Nana, seorang ASN bidan harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui Rama dan Dita, adik kandung nya ternyata berselingkuh di belakangnya padahal Nana sedang hamil tua. Nana pun lalu memasang GPS di mobil Rama dan membuntuti mereka di hotel untuk menggerebek adik dan suaminya itu.
View More"Kalau terjadi apa-apa dengan mama kamu, papa tidak akan pernah mau mengenal kamu lagi. Sejak selingkuh dengan Dita, kita berantakan. Jadi kalau sampai terjadi hal buruk pada mama, silakan tinggalkan rumah, hiduplah berdua dengan istri pilihan kamu. Bertanggung jawab lah dan mandiri karena papa juga akan mengeluarkan kamu dari hak waris keluarga!" seru papa Rama membuat Rama dan Dita terperangah. "Tapi, Pa... Rama kan tidak..."Pak Broto, papa Rama, mengangkat kedua tangannya. "Ssst! Papa nggak mau tahu, itu sebagai bentuk pertanggungjawaban kamu, Ram!" ujar Pak Broto. Baru saja Rama hendak membela diri, saat seorang dokter UGD menghampiri mereka. "Keluarga pasien Ambar!?" tanya Dokter berjubah putih itu. Rama dan Broto berdiri dari bangku panjang depan UGD yang memang diperuntukkan bagi keluarga pasien. "Ya, Dok, bagaimana keadaan istri saya?!" tanya Broto dan Rama hampir bersamaan.Dokter di hadapan Broto menatap ke arah dua lelaki di hadapan nya. "Kami sudah berusaha semaksim
"Keluar kalian! Keluar kamu mas Rama Keluar kamu pelakoooorrrr!!! Sial*n kamu, Mas! Istri hamil malah selingkuh!!!!"Rama tercengang, dia terkejut sekali. Sama sekali tidak pernah terpikirkan bahwa Dita akan menyusul ke kantor nya dan membuat keributan seperti ini. "Siapa dia, Pak?" tanya perempuan di samping Rama dengan panik dan ketakutan."Dia istriku, Bu!""Astaga, Pak Rama! Kenapa istri kamu seperti orang gila?" tanya rekan kerja Rama. Sementara itu Dita yang sedang menggedor kaca jendela mobil Rama semakin kalap karena merasa tidak dipedulikan oleh Rama. Dita bahkan menjauh sejenak dan menunduk untuk mengambil batu sekepalan tangan lalu mengayunkannya ke arah kaca jendela mobil Rama. "Astaga, pak Rama! Istrimu bar-bar sekali! Apa yang ada di pikiran istri kamu sehingga akan menghantam mobil suami nya sendiri?" tanya rekan Rama. Rama segera keluar dari mobilnya lalu menghambur ke arah Dita. "Astaga, Dita! Jangan!" seru Rama sambil meraih tangan Dita dan membuang batu yang di
"Aamiin. Doa yang sama untuk bu Nana," sahut Arjuna. "Tapi sebenarnya saya ... Hm, saya tidak tahu apakah baik jika mengatakan hal ini atau tidak. Tapi jujur saja Bu Nana dan Adam mempunyai banyak kemiripan dengan almarhum istri dan anak saya. Saya seolah melihat anak istri saya ada dalam diri bu Nana dan Adam. Saya tahu mungkin waktu nya terlalu cepat, tapi saya ingin mengatakan apa yang saya rasakan. Apa saya boleh mengenal bu Nana dan Adam lebih dekat lagi?" tanya Arjuna membuat Nana tercengang. Melihat Nana hanya terdiam, Arjuna menjadi tidak enak. "Hm, maafkan saya bu Nana, padahal baru sebulan bu Nana berpisah dari suaminya malah mendengar permintaan aneh-aneh dari saya," sahut Arjuna menyesal. Pipi Nana memerah. "Nggak apa-apa, Dok, saya cuma kaget saja," ujar Nana jujur. "Hm, ya sudah. Kalau begitu, saya minta nomor HP nya saja. Misalkan ada pasien atau hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak, kita bisa saling tukar pikiran," ujar Arjuna sambil men
Bersamaan dengan Rama yang menempeleng pipi Dita, bersamaan itu pula bapak kos membuka pintu depan dengan kunci cadangan. Bapak dan ibu kos serta beberapa tetangga terkejut saat melihat kondisi Dita yang awut-awutan. "Astaga, Dita! Kamu nggak apa-apa, Nak?" tanya ibu kos Dita prihatin. "Huhuhu! Tolong saya, Bu! Saya mau dip erk osa pacar saya! Padahal beberapa bulan lagi kami menikah, rupanya dia sudah nggak sabar dan menuntut saya untuk melakukan hal itu, dan saya malah dianiaya saat menolak, huhuhu!" ujar Dita dengan berurai air mata. Perempuan itu bahkan memeluk erat ibu kosnya. Wajah Rama memucat. "Tidak! Dia bohong! Dia bukan pacar saya! Kalian jangan mau percaya padanya! Dia mencoba memfitnah saya!" seru Rama panik. "Astaga, Mas! Tadi kamu berusaha menodaiku, tapi sekarang kamu mendadak amnesia? Kamu gila ya?" tanya Dita setengah berteriak. Air matanya menderas. Ibu kos Dita mengelus rambut Dita. Mendadak tangannya berhenti karena mera ba darah di kepala Dita yang bengkak
Beberapa saat sebelum nya, "Duh, seandainya aja kamu nggak selingkuh, mungkin weekend gini mama bisa main sama cucu, Ram," ujar mamanya saat sarapan. Rama yang sedang mengunyah ayam, seketika terdiam. "Ma, bisa nggak sih Mama nggak bahas tentang hal itu? Mau diapain lagi? Rama juga nggak bisa memutar waktu lagi," ujar Rama. "Lagipula mama nggak tahu sih kalau pas hamil, berat badan Nana naik berlipat-lipat, jadi malas nyentuh nya, Ma. Dan di saat justru Dita yang hadir dan menggoda Rama. Wajar dong kalau Rama oleng," sambung Rama lagi. Namanya hanya berdecak dengan kesal. "Kalau masalah bodi perempuan itu bisa dibentuk asal ada dana. Tapi kalau perempuan mandiri dan berkarier seperti Nana, kamu nggak akan mudah untuk menemukan nya lagi. Dan lihat ini, Nana begitu bahagia saat menggendong anak kamu. Apa kamu tidak ingin mempunyai keluarga yang utuh dan bahagia? Apa kamu tidak merindukan anak kamu?" tanya Mama Rama sekali lagi seraya menunjukkan profil picture di WAnya yang sedang
Bapak rektor pun telah memberikan mandat pada saya untuk memanggil mbak Dita, dan memberikan surat pengeluaran resmi bahwa hari ini mbak Dita bukan salah satu mahasiswi di kampus ini lagi. Silakan kemasi barang Anda dan tinggalkan kampus ini!" ujar Bu Sri dengan menatap tajam ke arah Dita membuat seluruh tulang Dita bagai dilolosi. Dita ternganga. Wajahnya menegang. "Bu, ini fitnah! Saya bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi!" ujar Dita dengan pandangan mata memelas. Bu Sri mendekatkan badannya ke arah Dita. "Apa? Fitnah kata kamu? Baiklah, kalau memang fitnah, jelaskan pada saya siapa yang ada di dalam video ini!" tuntut bu Sri seraya mengulurkan ponselnya ke arah Dita. Diat menatap layar ponsel itu. Tidak bisa berkata-kata lagi. "Tapi, Bu, aku bisa menjelaskan nya. Biarkan saya menjelaskan dulu apa yang terjadi saat itu," pinta Dita. "Tidak perlu. Anda cukup menjawab pertanyaan saya, siapa kah perempuan yang ada di dalam video itu? Apakah perempuan itu kamu atau bukan
Beberapa saat sebelumnya, Arjuna baru saja memasuki rumah maminya saat Dimas menegurnya. "Mas, kamu kok baru pulang sih? Om dan Tante sudah ke hotel tadi. Mereka mampir ke sini pingin ketemu kita, terus ke hotel, eh ternyata kamu belum datang juga. Malah katanya ada partus. Kan bisa diwakilkan ke bidan di klinik kamu," omel Dimas. Arjuna yang baru saja mengenyakkan pantatnya di sofa melirik sang adik. "Astaga, Dim, kamu bawel banget sih! Aku tadi memang sudah dalam perjalanan ke rumah. Tapi di tengah jalan malah ketemu dengan ibu-ibu hamil yang akan kebrojolan. Aku jadi kasihan lah! Jadi aku antar ibu-ibu itu ke klinik untuk mendapat pertolongan dan ternyata proses persalinan nya berlangsung cepat. Nanti deh, aku ke hotel untuk menyapa Om dan Tante," ujar Arjuna panjang lebar. Tapi Dimas tetap memasang wajah muram. "Emang nya kenapa harus kamu yang mengantarkan ibu-ibu itu? Apa ibu-ibu itu nggak punya suami? Kan suami nya bisa nganterin dia ke klinik atau rumah sakit?" protes Di
Mendadak terdengar suara ketukan kaca jendela dari luar. "Permisi! Saya dokter kandungan! Apa ada yang butuh pertolongan?!"Nana segera menurun kan kaca jendela mobil nya. Dan tampak lah seorang dokter laki-laki dengan tinggi sekitar 180 centimeter yang berdiri di luar jendela. "Dok, dokter! Tolong... Sepertinya saya inpartu!" ujar Nana kesakitan seraya melihat ke arah kakinya. Dokter itu melihat ke arah yang sama. "Astaga! Saya bawa ke klinik saya dekat sini! Nanti mobil kamu biar diderek sama bengkel langganan saya!" seru dokter itu dengan serius lalu segera membopong tubuh Nana dan memasukkan nya ke jok kursi nya yang tengah.Mbok Inah yang panik pun segera mengikuti langkah dokter itu. "Bu, harap ikut dengan saya sekarang! Pasien harus segera mendapatkan penanganan medis lebih dulu! Silakan naik ke jok tengah juga untuk memangku kepala pasien!" instruksi dokter itu. Mbok Inah mengangguk dan segera mengikuti instruksi dokter itu. Dokter itu segera duduk di belakang kemudi lal
"Karena itu direktur perusahaan ini memutuskan untuk memberikan kamu SP 1 yang berkonsekuensi berkurang nya gaji perbulan kamu dan memotong jatah cuti tahunan kamu," ujar Om Rama sambil mengeluarkan selembar amplop dari saku jasnya. Rama seketika mendelik mendengar nya. Dia menerima amplop berwarna cokelat itu dan membaca isinya. "Astaga, Om! Aku kemarin khilaf! Sungguh! Kenapa menjadi seserius ini?" tanya Rama kaget. Om Rama hanya menatap erat- erat wajah keponakan nya dengan serius. "Makanya Om tidak mau selingkuh karena harga selingkuh itu mahal! Gara-gara kenikmatan sesaat dan sesat, kamu kehilangan rumah, anak, istri, bahkan bisa jadi juga kamu kehilangan pekerjaan yang telah kamu bangun dengan susah payah," sahut Om Rama. Rama menelan ludah saat melihat pemangkasan gajinya sebanyak dua puluh lima persen. "Om, sampai kapan gaji saya dipotong? Uhm, kapan gaji saya menjadi normal?" tanya Rama lagi. "Yah, itu kebijaksanaan direktur. Makanya kamu bekerja yang giat dan capailah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.