Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 191 - Bab 200
391 Bab
Bab 0191
"Kak," Yara tersenyum dengan wajah lelahnya. "Lupakan saja urusan aku dan Yudha."Dia benar-benar lelah dan tidak ingin memberi Yudha kesempatan untuk melukai dirinya lagi."Rara, dengarkan aku. Yudha menceritakan padaku apa yang terjadi hari ini." Felix menatap Yara dengan mata sedih. "Dia juga nggak nyangka Melanie mau datang."Namun, Yara tidak merasa senang.Dia tersenyum pahit, "Terus? Kalaupun dia tahu, apa dia akan menghentikannya?"Felix tertegun sejenak, lalu segera berkata, "Rara, di sinilah letak kelicikan Melanie. Kamu jangan sampai jatuh ke dalam perangkapnya.""Perangkap? Kamu bisa melihatnya, 'kan? Apa mungkin Yudha nggak bisa melihatnya?" Hati Yara benar-benar sudah hancur lebur.Selama ini, bukannya dia tidak bisa mengalahkan Melanie. Hanya Yudha saja yang selama ini memihak Melanie."Rara, percaya kata-kataku. Beri Yudha kesempatan lagi. Beri kesempatan untuk anak-anak dalam perutmu juga." Kata-kata Felix terdengar berapi-api.Yara tetap diam dan tidak berbicara.Tiba
Baca selengkapnya
Bab 0192
Dokter itu melirik Felix dan sikapnya tampak jelas lebih ramah. "Reaksi kehamilan itu tergantung kondisi setiap ibu hamil. Sebagai anggota keluarga, Anda harus memasak makanan yang lebih disukai si ibu hamil, jaga perasaannya, dan lain sebagainya. Akan saya resepkan obat, jangan lupa dikonsumsi tepat waktu."Terakhir, dia menambahkan instruksi lain, "Anda harus datang tepat waktu untuk tes kehamilan selanjutnya. Situasi Anda kurang baik."Wajah Yara memucat dalam sekejap.Felix membantu menguruskan yang selanjutnya. Hari sudah siang saat semuanya selesai.Setelah masuk ke dalam mobil, Yara masih terlihat melamun. Dia tidak ingin kehilangan kedua anaknya."Rara, kamu mau makan apa?" tanya Felix.Yara menggelengkan kepala. Suasana hatinya sedang buruk, dia benar-benar tidak nafsu makan."Rara, kamu dengar apa kata dokter tadi, kamu makan terlalu sedikit." Felix berpikir sejenak, lalu menelepon seseorang.Yara mendengarkan di samping. Felix rupanya menelepon untuk menanyakan restoran yang
Baca selengkapnya
Bab 0193
"Hah? Bukan, kamu salah paham, dia bukan pacarku." Yara cepat-cepat menjelaskan."Aku kakaknya." Felix tersenyum ringan. "Oke, pesan ini saja.""Maaf, tapi kakak malah lebih membuat iri. Pacar 'kan bisa saja putus, sedangkan kakak itu selamanya." Pelayan itu tersenyum, lalu pergi.Keduanya saling memandang dan membuang muka sambil tersenyum.Hidangan mereka segera tersaji. Rupanya, teman Felix memang bisa diandalkan.Yara juga memperhatikan dengan cermat, tidak ada satu pun hidangan pesanan Felix yang mengandung daging sapi.Perasaannya jadi jauh lebih baik dan dia makan banyak. "Kak, aku benar-benar menguras dompetmu.""Asal kamu senang." Felix bangkit berdiri. "Tunggu sebentar, aku panggilkan pelayan untuk membungkus sisanya.""Oke." Yara menunggu dengan tenang.Beberapa saat kemudian, pelayan sebelumnya datang. Saat dia melihat Yara, dia tampak tidak percaya, "Nona, kakakmu benar-benar keterlaluan.""Ada apa?" Yara kebingungan. Felix memang sudah pergi agak lama. Kenapa dia belum ju
Baca selengkapnya
Bab 0194
Felix menatap Yara tanpa berkedip. Matanya penuh penyesalan dan permintaan maaf yang tak ada habisnya, seolah-olah ... dia melihat orang lain melalui Yara.Seseorang yang pernah tersakiti karenanya, tetapi apa pun yang dia berikan tidak akan pernah menghapusnya.Yara bahkan menyadari bahwa mata Felix memerah.Mungkinkah penyesalan benar-benar bisa mengubah seseorang?Perhatian Yara mau tak mau teralih. Jika Yudha menyesal suatu hari nanti, apa yang akan terjadi padanya?Mobil itu segera menyala kembali, dan Felix mengantar Yara sampai ke apartemen."Dalam beberapa hari ini, aku akan carikan asisten rumah tangga yang cocok. Kalian nggak boleh pesan makanan dari luar lagi mulai sekarang.""Kak Felix!" Yara benar-benar merasa dikalahkan dan tidak berdaya."Oke, cepat masuk, aku mau pulang dulu." Felix tidak memberi Yara waktu untuk terus bergelut dengan masalah ini."Ya sudah, Kak Felix, hati-hati di jalan."Saat Yara sampai di atas, Siska tidak ada di rumah. Situasi ini membuatnya sediki
Baca selengkapnya
Bab 0195
Yara kaget saat mengetahui Siska tidak memakai topeng.Dia sangat terkejut. Dia tidak tahu kapan ini dimulai. Apakah setelah bertemu Tanto? Atau setelah putus dari Tanto?Dia menonton sebentar dan menyadari bahwa popularitas ruang siaran langsungnya sangat tinggi dan meningkat dua kali lipat beberapa kali.Yara pun memperhatikan banyak orang dalam kolom komentar yang memanggil Siska dengan panggilan sayang, dan Siska pun menanggapinya dengan tertawa dan bercanda.Apalagi setelah Siska tersambung dengan penyiar yang berkolaborasi dengannya, dia tidak lagi berkomentar pedas, tetapi malah terkesan menggoda lawan bicaranya.Yara segera menutup siaran langsung itu, menunggu Siska keluar dengan hati berat.Faktanya, saat masih di sekolah, ada banyak sekali orang yang memuji Siska karena kecantikannya. Dia adalah seorang dewi dengan wajah cerah dan bahkan lebih cantik tanpa riasan. Hanya saja, mulutnya sangat berbisa dan sifatnya selalu sadar diri. Karena itulah dia tidak pernah punya pacar.
Baca selengkapnya
Bab 0196
Dia memuji-muji pria itu. "Waktu enam tahun, dia sudah punya kesadaran tinggi, menemukan karir hidupnya, dan dengan mantap menyerahkan hak waris kekayaan keluarga yang sampai lebih dari satu kuadriliun. Dia benar-benar ... idolaku.""Kak Felix memang mengesankan." Yara juga sama-sama takjub.Keesokan harinya, Felix datang menjemput. Begitu Yara duduk di kursi depan, dia melihat Yudha duduk di kursi belakang."Yudha kebetulan nggak ada pekerjaan hari ini. Dia ingin pergi juga," jelas Felix.Yara duduk dengan canggung. Saat ini, dia pada dasarnya yakin bahwa semua ini akal-akalan Felix.Yudha tiba-tiba berkata dari belakang, "Sewa apartemen di sini nggak murah."Dia jelas terkejut Yara pindah ke sini, lalu menyimpulkan bahwa Yara di sini hanya menyewa dan jumlah sewanya bukan sesuatu yang mampu dibayar Yara.Yara otomatis melirik Felix dan melihat Felix menggelengkan kepalanya sedikit.Dia tidak punya pilihan selain berbohong. "Aku sudah kerja lagi. Uang sewanya patungan aku dan Siska. N
Baca selengkapnya
Bab 0197
"Jangan minta Rara, kita juga bisa bolak-balik beberapa kali lagi."Sebelum Yara sempat berkata apa pun, Felix lebih dahulu menjawab.Yudha mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Dia nggak sedang hamil, dia nggak serapuh itu!"Melihat Felix hendak membantah lagi, Yara segera melangkah ke depan dan menariknya. "Nggak apa-apa, aku bisa bawa sedikit.""Jangan!" desak Felix, "Masuk saja dulu, biar aku yang bawa. Yudha, biarkan saja di sana kalau kamu nggak mau bawa."Yudha terdiam kaget. Dia belum pernah melihat Felix seperti ini.Seseorang yang membuat keputusan untuk tidak pergi dari rumah pada usia enam tahun. Dia begitu perhatian dan protektif terhadap adik iparnya, yang baru saja dia temui? Sihir macam apa yang diberikan Yara kepada Felix?Dia menyaksikan dua orang itu pergi bersama, merasa seperti orang luar.Dia membawa barang-barangnya dengan wajah yang semakin tidak senang. Dari kejauhan, dia melihat seorang nenek, ketua panti asuhan, bergegas keluar bersama sekelompok anak."Pak
Baca selengkapnya
Bab 0198
"Kata Nenek, kalau Okti sudah besar nanti, Okti bisa punya rumah sendiri." Wajah bulat Okti dipenuhi harapan.Yara tidak terlalu mengerti. Bukankah anak yang lebih muda lebih mudah diadopsi?Saat bertanya-tanya dalam hati, dia merasakan seseorang menarik sudut bajunya dari belakang.Dia menoleh ke belakang dan melihat seorang gadis berusia sekitar 11 atau 12 tahun, yang pasti merupakan anak tertua di antara anak-anak ini.Anak itu merendahkan suaranya dan memberi tahu Yara, "Okti punya penyakit jantung, nggak ada yang mau mengadopsi dia."Hati Yara tiba-tiba terasa sesak. Pantas saja, anak-anak lain berlarian, tetapi Okti terus mengikuti dirinya.Dia menepuk kepala anak yang lebih tua itu, lalu berbalik dan memeluk Okti dengan lembut. "Nenek benar, setelah Okti besar dan bekerja nanti, Okti bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Kali ini, anak laki-laki yang tadi bicara lagi. Dia memandang Okti dengan wajah serius. "Aku bisa tumbuh besar sebelum kamu. Apa pun yang kamu inginkan, a
Baca selengkapnya
Bab 0199
"Kak Rara, Kak Rara," Okti menarik-narik celana Yara dengan mata merah. "Tolong bantu mereka. Kak Deka sangat suka layang-layang itu.""Nggak apa-apa." Deka, yang matanya tak bisa berhenti menatap layang-layang itu beberapa detik yang lalu, segera berlari ke arah Okti. "Nggak apa-apa. Saat aku besar nanti, aku bisa beli layang-layang sendiri yang lebih besar dan lebih bagus."Dia menyeka air mata Okti dan menghibur, "Okti, jangan menangis. Kalau kamu menangis, kamu nggak cantik lagi."Yara merasa sedikit tergerak melihat mereka. Dia lalu melihat ke arah layang-layang itu.Dia berjongkok dan menunjuk ke arah Yudha yang duduk tidak jauh dari sana. "Orang yang di sana mungkin bisa menurunkan layang-layangnya. Ayo kita minta bantuan padanya."Tak terduga, Okti langsung bersembunyi di belakang Yara. "Nggak mau, dia menakutkan.""Biar aku yang pergi, aku nggak takut!" Deka bangkit. Rupanya, si kecil itu masih sangat menyukai layang-layangnya.Yara memimpin sekelompok anak-anak itu ke arah Yu
Baca selengkapnya
Bab 0200
"Kak Rara." Okti segera berlari ke arah Yara dan berbisik dengan suara yang bisa didengar semua orang. "Paman itu nggak tahu malu. Dia sudah tua, tapi masih minta dipanggil kakak.""Hahaha ..." Yara langsung tertawa lepas, menyadari betapa manisnya Okti.Tawanya semakin lepas saat dipandangnya wajah Yudha yang begitu marah."Kalau kamu nggak berhenti tertawa, aku nggak akan membantumu." Yudha mengancam Yara dengan kejam.Yara segera menahan tawanya dan menggelengkan kepala. "Iya, iya, tolong bantu aku.""Tolong, tolong bantu." Okti juga ikut memohon lagi."Iblis kecil!" Yudha terlihat jijik, tetapi dia tetap pergi untuk membantu mengambil layang-layang.Tubuhnya tinggi dan lengannya panjang. Dia dapat meraih layang-layang yang terlihat begitu tinggi hanya dengan merentangkan tangan."Hore, akhirnya!" Anak-anak langsung bersorak di sekeliling Yudha."Kak, kamu luar biasa, kamu pahlawan yang paling hebat." Okti memeluk paha Yudha. "Aku suka Kakak."Yudha terpaku di sana. Anak kecil yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
40
DMCA.com Protection Status