Share

Bab 22.B

b

"Biarkan dia menikmati masa tahanannya sebentar, Bu, rasanya ga adil bagiku kalau dia harus bebas begitu saja setelah apa yang ia hancurkan dalam hati ini."

Ibu menunduk, entah racun apa yang merasuki otaknya sehingga setiap kali ia pulang dari rumah sakit selalu itu yang dikatakan.

"Pokoknya mulai besok Ibu ga boleh jagain dia lagi, Melta sudah kuceraikan, dia bukan mantu Ibu lagi!"

Tak ingin mendengar bantahan darinya, aku segera pergi menuju kantor, berdebat dengan ibu sebenarnya hal yang melelehkan, ia tak mudah mengalah dan sedikit keras saat mengambil keputusan.

"Pak Adnan, sekarang ada jadwal meeting," ucap sekretarisku, Susi.

"Ya," jawabku sambil mendelik malas, ingin sekali aku menggantikan dirinya dengan orang lain, teringat perbuatannya tempo hari yang berada di pihak Melta, bahkan kutahu dari para staf karyawan jika ia selalu menggunjing kehancuran rumah tanggaku.

"Ini, berkas-berkasnya, Pak." Ia menyerahkan beberapa buah map dengan senyum mengembang seperti biasa, aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status