana reaksi Satya saat ku yang datang?" Bu Marwah penasaran."Entahlah, Bu. Apa yang ada di otak orang itu. Sepertinya pikiran dia
Read more
Bab. 125.
"Aku ke sini bukan untuk mengganggumu, mengganggu Aland, ataupun mengganggu hubungan kalian.""Tapi aku ke sini untuk meminta maaf! Aku akui aku memang salah. Aku yang sempat membuat Aland koma, dan aku juga yang merencanakan sabotase mobilnya.""Tapi aku sudah membayar lunas apa yang pernah aku lakukan. Aku cuma butuh satu dari kalian, tolong maafkan aku."Panjang lebar Sean bicara, Kiara hanya diam tanpa membalas ucapannya. Hatinya masih ragu, apakah laki-laki ini tulus dengan ucapannya untuk minta maaf, atau hanya formalitas agar bisa dekat dengannya.Di statusnya yang mantan Nara pidana membuat Kiara sulit untuk percaya. Bisa saja Sean merencanakan hal lain di otaknya."Sepulang dari sini aku akan menemui Aland, aku akan minta maaf pada sahabatku itu. Akan aku katakan kalau aku menyesal pernah menyakiti dia.""Kiara aku minta maaf. Permisi." Di saat Sean membalikkan badannya, Kiara kembali memanggilnya."Sean tunggu!
Read more
Bab. 126.
"Pagi Ayah, Ibu." Pagi harinya benar-benar sebuah kejutan untuk pak Susanto dimana kedua putrinya sudah terlihat rapi. Namun dia tidak pangling pada Kiara yang biasa terlibat rapi semenjak kerja dengan Aland. Sambil menggandeng Reza yang telah siap untuk berangkat sekolah mereka menghampiri kedua orang tuanya di meja makan."Pagi. Loh Kezia, mau kemana kamu? Jam segini sudah rapi?""Hari ini aku mau cari kerja, Yah. Dari pada jenuh di rumah.""Wah, itu bagus, Nak. Buat kegiatan kamu. Kalau Ayah masih sama kegiatan setiap hari ya itu mengantar Reza sekolah, ayok Za, apa kita berangkat sekarang?"Anak kecil itu begitu antusias berangkat ke sekolah, tidak ada malas-malasnya untuk berjumpa dengan teman-temannya di Sana.Mereka berpencar ke tujuannya masing-masing. Sama halnya dengan Kiara yang pernah merasakan susahnya mencari kerja, kini Kezia pun merasakannya.Menyusuri di sepanjang jalan raya sambil membawa surat lamaran kerja, bertarung dengan panas terik matahari.Satu persatu perus
Read more
Bab. 127.
"Gimana Kak, apa kakak sudah mendapatkan pekerjaan?"Kiara menanyakan pada Kezia karena sudah beberapa hari kakaknya mencari kerja namun sepertinya masih 0.Kiara tentu prihatin dengan keadaan kakaknya sekarang, tapi apa yang Kezia lakukan sekarang, Kiara sudah lebih dulu merasakannya."Belum, Dek. Astaga, rasanya sulit sekali untuk mendapatkan pekerjaan. Beberapa perusahaan sudah Kakak datangi tapi semuanya zonk." Kezia mengeluh. Sedang Kiara hanya tersenyum karena itu merupakan sisa perjuangan hidupnya."Memang begitu, Kak. Cari pekerjaan sekarang itu semakin sulit. Kita harus lebih sabar lagi. Semoga Kakak segera mendapatkan pekerjaan itu.Saat mereka sedang asiknya mengobrol, tiba-tiba ponsel Kezia berdering, dia sedikit salah tingkah saat melihat siapa namamu yang tertera di layar ponsel miliknya."Siapa, Kak?" tanya Kiara penasaran."Teman Kakak, Risa. Kamu pasti tau siapa dia? Kakak angkat telepon dulu dari dia, Ki."Kezia sengaja menjauh untuk mengangkat telepon agar Kiara tid
Read more
Bab. 128.
Harap-harap cemas Kezia di dalam menunggu panggilan untuk interview. CEO terlihat sibuk menimang-nimang surat lamaran kerja di dalam ruang kerjanya. Dia memicingkan mata saat membaca alamat yang tertera di atas surat lamaran kerja itu.Namun nama yang tertera tidak sama dengan nama orang dia pikirkan."Panggil dia sekarang.""Baik, Pak." Sekretaris keluar untuk memanggil Kezia."Nona Kezia, silahkan masuk.""Oh, iya. Terima kasih." Kezia segera berdiri dan masuk ke dalam ruangan CEO."Selamat pagi, Pak. Saya Kezia Anandita." Kezia memperkenalkan diri di depan calon CEO-nya.Perawakan perempuan ini hampir mirip dengan Kiara, tapi dari wajahnya terlihat berbeda."Kezia Anindita. Apa kamu sudah mengenal siapa nama saya?" Kezia menggeleng. "Kalau begitu perkenalkan dulu. Nama saya Sean. Kamu bisa memanggilku dengan sebutan, Pak Sean.""Ah iya, selamat pagi Pak Sean. Senang mengenal anda."Sean terlihat terus memandang perempuan yang sedang berdiri di hadapannya. Ingin rasanya dia menjadik
Read more
Bab. 129.
"Kiara, Kiara aku di terima kerja di perusahaan." Betapa senangnya Kezia. Sepulang dari kantor dia segera berlari menghampiri adiknya yang masih di dapur membuatkan susu untuk Reza."Oiya? Syukurlah kalau begitu Kak, ikut ikut senang mendengarnya. Kakak di terima kerja di mana?"Namun Kiara terkejut saat Kezia mengatakan nama perusahaannya. "Aku di terima kerja di Star Media Corporation."Degh!"Star Media Corpotation?" "Iya, apa kamu mengenal perusahaan itu, Dek?"Untuk memastikan Kiara kembali bertanya. "Siapa nama direktur di perusahaan itu?""Mananya, Em ..., Pak Sean. Iya Pak Sean, dia baik sekali orangnya Dek. Kamu tau nggak, Pak Sean itu tak tidak melakukan interview sama Kakak, tapi dia menerima." Kezia terus saja memuji Sean.Kiara hanya diam dan menyimak apa yang Kezia ceritakan. Tentu saja Sean menerimanya karena dia pasti tau mau Kezia adalah Kakaknya.Tapi Kiara tidak mau menceritakan lebi
Read more
Bab. 130.
"Ibu mana Om tampan, kenapa dia belum datang juga?""Sabar, Sayang. Sebentar lagi Om tampan pasti datang. Mungkin saat ini dia masih di dalam perjalanan."Reza tidak sabar untuk jalan-jalan, bahkan dia menunggu Aland datang sambil duduk di bawah di depan pintu yang membuat Kiara kesulitan untuk melintasi pintu."Sayang jangan duduk di situ, Ibu susah untuk jalan!" Reza menurut untuk pindah dengan bibir yang mencebik.Tak berapa lama kemudian mobil Aland terlihat berhenti di depan rumah. Mata Reza berbinar bahagia saat melihat Om tampannya turun dari mobil."Om tampan!" Dia berlari menghampiri Aland yang menunduk sambil merentangkan tangannya, mempersilahkan Reza untuk memeluknya."Kamu apa kabar, jagoan kecil? Apa kamu sudah siap untuk jalan-jalan hari ini?""Aku kira Om tampan bohong. Reza sudah menunggu Om dari tadi.""Oiya? Mana mungkin Om, bohong! Om pasti tepati janji Om. Oh iya, mana Ibu kamu? Apakah dia s
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status