Share

Bab 22.A

Kuajak Haura untuk segera meninggalkan tempat itu, terlalu lama berada di sana hanya sia-sia dan percuma, Gian tersenyum sinis mendapati kami yang pergi karena menyerah meyakinkannya.

Padahal, kepergian kami bukan karena menyerah melainkan akan membuatnya tenggelam dalam lautan penyesalan suatu saat nanti, dan saat itu pula ia tak bisa berenang ketepian untuk menggapai kebahagiaan.

"Kamu akan menyesal, Gian! Ingat bukan hanya rumah tanggaku yang hancur, tapi juga masa depan Haura yang kamu hancurkan, lihat saja sebentar lagi kamu sendiri yang akan hancur." Pesan terakhirku untuknya.

Ia terlihat cuek bahkan terkesan tak takut dengan ancamanku, biarlah ia merasakan sendiri kepedihan itu.

Haura masih meneteskan air mata walau kami sudah berada di dalam mobil, entahlah aku pun bingung bagaimana cara memberikan solusi padanya.

"Sudahlah, Haura, jangan lemah."

Hanya itu yang kukatakan, sejatinya aku pun tak pernah sekuat baja jika masalah sebesar gunung menerpa, hanya dalam bibir aku kuat,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status