Share

Bab 16.A

Jujur saja melihat Melta mengiba adalah hiburan tersendiri, belakangan ini aku jarang sekali tertawa lepas, sekalipun mata ini melihat acara komedi di layar televisi.

"Apa kamu bilang? jangan lapor polisi? kenapa?" Tanyaku dengan senyum mengejek.

Puas, sangat puas sekali melihatnya merintih dan mengiba, ketakutan yang tergambar di wajahnya seolah obat bagi luka hati yang selama ini berdarah hingga bernanah.

"Aku itu punya hati, Melta, sakit hatiku! Dan kamu harus membayar rasa sakit ini."

Kutinggalkan wajah penuh dusta itu, segera menelpon polisi untuk melakukan penangkapan hari ini, satu hari sebelumnya aku telah melaporkan kasus Melta pada pihak berwajib.

"Kamu akan terjerat dua kasus sekaligus, Melta, lihat saja kupastikan istrinya Devan juga akan menuntutmu," imbuhku dengan tatapan benci.

Melta seperti kerupuk yang disiram air, nyalinya langsung kempes saat itu juga, air matanya mulai menggenang, beberapa kali ia mencuri pandang ke arah Gian, sedangakan lelaki itu hanya diam terpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Husna Mufida
seru sih berharap engga bertele tele yah thor
goodnovel comment avatar
Salman Abi
Apakah Adrian msh tetap ingin penjarakan Melta?...hukuman apa yg tepat buat Gian?...ditunggu updatenya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status