Share

Pengakuan Istriku (Setelah siasat liciknya terbongkar)
Pengakuan Istriku (Setelah siasat liciknya terbongkar)
Penulis: Iyustine

Rencana Jahat

“Pokoknya Mas harus pulang minggu ini!” tukas Delia setengah menjerit.

Dalam layar telepon genggam Delia, Firman tampak tersenyum-senyum. Berbanding terbalik dengan wajah Delia yang cemberut. Bola mata Delia menatap ke arah lain, tidak mau memandang Firman.

Memang begitu setiap kali Delia punya keinginan, tetapi Firman senang membiarkan hal itu lebih lama dengan terus menggoda. Baginya Delia bertambah cantik kalau sedang merajuk, lagi pula lelaki itu tahu jika istrinya hanya sedang berpura-pura marah.

“Iya deh, Mas usahain pulang minggu ini ya.” Akhirnya Firman mengucapkan kalimat yang sedari tadi diminta Delia.

Seketika senyum Delia merekah, mata bulatnya berbinar menatap gambar Firman. “Bener loh ya, jangan bohong. Pokoknya kalau bohong, aku marah.”

“Iya, besok Mas kabari kamu, Sayang. Mas izin dulu ke—”

“Ah … pokoknya pulang, Mas. Apa Mas enggak kasihan sama aku?” Delia menukas, tetapi nadanya dibuat manja. “Udah enggak kuat nahan kangen, Mas ….”

“Iya, iya, Sayang. Udah larut malam ini, bobok yuk!” sahut Firman, lagi-lagi tersenyum lebar.

“Cium dulu dong, Mas …,” Delia mendesah genit, “biar aku mimpiin Mas.”

Firman tersenyum bahagia. “Muach. Udah sana bobok.”

Panggilan video itu ditutup setelah mereka saling memberi salam. Delia melemparkan teleponnya ke atas ranjang, kemudian perempuan berkulit sawo matang itu berjoget kecil untuk beberapa waktu.

“Yes!” Delia meninju udara seraya memekik pelan.

“Del … Delia ….” Terdengar suara lirih memanggil dari kolong tempat tidur.

Eh, iya, karena terlalu senang Delia sampai melupakan Galang. “Keluar, Bang, udah aman,” sahut Delia berbisik.

Sejurus kemudian Galang muncul dengan gerakan pelan, setelah berdiri dia menepuk-nepuk lembut badannya yang bertelanjang dada.

“Ampun … lama banget, sampai aku digigitin nyamuk,” sungut Galang.

“Maaf, Bang, denger sendiri kan, Mas Firman tadi susah dibujuk.”

“Tapi akhirnya mau kan?” Galang bertanya sambil mulai memakai bajunya.

“Ssst, jangan keras-keras, nanti Faisya bangun,” kata Delia sambil melirik ke pintu.

Galang mencebik, tetapi satu tangannya meraih tangan Delia. Sekali sentak perempuan itu sudah berada dalam pelukannya lagi. Ya, sebelum Delia melakukan panggilan telepon dengan suaminya, mereka berdua sedang berpelukan setelah hampir dua puluh menit menyatu. Menggenapi dosa besar yang sering mereka lakukan.

“Kamu belum jawab, Del. Firman jadi pulang enggak minggu ini?” bisik Galang.

“Tenang aja, Bang. Kan udah kubilang suamiku itu bodoh, dia akan melakukan apa pun yang aku minta,” sahut Delia.

Galang menyembur lega. “Syukurlah. Pokoknya jangan buang waktu, begitu dia sampai rumah harus kamu ajak gituan.”

“Iya, Bang, tenang aja kalau soal itu. Eh, kenapa Abang enggak cemburu sih? Berarti Abang enggak cinta sungguhan dong sama aku?”

“Tentu aja cemburu lah, Del,” tukas Galang, “tapi mau gimana lagi. Situasi belum tepat kan? Kita harus sabar dan main cantik.”

Galang melayangkan kecupan kecil, setelah itu dia bergerak melepaskan Delia dari pangkuannya. “Ya udah ya, kayaknya udah sepi, aku pulang dulu.”

“Enggak mau nambah?” Tiba-tiba Delia membuat gerakan menggoda. “Mumpung Mas Firman belum di rumah loh.”

“Astaga … emang kamu enggak ada puasnya ya, udah dua kali,” Galang menyahut gemas. Laki-laki berambut ikal itu berjalan ke arah jendela. “Cukup, besok lagi ya, Sayang.”

Delia meringis. Dia memang hanya bermaksud menggoda saja. Galang membuka jendela dan melompat keluar, cara yang sama seperti ketika dia datang tadi.

Delia mematikan lampu dan bersiap tidur. Dua hari lagi suaminya akan pulang. Kalau biasanya Delia yang mengulur waktu untuk berduaan dengan berbagai alasan, khusus lusa dia tidak segan-segan untuk meminta terlebih dulu kepada Firman. Pokoknya dia harus menjalankan rencana Galang, yakni membuat sang suami berhubungan badan dengan dirinya sesegera mungkin.

Ah … Delia menarik napas lega seraya memejamkan mata. Galang memang cerdas. Ketakutannya kini telah sirna, Galang sudah memberikan dia solusi atas masalah yang timbul dan Delia yakin semuanya akan berjalan sesuai rencana. Tanpa sengaja dia mengelus perutnya, meski masih rata, tetapi di dalamnya telah bersemayam benih Galang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status