Share

Ayah Tiri Anakku (bukan) Tukang Cilok Biasa
Ayah Tiri Anakku (bukan) Tukang Cilok Biasa
Penulis: Riya Ni

BAB 1

“Mama… kata teman-teman aku… aku sama Riana anak h-haram….” Reana mulai berbicara sambil terisak. “P-padahal kan kita anak Mama….”

Kayra tertohok. Anak seperti apa yang berani mengatakan hal buruk itu kepada putri-putrinya?

Ia baru saja pulang dan memasuki rumah orang tuanya. Tapi, bukan sambutan hangat yang Kayra dapatkan melainkan sebuah isak tangis yang bersahutan dari ruang keluarga.

Kata sang papa, anaknya baru saja dibuli di sekolah karena tidak memiliki ayah. Kayra menatap kedua anak yang ada di pangkuannya. Kayra Agnesia, seorang ibu dari dua anak kembar. Jandanya seorang pengusaha kaya raya. 

Kecantikan wajah dan kesuksesan dalam berkarir tidak menjadi tolak ukur cinta itu bertahan, buktinya Kayra ditinggalkan suaminya saat tengah mengandung anak kembarnya di usia tujuh bulan.

Kayra kira, setelah bercerai dan hidup lebih baik, ia akan bahagia. Tapi tidak dengan kedua anaknya. Ini bukan kali pertama anak-anaknya dibuli hanya karena tidak memiliki ayah.

“K-katanya… karena kita gak punya ayah, kita ini anak pelacur….” Reana melanjutkan, dan terdengar suara tangisan tertahan dari mamanya juga. “P-pelacur itu jahat kan, Ma? T-tapi Mama kan gak jahat….”

“R-Riana udah bilang kalau Ayah udah meninggal… tapi gak ada yang percaya,” Riana mulai menambahkan ucapan kakaknya.

Hati Kayra sakit mendengar cerita orang tuanya tentang putri-putrinya.

"Mama kenapa Ayah ninggalin kita? Hikss…."

"Mama, kenapa kita tidak ada ayah?"

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat kepala Kayra pening. Jujur ia tidak tega kepada kedua putrinya. Tapi, jika Kayra menceritakan ayahnya yang membuangnya jauh sebelum lahir, Kayra takut anaknya membenci ayahnya.

Kayra menjauhkan mereka bukan karena tidak rela, tapi ia takut anaknya membenci ayahnya sendiri.

Pikirannya tertuju pada seorang masa lalu yang jelas sudah menyakitinya. Saat itu, dirinya difitnah oleh kakak iparnya. kakak mantan suaminya itu mengatakan, bahwa anak di kandungan bukan anak dari Nabastala, sang mantan suami.

Jika ditanya siapa yang paling sakit tentu saja orang tua Kayra. Memangnya, orang tua mana yang tidak terluka melihat putrinya dipulangkan, ditalak dalam keadaan hamil besar.

"Aku tidak membencimu, tapi aku enggan mengenalkanmu pada anak kita." Tekad Kayra pada saat itu di dalam hatinya.

***

Malam yang penuh air mata itu berakhir dengan kedua anaknya yang tertidur lelap karena kelelahan. Kayra dan dua putrinya pun terpaksa menginap di rumah orang tuanya.

Pagi harinya, setelah sarapan, mereka pulang sejenak untuk berganti pakaian. Setelah itu, Kayra mengantar anaknya pergi ke sekolah.

Sesampainya di depan gerbang, Kayra mengantar sampai ke depan gerbang. Ia menatap anaknya yang sudah turun dari mobilnya. Saat tiba-tiba…

"Kamu itu jablay ya!" bentak seorang wanita pada Kayra saat dirinya baru berbalik ingin ke mobilnya kembali.

Bingung? Tentu. Kayra tidak mengerti apa yang wanita itu katakan.

Dengan kesabaran penuh Kayra mencoba bertanya. "Apa maksud anda, Nyonya? Kenapa anda mengatakan itu?"

"Jangan sok polos ya! Saya tahu kamu menggoda suami saya!" Ucap wanita itu penuh penekanan. “Kamu chat-chat suami saya berkedok urusan sekolah kan?”

Kayra menatap tak percaya, apa yang wanita itu katakan sedikit pun Kayra tidak mengerti.

Kayra tidak pernah chat pria manapun untuk urusan sekolah anaknya. Terakhir yang ia ingat adalah ada seseorang orangtua murid yang chat dirinya dan bertanya soal buku yang direkomendasikan guru. Kayra sudah membelinya duluan, jadi orang itu bertanya di mana dia membelinya.

Apa itu suami nyonya ini?

"Coba katakan baik-baik nyonya. Apa yang tadi anda katakan adalah salah,” Kayra masih mencoba bersabar. “Saya tidak pernah menggoda suami anda. Bahkan saya tidak mengenalnya." 

Wanita itu menunjukkan ponselnya ke arah Kayra. “Heh! Jangan bohong! Lihat kamu kirim emot senyum-senyum itu gimana maksudnya? Terus foto profil kamu? Sengaja ya pasang pose begitu biar dipuji suami orang, iya?!”

Benar dugaan Kayra, suami wanita itu adalah yang bertanya soal buku tempo hari. Padahal setelah itu, mereka tidak bertukar pesan lagi.

Dan soal foto profil. Apa salahnya memasang foto profil dirinya yang sedang tersenyum di kafe? Pakaiannya pun masih sopan.

“Nyonya, sepertinya tidak ada yang salah dengan foto profil saya,” ucap Kayra, membela diri.

Wanita itu tampaknya tidak menerima ucapan Kayra. Ia langsung mengangkat tangan dan menampar pipi Kayra dengan keras, membuat wanita itu seketika menoleh refleks ke samping.

"Sekali pelacur, tetap pelacur!" Ucapnya lagi penuh emosi. “Dasar janda kegatelan!”

Sekarang, mereka berdua menjadi pusat perhatian di halaman sekolah itu. Anak-anak yang penasaran berkumpul, begitu juga guru dan orangtua murid.

Kayra menatap wanita yang tidak dikenalnya ini. Satu tangannya memegang pipinya yang terasa panas dan nyeri karena tamparan itu.

Kayra memejamkan mata, berusaha menahan emosi. "Bisakah anda mengatakan dengan baik-baik, Nyonya?"

“Kamu benar-benar gak tau malu ya!”

Wanita itu hampir menaparnya lagi, tapi ada tangan yang mencekalnya dari belakang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status