Share

Bab 21

“Kali ini kau lolos, tunggu selesai sarapan Mama ingin bicara denganmu,” ancam Marwa melangkah mengikuti anak keduanya itu.

“Tenangkan hatimu, Nak. Bersikaplah biasa saja, mereka akan kesini. Bersiaplah,” ujar Bi Siti pada Bella.

Gadis itu berusaha menetralkan gejolak dalam hatinya. Menanti reaksi Marwa yang melihat keberadaannya.

“Mari nyonya." Bi Siti menarik kursi yang paling ujung tempat yang biasa ditempati Burhan. Mempersilahkannya duduk.

“Oh, ada kamu, siapa namamu, Nduk,” tanya Marwa ramah meski dia tidak terlalu menyukai gadis yang ditolong menantunya itu tapi dia tidak bisa untuk bersikap kasar.

“Bella Nyonya,” jawab Bella santun.

“Oh, iya saya lupa. Duduklah kita makan bersama. Buka saja cadarmu itu. Supaya tidak mengganggu acara makannya,” pinta Marwa yang mulai penasaran akan wujud di balik selembar kain hitam itu.

“Maaf nyonya, sekiranya mengganggu. Biar saya makan di belakang saja,” tolak Bella tidak bersedia membuka cadarnya.

“Hmm, silahkan,” usir Marwa yang kecewa ata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status