Share

Bab 17.A

Mama terlentang di atas lantai dengan kedua mata yang terpejam, matanya enggan terbangun sekalipun kami sudah berusaha menepuk-nepuk pipinya.

Tante Ajeng yang tak lain istri Om Feri dan anak keduanya sibuk memberikan pertolongan agar mama cepat kembali tersadar.

"Jangan pergi, Melta! Kasihan Ibumu!" teriak Om Feri murka.

Wanita itu melepas cekalan tangan Gian, lalu berlari menghampiri ibunya sambil terisak.

"Mama, bangun, maafin aku," ucapnya dengan derai air mata. Namun, mama belum juga membuka matanya.

"Kita harus bawa Mamamu ke rumah sakit, Melta," sahut Om Feri.

Sedangkan Gian entah di mana mungkin lelaki p*ng*c*t itu sudah melarikan diri, aku tak peduli karena di luar sana para security sedang berjaga.

Jika ia berhasil melarikan diri itu tak masalah, polisi pasti berhasil mencarinya, lagipula aku tahu semua tempat persembunyian anak itu.

"Ini semua gara-gara kamu, Adnan!" teriak Melta sambil memandang wajahku penuh bara.

Aku mendengus, benar-benar tak tahu malu, harusnya ia berka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Salman Abi
Rasain Melta..wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status