Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 31 - Bab 40
338 Bab
Bab 0031
"Ah!"Yudha menandaskan pedal rem dan mobil tiba-tiba berhenti. Yara begitu ketakutan hingga jiwanya hampir terbang keluar."Kamu gila?" Yara menatapnya kaget."Belum habis-habis juga perkaranya?"Yudha menatapnya dengan pandangan penuh rasa jijik, hina dan tidak sabar."Kamu masih belum paham bagaimana kamu bisa kembali bekerja di Baruy?"Yara merasa napasnya sesak. "Apa maksudmu?""Kalau Melly nggak memohon ke perusahaan dan membelamu, apa menurutmu kamu bisa kerja lagi?""Ini yang dia katakan padamu?"Suara Yara sedikit tercekat. "Jadi, kamu percaya apa saja yang dia katakan? Semua kata-kataku bohong?""Kalau memang begitu kenyataannya?"Yudha menatapnya dingin. "Dengan alasan apa aku harus percaya padamu?"Yara memejamkan mata dan bersandar di kursi dalam keputusasaan.Dia ingin bertanya pada Yudha, kenapa dia memercayai Melanie?Namun, dia tahu jawabannya yaitu karena Yudha mencintainya.Yudha menyadari air mata yang mengalir deras di pipi Yara dan entah kenapa dia merasa lebih ke
Baca selengkapnya
Bab 0032
Malam harinya, dia menerima pesan yang sangat mengejutkan dan tidak biasa dari Silvia."Rara, kenapa kamu nggak pulang dan berkumpul bersama ibumu akhir-akhir ini? Kamu masih marah sama Ibu? Ibu minta maaf. Pulanglah besok, beri Ibu kesempatan untuk menebus kesalahan."Yara sempat ragu. asil tes DNA-nya sepertinya akan keluar besok. Kebetulan dia juga perlu pergi keluar.Jadi, dia menjawab: "Oke."Keesokan harinya, Yara bangun pagi, siap-siap, lalu pulang ke rumah keluarga Lubis.Dia tidak menyangka Silvia sangat antusias, seperti orang yang sama sekali berbeda."Rara, Ibu dengar kamu sudah bekerja. Bagaimana? Pekerjaannya lancar?"Yara mengangguk. "Lancar.""Rara, Ibu kasihan sama kamu. Kamu belum pernah kerja sebelumnya. Kalau nggak bisa, berhenti kerja juga nggak apa-apa."Yara tercengang. "Berhenti kerja? Siapa yang mau menghidupi aku?""Ibumu bisa menghidupi kamu." Silvia meraih tangan Yara dan berkata, "Rara, Ibu sudah memikirkannya. Kalau kamu berhenti bekerja, Ibu akan mengirim
Baca selengkapnya
Bab 0033
"Rara?"Suara yang sangat lembut terdengar dari belakang.Yara segera menutup hasil tes itu dan melihat ke belakang."Bibi?"Dia tidak menyangka akan bertemu Ziana Hermawan, ibu Melanie.Saat ini, Ziana mengenakan gaun rumah sakit, tanpa riasan, wajahnya tampak sangat pucat serta lemah.Saat melihat bahwa orang yang di depannya ini benar-benar Yara, dia langsung tersenyum bahagia. Matanya melengkung karena senyuman, terlihat sangat indah."Ternyata benar kamu. Aku takut tadi, kukira salah orang."Ziana bertanya dengan lembut, "Ada apa? Rara sakit?""Nggak." Yara menggelengkan kepalanya. "Cuma cek kesehatan biasa."Ekspresinya rumit dan entah kenapa hidungnya terasa sakit seperti hendak menangis.Setelah insiden pesta ulang tahun itu, dia menghindari paman dan bibinya. Dia terlalu malu untuk berhadapan dengan mereka.Ini pertama kalinya dia dan Ziana bertemu setelah lebih dari setahun.Dia tahu yang sebenarnya sekarang. Namun, mana mungkin dia tega memberi tahu Ziana?"Syukurlah kalau k
Baca selengkapnya
Bab 0034
Tebakan Yara tepat. Melanie adalah anak perempuan dari Silvia dan putra ketiga keluarga Lubis.Keputusan terbesar yang pernah diambil Silvia dan suaminya dalam kehidupan ini adalah menukar kedua anak itu setelah Yara lahir.Melanie mengetahui yang sebenarnya ketika dia berusia tujuh atau delapan tahun.Dia menikmati hidup dengan dua pasang orang tua.Ketika Yara datang untuk menguji DNA, kebetulan Melanie juga datang menjenguk Ziana. Jadi, Melanie menggantikan sampel Yara dengan miliknya sendiri.Meskipun ini adalah kehidupan yang dicuri, Melanie tidak akan pernah melepaskannya."Melly?" Ziana kembali."Bu!" Melanie meletakkan kopinya dan mendekati Ziana untuk menggandengnya. "Kamu pergi-pergi lagi, bikin aku khawatir."Senyuman lembut muncul di wajah Ziana. "Pas banget tadi ketemu Rara. Kami ngobrol sebentar."Gerakan Melanie terhenti dan dia tidak menjawab."Melly," lanjut Ziana. "Kamu dan Yudha ....""Bu!" Melanie menyela kata-kata Ziana. "Aku harus menikah dengan Yudha. Dan juga, j
Baca selengkapnya
Bab 0035
"Ngajak berantem?"Kebetulan Siska perlu meluapkan kemarahannya.Tubuhnya lebih tinggi dari adiknya dan dia menjambak rambut gadis itu. "Biar kutunjukkan padamu seperti apa rasa sakit yang sebenarnya.Mereka pun segera bergumul dan berkelahi. Jeritan adik Siska menggema di seluruh penjuru Mistique.Orang-orang yang menonton juga semakin banyak."Stop! Berhenti berkelahi!" Yara melangkah maju untuk menghentikan perkelahian mereka dan beberapa kali terkena pukulan salah sasaran dari adik Siska.Mereka berdua sama-sama bisa berkelahi. Yara tidak mampu melerai."Biar kubantu."Suara bernada rendah dan memikat tiba-tiba terdengar.Yara menengok ke belakang dan melihat seorang pria yang tinggi dan kurus meraih kedua tangan adik Siska. "Berhenti berkelahi."Yara juga buru-buru mendekap Siska. "Sudah, jangan marah. Ayo pergi.""Kenapa?" Siska menggertakkan gigi dan masih mencoba melempar tinjunya. "Kenapa kita yang pergi? Mereka saja yang pergi!"Ketika melihat pria itu, raut wajah adik Siska
Baca selengkapnya
Bab 0036
"Berani-beraninya dia?"Wajah Yudha tampak menyiratkan kemarahan mendalam dan dia berdiri, hendak pergi."Yudha, kamu mau ke mana? Nggak jadi makan?""Aku mau pulang sekarang. Besok pagi, akan kuseret Yara untuk menyelesaikan perceraiannya."Yudha menggertakkan gigi dan berjalan keluar. "Dia sudah nggak punya alasan untuk menolak. Aku ingin lihat masih bisa ngomong apa lagi dia."Di dalam Mistique, meski suasana hati Yara buruk, dia tahu batas kemampuan minumnya dan tidak minum terlalu banyak.Namun, dia tidak menyangka dia tetap muntah-muntah dan kehilangan kesadaran.Siska menatapnya cemas. "Rara, aku antar kamu pulang, ya? Kamu kelihatan kurang sehat."Yara mengangguk setuju dan tampak menyesal. "Siska, lain kali aku traktir kamu makan besar."Siska mengantar Yara sampai ke gerbang kompleks."Aku bisa masuk sendiri, sekalian cari udara segar."Yara mengucapkan selamat tinggal pada Siska dan berjalan pulang perlahan menuju rumah keluarga Lastana.Begitu memasuki pintu, Yunita menyapa
Baca selengkapnya
Bab 0037
"Uangku atau aku, sama-sama cuma khayalanmu!"Yudha mendengus."Yudha, aku sudah capek-capek disalahkan terus, untuk apa kalau akhirnya nggak dapat apa-apa?"Yara mengulurkan dua jari.Sorot mata Yudha semakin sinis. "Kamu mau 200 miliar?""Salah. Aku ingin 20 persen saham Perusahaan Lastana. Kalau kamu setuju, aku juga setuju cerai."Dua puluh persen saham Perusahaan Lastana memiliki nilai pasar paling tidak 400 triliun."Yara, kamu benar-benar gila."Yara berbalik dan lanjut berjalan ke atas. "Aku gila atau nggak, itu nggak penting. Yang penting, kamu bersedia menjadi segila apa demi Melanie?""Yara, kamu pikir aku nggak bisa cari cara lain?"Yudha menggeram dari belakangnya."Terserah, bunuh saja aku." Yara menatap Yudha sebelum menutup pintu. "Duda ditinggal mati kedengarannya lebih baik daripada duda bercerai.""Kamu!" Yudha meninju susuran tangga di sebelahnya.Duda ditinggal mati?Wanita ini ingin mengancam dengan nyawanya lagi?Dia seperti teringat sesuatu dan berbalik pergi de
Baca selengkapnya
Bab 0038
Yara mengenakan kaus dan celana jeans sederhana, naik taksi dan langsung menuju ke tempat tujuan.Sesampainya di sana, Siska dan Pramudya sudah tiba lebih dulu."Rara, di sini!" Siska melambaikan tangannya.Pramudya bangkit berdiri. "Nona Yara, maaf mengganggu waktumu.""Nggak apa-apa. Ditraktir makan kok, mengganggu waktu apanya?"Yara tidak terlalu ingat orang ini. Hanya ingat bahwa dia tampan dan dapat dikatakan cukup terkenal di kampus saat itu.Hari ini baru terhitung pertama kali mereka berinteraksi. Kesan pertamanya cukup baik juga.Pramudya menyerahkan menu kepada Yara dan Siska. "Silakan kalian pesan apa saja yang kalian inginkan."Yara mengedipkan mata pada Siska dan merasa sedikit lebih menyukai Pramudya.Mereka berdua bukan orang tidak tahu diri. Setelah memesan dua tiga hidangan, mereka mengembalikan menunya kepada Pramudya.Tak diduga, Pramudya sangat murah hati dan memesan lagi cukup banyak hidangan. Siska jadi sangat malu dan terus mengatakan dia tidak bisa menghabiskan
Baca selengkapnya
Bab 0039
Yara sungguh terkejut.Dia tidak mengerti kenapa orang yang sudah memindahkan barang-barangnya masih begitu sering datang.Sekarang dia jadi merasa seperti terpergok selingkuh."Kak Pram, terima kasih untuk hari ini."Yara bicara singkat saja. Dia hanya berharap Pramudya segera pergi.Tak diduga, Pramudya ingin menghampiri dan menyapa saat melihat Yudha."Kak Senior masih ingat aku?"Dia satu tahun lebih tua dari Yara dan Siska, serta satu tahun lebih muda dari Yudha.Namun, Yudha bahkan tidak melihat ke arah Pramudya. Langsung berbalik masuk rumah.Yara menahan kekesalannya dan meminta maaf kepada Pramudya berulang kali."Nona Yara," ucap Pramudya agak ragu. "Sebagai orang luar, aku memang tidak berhak berkomentar, tapi ...."Dia melirik pintu dan berkata, "Sebaiknya Nona Yara mulai pikirkan rencana masa depan tentang pernikahan ini."Yara mengerutkan bibir, merasa agak canggung. Dia menunggu sampai mobil Pramudya pergi sebelum kemudian masuk ke rumah."Sudah cukup bersenang-senang?"
Baca selengkapnya
Bab 0040
Yara melirik hasil karya Melanie dan tak kuasa menahan diri mengeluh dalam hatinya. "Yudha, kamu buta sekali!"Saat meninggalkan kantor Melanie, Anita menoleh ke arah Yara. "Apa yang kamu sukai dari pria itu?""Hah?" Yara sejenak bingung diberi pertanyaan tiba-tiba."Dasar estetikanya saja nggak ada. Jiwa senimu sudah habis dimakan cinta?"Yara tertawa dan menggelengkan kepalanya.Anita menggandeng Yara ke dalam kantor dan menyerahkan sebuah formulir pendaftaran."Ini salah satu kompetisi desain terbaik di negeri ini. Perusahaan kita cuma bisa mengirim satu orang. Aku berhasil memenangkan posisi itu untukmu."Yara merasa terharu. "Kak Anita ....""Nggak usah terima kasih." Anita kembali menampilkan sikap sok-nya. "Pulang sebagai juara satu lebih berarti daripada kata-kata apa pun."Dia menatap Yara lekat-lekat. "Yara, aku tahu kamu punya cukup kekuatan untuk melakukannya.""Ya." Yara mengangguk tegas. "Kak Anita, jangan khawatir. Aku janji akan memberikan yang terbaik.""Yang mau diiku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
34
DMCA.com Protection Status