Share

Bab 17.B

Cipratan air panas itu sedikit mengenai celanaku dan Om Feri, jika saja kami tidak reflex menjauh, sudah pasti air panas itu mengenai kaki kami lebih banyak.

" Astaghfirullah, Melta!" teriak semua orang bersamaan.

Sedangkan Melta meraung kesakitan sambil guling-guling di atas lantai, hampir satu panci air panas itu mengguyur wajah juga badannya, bagaimana ia tak tersiksa dengan rasa terbakar.

"Om sudah bilang jangan nekat, begini jadinya senjata yang kamu ciptakan malah menyerang dirimu sendiri," gerutu Om Feri kesal.

"Raihan, cepat telpon ambulans, dua sekaligus," perintah Om Feri pada anak sulungnya.

Sementara Sandrina menangis kejer saat melihat ibunya terkapar kesakitan di atas lantai, Shakira gegas membawa gadis kecil itu ke lantai atas.

"Mama ... Mama kenapa?" teriak Sandrina sambil terisak-isak.

"Mama ga apa-apa, Sayang, ayo kita istirahat di kamar," ujar tantenya sambil membawa tubuh Sandrina dalam dekapan.

Aku masih tercenung menyaksikan keadaan yang terjadi, dimana Melta mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status