Share

Bab 55. Benci Ayah

"Bu, nggak mau beli motor?" Ais bertanya ketika susah berada di rumah makan dan baru saja memesan beberapa menu makanan. " Biar nggak bayar ojek, Bu."

Kutarik kedua sudut bibir membentuk senyum paling manis. "Beli dong Sayang. Setelah ini kita beli motor baru ya," ucapku sambil menoel hidung Ais dengan gemas.

Sepertinya pikiranku dan pikiran Ais itu hampir sama. Aku bahkan susah berencana dari kemarin untuk membeli sebuah motor baru, memudahkan dalam segala hal. Karena kan emang motorku yang lama sudah dibawa pergi oleh Mas Asep.

Sebenarnya, aku bisa saat ini juga membeli sebuah mobil meski bekas. Tetapi rasanya terlalu boros, karena tabunganku akan habis semua. Bukankah lebih baik menghemat dalam keadaanku saat ini?

"Yang warna merah ya, Bu." Ais bersorak. "Ais mau yang kayak motornya Rara."

Rara adalah tetangga jauh kami, yang satu kelas dengannya.

"Tentu, Sayang. Nanti kamu pilih sendiri ya."

Ternyata, hidup berdua seperti ini, tidaklah buruk. Bodohnya aku yang selama ini terus sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status