Semua Bab Menikah Tapi Tak Serumah: Bab 51 - Bab 60
63 Bab
Bab 44
Semua ini benar-benar gila! Feiza berakhir duduk berdua dengan Furqon di ranjang kamarnya dengan situasi yang seolah memojokkan Feiza untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada laki-laki jangkung berwajah rupawan itu. Ibu Feiza tidak main-main. Beliau benar-benar menyiapkan atau katakan saja menghias kamar Feiza seperti kamar pengantin sesuai ujarannya sebelumnya. Tidak sepenuhnya, sih. Namun, taburan bunga mawar di atas ranjang Feiza dan bau wangi melati dan kenanga yang menguar di sana. Apa itu namanya? Feiza tidak tahu harus disembunyikan di mana wajahnya. Semua ini benar-benar membuat gadis bermata mongoloid itu malu. Lalu kabar buruknya, Ibu Feiza sepertinya sengaja mengunci kamarnya. Dan yang paling buruk dari yang terburuk, ibu dan ayahnya sempat mengobrol dengan Furqon tadi. Feiza tidak dilibatkan secara langsung. Mendekat untuk curi dengar saja selalu dihalau oleh sang ibu. Namun, Feiza tahu, obrolan ketiganya pasti
Baca selengkapnya
Bab 45
Nurul Faizah Az-Zahra POVGus Furqon berubah. Setelah kejadian malam itu, aku merasa ia mulai menjaga jarak dariku. Benar-benar menjaga jarak. Biasanya, ia akan sangat rajin mengirimku pesan. Sekarang mulai jarang.Seperti hari ini, saat aku membawakan bekal makan siang untuknya. Meski seperti biasanya, Mas Salim yang kumintai tolong untuk mengambilnya, Gus Furqon tidak mengucapkan terima kasih di ruang obrolan kami yang sudah beberapa hari ini sepi.Aku bukannya berharap ucapan terima kasih darinya. Sama sekali tidak! Namun, mengingat ia yang biasa mengucapkan terima kasih untuk hal-hal kecil yang kulakukan untuknya, dan lantas tiba-tiba berubah seperti itu tentu membuatku merasa aneh. Seperti ... ada sesuatu yang mengganjal, ada sesuatu yang hilang.Gus Furqon juga tidak lagi mengambil gambar masakanku untuk dijadikannya instra story. Padahal aku sangat ingat sekali, pertama kali ia kubuatkan bekal makan siang, Gus Furqon menjadikannya cerita di
Baca selengkapnya
Bab 46 (a)
Nurul Faizah Az-Zahra POV Besok sudah hari Kamis lagi, hari di mana aku harus kembali tinggal dengan Gus Furqon di rumah kontrakannya. Pemilwa yang katakan saja menjadi pesta rakyat 'kecil-kecilan' yang dikhususkan untuk mahasiswa telah sukses terlaksana dan pemimpin-pemimpin baru di setiap himpunan mahasiswa dan lembaga eksekutif lainnya telah mencapai hasilnya. Gus Furqon benar-benar terpilih menjadi presiden mahasiswa di fakultas kami setelah memperoleh 70% suara dari ribuan mahasiswa FTIK yang memiliki hak pilih, sedangkan aku sendiri, aku dan Fahmi berhasil mendapatkan suara terbanyak di jurusanku dan menjadi mandataris ketua dan wakil ketua himpunan mahasiswa jurusan PGMI setelah mengalahkan Tiara dan Arif, wakil gandengannya. Semuanya ... rasa-rasanya telah berjalan sesuai rencana. Sesuai yang kumau juga. Namun, aku merasa ada yang salah. Semuanya tidak benar-benar berjala
Baca selengkapnya
Bab 46 (b)
Nurul Faizah Az-Zahra POVKeesokan pagi, aku langsung membuka ruang obrolanku dengan Gus Furqon begitu bangun tidur. Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah kecewa karena pesanku belum dibacanya.Aku mengecek statusnya di semua media sosial yang dirinya miliki, tapi ternyata tidak ada pembaruan.Gus Furqon tidak membuat insta story, WA story, ataupun yang lain.Mas Salim pun sama. Sebab biasanya, aku masih bisa mendapat informasi mengenai keberadaan Gus Furqon melalui pengintaianku terhadap status teman-temannya yang kontaknya kumiliki.Melihat status Mas Satria pun sama saja. Mas Dani juga.Selain ketiganya, tidak ada lagi yang bisa kujadikan sumber memperoleh informasi terkait keberadaan Gus Furqon, karena hanya mereka bertiga teman-teman Gus Furqon yang kontaknya kupunya.Usai mengerjakan ibadah salat Subuh, aku langsung bersiap pergi ke rumah kontrakan Gus Furqon dengan barang-barang yang akan kuperlukan selama empat hari
Baca selengkapnya
Bab 47
Nurul Faizah Az-Zahra POVAku lelah. Jarak yang membentang di antara Gus Furqon dan aku semakin jauh dan lebar, bersamaan dengan dirinya yang harus pergi untuk mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata alias KKN saat liburan semester ini, yang membuat kami menjadi semakin berjarak, tidak hanya secara mental. Namun, juga raga.Untuk mahasiswa transisi semester lima ke enam sepertinya, program KKN gelombang pertama di kampus kami memang bisa diambil ketika liburan pergantian semester. Dan dengan terpilihnya Gus Furqon sebagai presiden mahasiswa fakultas, memutuskan mengikuti program KKN pada gelombang pertama adalah keputusan yang tepat, karena jika ia mengambil program KKN gelombang kedua, maka ia baru bisa mengikutinya ketika liburan transisi semester dari enam ke tujuh nanti, saat kampus dan fakultas kami sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan dan mengadakan ospek yang kini disebut PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) untuk para mahasiswa baru.Se
Baca selengkapnya
Bab 48
Nurul Faizah Az-Zahra POVSesampainya di rumah, aku langsung mengecek ponselku. Hal yang tidak berani kulakukan saat masih berada di angkringan tadi. Takut apa yang dikatakan Selvi dan teman-temanku yang lain benar.Namun, begitu aku mengakses aplikasi Instagram, apa yang diceritakan Selvi dan yang lainnya ternyata benar adanya. Semua itu fakta.Tubuhku langsung lemas saat melihat Gus Furqon benar-benar me-repost story perempuan bernama Ziyana Nafisa itu pada Instagram story-nya.Tampak ia sedang membersihkan rumput di halaman sebuah bangunan masjid, yang kutahu pasti, itu merupakan salah satu program kerja KKN-nya karena aku sudah memantau Instagram resmi KKN mereka sejak lama, sedangkan perempuan bernama Ziyana Nafisa itu, ia berpose melakukan kiss tidak jauh dari Gus Furqon, dan seolah-olah, ciuman itu diberikan kepada Gus Furqon yang terlihat jelas tengah disorot perempuan itu dalam potretnya. Teman-teman mereka yang lain yang masuk ke dalam f
Baca selengkapnya
Bab 49 (a)
“Feiza?” panggil Furqon saat laki-laki itu baru saja keluar dari kamar selepas mandi. Sang kala saat ini menunjukkan pukul 17.03 WIB. Hari Kamis. “Iya, Gus?” balas Feiza yang segera mengalihkan pandangannya dari meja makan yang baru ditatanya. Terhidang beberapa makanan yang baru gadis cantik itu bawa dari indekosnya beberapa waktu lalu, tepatnya saat Furqon tengah mandi. Ada tiga bungkus nasi, sepiring capcai, gorengan ikan nila, dan sekotak Tupperware kecil penuh sambal. “Maaf aku baru bisa ke sini sore, Gus,” dengung Feiza. “Padahal hari ini Kamis. Tapi, paginya aku ndak bisa kemari dulu karena harus pergi ke kampus lebih awal,” lanjutnya menjelaskan alasan dirinya tidak datang ke rumah Furqon sejak tadi pagi seperti seharusnya. “Oh. Iya,” jawab Furqon sekenanya lalu datang menghampiri tempat Feiza. “Njenengan mau makan sekara
Baca selengkapnya
Bab 49 (b)
Feiza cepat-cepat kembali masuk ke dalam kamar ketika Ziyana Nafisa akhirnya berpamitan kepada Furqon. Ia duduk di pinggir ranjang setelah meraih ponsel dari tasnya lalu pura-pura sibuk menggulir video reels di aplikasi Instagram.Cklek.Pintu kamar terbuka dan sosok tegap Furqon muncul dari baliknya.“Tamunya sudah pulang, Gus?” Feiza yang baru berpura-pura sibuk dengan ponselnya menoleh dan melempar tanya.“Iya,” sahut Furqon lalu kembali menutup pintu.“Teman perempuan njenengan siapa, Gus, yang datang?” tanya Feiza pura-pura tidak tahu jika yang tadi datang adalah Ziyana Nafisa. “Kok cuma sebentar?” lanjutnya yang terdengar seperti menyindir.“Oh, teman pengurus DEMA, Fe. BPH-ku,” jawab Furqon. “Ada dokumen yang perlu kutandatangani,” tambahnya.Feiza mencoba mengulas senyuman menutup raut kecewanya karena Furqon memilih tidak berterus terang bahwa yang datang adalah Ziyana Nafisa, perempuan yang belakangan ini sante
Baca selengkapnya
Bab 50
Kabar cinta lokasi Furqon dengan Ziyana Nafisa semakin santer berembus. Terlebih, beredar video pengakuan Ziyana Nafisa jika perempuan cantik itu memang memiliki rasa terhadap sang presiden mahasiswa, Muhammad Furqon Al-Akhyar. Lalu momen-momen kedekatan keduanya semakin banter menjadi sorotan. “Tum, tahu yang namanya Ziyana Nafisa-Ziyana Nafisa itu nggak?” Ririn menyenggol lengan Feiza yang duduk di sebelah kirinya pada salah satu kursi yang ada di dalam basecamp HMJ mereka, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (HMJ PGMI). “Eh?” Feiza yang sebelumnya berkutat dengan sebuah dokumen word di laptopnya menoleh. “Ada apa, Rin?” tanyanya karena sebelumnya memang tidak benar-benar menyimak pertanyaan Ririn. “Itu loh, kamu tahu yang namanya Ziyana Nafisa-Ziyana Nafisa yang katanya lagi deket sama Pak Pres Furqon?” Ririn menjelaskan pertanyaannya dengan perlahan. Sepersekian sekon Feiza langsung terdiam.
Baca selengkapnya
Bab 51
Rencana Feiza untuk segera bertemu dan bicara dengan Furqon tidak berjalan lancar seperti yang diinginkannya. Suaminya itu sangat sulit ditemui. Terlebih, setelah Furqon memberi keputusan sepihak agar Feiza tidak perlu lagi datang ke rumah kontrakan Furqon guna tinggal bersama. Feiza semakin sulit meski sekadar bertatap muka dengannya. Apalagi bicara empat mata.Sebelumnya saat Feiza masih berkeharusan tinggal bersama Furqon selama empat hari dalam seminggu di rumah laki-laki itu, Feiza sudah cukup sulit berdialog karena Furqon yang sangat sibuk bulak-balik meninggalkan rumah untuk mengurus organisasi yang ia pimpin. Bagaimana saat Feiza sudah tidak memiliki kesempatan tinggal dengannya? Tentu bertemu berdua hanya menjadi angan-angan yang semakin susah direalisasikan.Lalu karena saat ini, siang menjelang sore hari di taman samping ndalem rumah keluarga Furqon di Kediri, ketika Feiza akhirnya bisa duduk berdua dengan Furqon setelah ayah dan ibu mertuanya pergi meni
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status