Share

44. Bayaran Untuk Adnan

"Ah, lega banget!"

Kevan merapikan celananya sebelum keluar dari toilet. Dia membuka pintu dengan pelan. Dia berjalan menuju wastafel dan mencuci tangannya.

"Ini toilet kayak hotel aja! Mana WC-nya duduk. Nggak bisa sambil udud pula. Tapi, untung perutku bisa diajak kompromi."

"Kevan Hanindra!"

Seseorang menepuk punggung Kevan. Dia melihat sosok Adnan dari cermin di wastafel.

"Coach Adnan?"

"Iya, Kevan. Saya nggak sangka kamu bener-bener Cucu Tuan Christian." Adnan berbicara terus terang.

Adnan mencuci tangannya di wastafel sebelah kiri Kevan. Dia tidak berhenti tersenyum.

'Astaga! Bisa gawat kalau dia ngomong ke Tuan Rudi!' seru Kevan cemas.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya Adnan begitu menyadari Kevan bengong. "Kok tegang banget? Santai aja, Van! Saya justru takjub kamu yang notabenenya seorang Cucu keluarga kaya masih bisa kerja di rumah Rudi."

Kevan menyadari tidak ada perubahan sikap Adnan meskipun pria itu sudah mengetahui identitas Kevan yang sebenarnya. Tapi, Kevan juga cemas dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status