Share

BAB 47 Kecemasan yang menghantui

Venina melangkah masuk ke ruang kerja Erlangga dengan langkah yang tergesa-gesa. Matanya berusaha menyembunyikan kecemasan yang menghantui pikirannya. Tapi, begitu dia berdiri di depan meja Erlangga, tatapan dinginnya langsung melesat ke arahnya.

"Terlambat lagi?" Erlangga menyampaikan kalimatnya dengan nada yang menusuk.

"Maaf, Pak, saya...." Venina mencoba untuk meminta maaf, tetapi ucapannya terpotong ketika Erlangga menyela dengan cepat, tanpa memberikannya kesempatan untuk menjelaskan.

"Saya ada pertemuan sebentar lagi. Lebih baik kamu bersiap-siap," potong Erlangga tanpa menoleh lagi. Nada suaranya dingin dan tanpa kompromi, menambah beban yang sudah menekan bahu Venina.

Venina hanya bisa mengangguk pasrah, berbalik untuk keluar dari ruangan. Namun, seruan Erlangga yang tiba-tiba membuatnya terhenti di tempatnya.

"Jangan pikir karena semua yang terjadi di antara kita... Kamu jadi bisa terus bertingkah seenaknya seperti ini, Nina!" serunya den

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status