Share

SEBUAH PENGAKUAN

Perlahan Rukma mulai pulih. Hal ini melegakan baik Amasu maupun Jentra. Bagaimanapun penyerangan Walaing ke rumah Jentra adalah hal yang memang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu baik Jentra maupun Amasu yang mengetahui benar dimana lonthar Anarghya itu akan merasa sangat bersalah jika Rukma menjadi korbannya.

"Nimas Sriti. Bisakah kau membuatkan bubur untuk kami? Kami tahu kau lelah. tetapi kami juga sangat lapar dan harus segera menjalankan tugas berikutnya. Jadi kalau kau tidak keberatan untuk membuatkan kami sarapan, kami akan berterima kasih." Kata Wiku Sasodara.

"Tapi jangan ditambah bubuk Purwaceng, ya."Kata Rukma dengan suara yang masih lemah.

"Kau ini!" Sriti melotot kepada Rukma. Rukma nyengir sedikit karena tahu Sriti tak akan berani memukulnya. Sementara Amasu menahan tertawanya.

Saat Sriti pergi. Wiku Sasodara memandang Jentra dan Amasu dengan tajam. Sementara tangannya menyentuh tengkuk Rukma supaya ia tertidur. Sasodara menggunakan aji sirep angin agar Rukm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status