Share

Bab 19.B

"Ya sudah Papa akan ke sana sekarang, kita bawa saja ke rumahnya."

Telpon terputus, Om Feri menatapku sendu, wajahnya sangat mendung laksana awan hitam yang hendak menurunkan hujan lebat.

"Mertuamu meninggal, Adnan, dia kena serangan jantung dan dokter ga bisa menyelamatkannya," ucapnya putus asa.

Mendengar berita itu membuatku lega, kutahu perasaan ini jahat, tapi bagaimana lagi aku memang tak rela jika Melta yang meninggal.

"Ayo kita ke rumah sakit, aku akan bantu memakamkan jenazah Mama."

Ia mengangguk dan kami segera pergi dari rumah.

*

Di rumah sakit yang sama Melta juga di rawat, saat Om Feri mengurus jenazah Mama, aku menyempatkan diri untuk melihat Melta, di depan ruangannya ada beberapa orang polisi yang berjaga.

Kami sempat berbincang sebentar, lalu pria yang memakai seragam itu mengizinkan aku untuk masuk. Namun, kutolak, melihatnya dari balik kaca saja itu sudah cukup.

Kupandangi Melta yang terbaring lemah di atas ranjang berukuran tak jauh dari ukuran tubuhnya, perban put
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status