Share

PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU
PERSELINGKUHAN SUAMI DAN ADIK KANDUNGKU
Penulis: ananda zhia

perselingkuhan 1

"Maaf, aku khilaf," tukas Rama dari belakang kemudi saat dia dan Dita baru keluar dari h o t e l melati.

Adik iparnya itu tertunduk. "Iya. Aku juga khilaf, Mas."

"Jangan bilang kakak kamu ya? Kita sekarang pulang saja dan jangan sampai kakak kamu tahu."

Sekali lagi Dita mengangguk. Ramapun melajukan mobilnya. Dia melirik ke arah adik iparnya itu.

"Tapi kamu kalau aku ingin mengajak kamu ke h o t e l lagi, kamu mau kan?" tanya Rama. Dan sekali lagi Dita pun mengiyakan ajakan kakak iparnya itu.

***

"Kalian sudah pulang? Kok agak lama? Mampir kemana nih?" tanya Nana seraya meletakkan ayam goreng ke atas piring di meja makan.

Rama melonggarkan dasinya lalu duduk di makan. Dia meletakkan paper bag di samping piring.

"Cie, Mbak Nana! Aku nggak akan bilang deh. Biar so sweet!" ujar Dita dan segera berlalu ke kamarnya.

Nana mengelus p er ut yang sudah membesar dan mendekat ke arah suaminya.

"Kamu sama adik aku jangan main rahasia-rahasiaan deh. Nanti d ebaynya protes!" ujar Nana tertawa. Dia meraih tangan Rama lalu meletakan nya di atas per ut nya. Tepat sekali saat b ayi di dalam kandungan nya bergerak aktif.

"Wah, ad ek utun sedang main bola ya! Nanti kalau sudah lahir, ajak papa main bola ya!" ujar Rama sambil men ci um pe rut Nana.

Nana tersenyum dan mengelus rambut Rama.

"Jadi kamu sama Dita tadi mampir kemana? Kenapa nggak segera pulang?" tanya Nana sekali lagi.

Rama meraih paper bag di samping nya lalu memberikan nya pada Nana.

"Bukalah!"

"Apa ini?" tanya Nana. Tapi tak urung juga dia menerima paper bag itu lalu melihat isinya. Sebuah kotak beludru berukuran biru yang berisi sebuah ka lung e mas dengan liontin berbentuk hati.

"Aaaarggh! Bagus sekali!" seru Nana dengan senyum terkembang.

"Apa kamu suka? Aku tadi pulang telat karena meminta Dita untuk menemani ku ke toko e mas dan membelikan k alu ng ini untuk kamu," sahut Rama.

"Suka banget! Terimakasih, Sayang!" seru Nana seraya mengecup pipi suaminya.

"Biar aku pakai kan ya?!" tawar Rama. Dia meraih k alu ng itu dan berdiri lalu Nana menggantikan nya duduk.

" K a l un gnya cantik sekali! Pasti m a h a l kan? Apa kamu nggak terlalu b o r o s, Mas?" tanya Nana sambil mendongakkan k epala nya dan melihat wajah sang suami.

Rama menggeleng. "Aku menang te nder. Manajer memberikan u a ng muka karena ide ku yang diterima perusahaan. Jadi aku ingin membelikan kamu sesuatu. Bagiku, asal kamu bahagia, re je ki ku pasti lancar," ujar Rama sambil memasang k alu ng di leher Nana. Dan mengecup k epa la istrinya itu.

"Hm, mesra terus! Dunia milik berdua. Yang lain ngontrak!" seru Dita yang sudah berganti kaus dan celana pendek saat keluar kamar dan duduk di samping Nana.

Nana tersipu.

"Mbak Nana beruntung sekali sih berjodoh dengan mas Rama. Aku juga ingin mempunyai suami seperti mas Rama!" seri Dita.

Nana tampak sumringah.

"Aamiin. Kamu adikku satu-satunya pasti akan selalu mendapatkan hal baik dalam hidup mu. Makanya kamu kuliah yang bener lalu lulus dan bekerja dengan baik. Tingkatkan kualitas hidup kamu agar kamu juga mendapat kan pendamping yang berkualitas," sahut Nana tampak bahagia.

"Tapi kan aku merasa tidak enak karena mbak Nana yang sudah membi aya i kuliahku selama ini dengan bekerja di rum ah sa kit," ujar Dita tampak sungkan.

"Kamu apaan sih? Aku ingin kamu juga bisa menjadi sarjana. Aku senang dan ikhlas memb iaya i kamu. Orang tua kita kan sudah tidak ada. Kita hanya memiliki satu sama lain, Dek!" ujar Nana seraya mengelus rambut adiknya.

Sesaat Nana tertegun. Rambut adiknya ba sa h. Padahal sepulang dari kuliah, adiknya belum masuk ke k ama r ma n di.

"Kamu m an di dimana? Kok rambut kamu ba s ah?" tanya Nana. Dia berdiri dari duduk. Mendadak pandangannya beralih ke rambut Rama.

"Rambut kamu juga b as ah, Mas? Padahal nggak ujan lho!” tegur Nana. Membuat Dita dan Rama salah tingkah.

"Tadi ada teman kampus ulang tahun. Anak-anak me le mpa ri nya dengan tepung dan telur. Eh, nyiprat ke rambut aku, Mbak! Akhirnya aku keram as deh," ujar Dita berusaha tenang.

"Kalau aku agak apes tadi. Masa saat mau masuk ke dalam mobil, ada burung poop di rambut aku?! Mau ngomel, nggak bisa, karena dianya langsung terbang. Akhirnya aku ke ra mas, Yang. Kesel banget, deh!" sahut Rama tertawa renyah membuat Nana dan Dita ikut tertawa.

"Hahaha, ya sudah. Terimakasih sekali lagi atas kalung nya. Yuk, makan dulu. Mumpung libur dinas, aku masak enak nih," ujar Nana mengambil piring.

"Oke, tunggu sebentar ya. Mas mau ganti baju dulu. Oh ya, kamu sudah mengambil cuti kerja, Yang? Kamu jangan terlalu capek bekerja ya. Kan ada mbok Inah walaupun cuma bekerja di sini hanya sampai jam 3 sore, " tanya Rama sebelum berjalan ke arah kamar.

Nana menggeleng. "Belum. Dua minggu lagi, Mas. Aku enggak kecapean kok! Tenang aja. Gih, ganti baju terus kita makan bareng ya."

***

Nana baru saja memberikan o b a t untuk pasien yang akan pulang, saat Rinta, teman kerjanya yang paling akrab, mendekat.

"Na, ada yang ingin aku bicarakan. Tapi aku nggak tega!" ujar Rinta, teman satu shift dengan Nana.

Nana tersenyum dan menatap ke arah Rinta. " Ada apa sih?!? Kayak mau minjem d u it," gurau Nana.

Rinta mencubit lengan Nana. "Bukan ih, uhm, sebenarnya aku enggak tega. Tapi aku pikir kamu harus segera tahu tentang hal ini," ujar gadis berjilbab itu dengan ekspresi wajah serius.

"Eh, kenapa sih? Kamu jangan membuat aku deg-degan ya!" sahut Nana mengerut kan dahi.

Rinta lantas mengeluarkan pons el dan menunjukkan nya pada Nana.

"Dia ... Adik dan suamimu kan? Kenapa mereka berdua keluar dari h o te l bersamaan?" tanya Rinta. Nana yang melihat foto di layar ponsel Rinta sontak terkejut dengan pemandangan itu. Tampak foto Dita dan Rama sedang berang kulan keluar dari pintu depan h ot el melati!

Next?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuniki
Kata²nya banyakan spasi Thoor, tolong diperbaiki biar bacanya enak.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status