Jika tahu hidupku tak pernah di anggap dan selalu terabai. Kenapa kalian memberikan kehidupan padaku jika berujung aku selalu merasakan dadaku sesak, akan rasa sakit hati. Hingga peristiwa itu terjadi dan aku merasakan rasa sakit hati yang begitu besar. Aku mulai menyadari keinginan akan hadirnya sosok ku sejak awal memang tidak di inginkan. Kenangan buruk yang sudah di torehkan pada ingatanku membuat hidupku penuh akan kegelapan. Namun, aku selalu berpikir masih adakah secercah cahaya untuk menerangi jalan kehidupanku yang penuh akan kegelapan ini? Meskipun hanya sedikit saja?
View More***** Hari sudah gelap dimana Damian baru saja tiba di rumah pukul jam 8 malam. Setelah menyimpan mobilnya ke garasi, ia berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan ruangan yang sudah terang. Heran dengan keadaan rumahnya yang terang serta sebuah suara dari arah dapur membuatnya berjalan ke sana. Hingga ia sampai di sana terlihat seseorang yang sudah ia kenali sedang membelakanginya. "Regan?!" Ucap Leanne terkejut melihat keberadaan Damian di belakangnya. "Kamu baru saja pulang? Aku sedang menyiapkan makan malam. Apa kamu akan makan?" Tanya Leanne sambil menyajikan olahan masakannya ke piring lebar yang tidak lepas dari tatapan Damian. "Ya. Aku akan mandi terlebih dahulu." Ucap Damian dan berlalu pergi ke kamarnya. Melihat suaminya yang sudah pergi, Leanne menyajikan masakannya kembali. Beberapa menit berlalu, Damian yang sudah seles
WARNING!! 18+ ***** Damian yang harus kerja lembur, ia baru saja sampai rumah jam 9 malam. Akan tetapi ruang utama selalu gelap setiap ia pulang malam ke rumah. Entah ini hanya perasaannya saja atau memang istrinya itu tidak ada di rumah. Terakhir kali ia bertemu dengan Leanne lima hari yang lalu sejak kejadian di mana ia membawa Sarah ke rumahnya, dan ia dengan Leanne mengalami pertengkaran kecil. Ia selalu berpikir mungkin istrinya itu memang sedang menghindarinya, karena setiap pagi dirinya akan berangkat kerja Leanne tidak pernah absen untuk menyuruhnya sarapan pagi yang selalu ia abaikan. Namun belakangan ini ia tidak mendengar panggilan Leanne ke padanya setiap pagi. Mungkin juga ia tidak bertemu dengan Leanne karena tiga hari belakangan ini ia memang selalu lembur, itu juga yang ia pikirkan. Namun jika benar Leanne tidak ada di rumah ia harus memastikannya. Damian pun berjalan
***** ▪︎ United States Central Intelligence Agency ▪︎ "Selamat datang kembali, karena kalian tidak jadi barbeque. " Mereka yang baru saja tiba di salah satu ruangan di mana tempat bagi mereka jika di adakannya rapat, langsung di sambut perkataan Adam yang menjengkelkan. Mereka yang sudah terbiasa dengan kata sambutan itu hanya bisa abai saja. Segera duduk di kursi masing - masing. Dengan mendengarnya perkataan seperti itu masih menandakan jika mereka masih utuh. A02 mengeluarkan sebuah berkas serta kotak di dalam tas gendong kecilnya. Menyodorkannya ke arah Adam. "Pemikiran mu membawa 'matanya' untuk retina scan memang berguna, sangat tepat." Ucap Adam sambil mengambil berkas itu dan meneliti tiap lembarnya. "Mereka membuat anak tersangka mati." Ucap A02 datar. "Sudah aku sangka. Mereka tidak akan mening
***** A02, C15, dan E18 saat ini mereka bertiga tengah mengintai sebuah rumah mewah yang berlantai tiga. Keadaan yang gelap membuat rumah megah itu seperti tidak ada penghuninya. "C18 kamu yakin tidak ada siapapun di dalam sana?" Tanya C15 lewat earpiece kecil pada C18 yang berada di dalam mobil tengah sibuk dengan laptopnya, dan ia dengan A02 tengah menyembunyikan diri di balik pohon besar yang lebat. "Ya, tidak ada siapupun. Sudah aku hack CCTV semuanya di dalam rumah itu." Balas C18. "Aku yang akan masuk ke dalam terlebih dahulu, dan C15 berjaga - jagalah aku yakin ini pasti jebakan mereka yang sudah datang." Ucap A02 menatap datar pada rumah megah di hadapannya. "Apa maksudmu?" Sebelum pertanyaan C15 di jawab A02 telah pergi dari hadapannya. Melompati dari pohon ke pohon dengan lincahnya tanpa takut terjatuh, dan mendarat di b
***** Sebuah ruangan yang memiliki satu fentelasi kecil, serta hanya satu lampu yang menerangi ruangan. Terdapat tiga pria dalam ruangan, hanya saja satu orang pria yang cukup berumur tengah duduk di kursi dengan keadaannya yang sangat mengkhawatirkan. Dengan tubuh yang di ikat, serta tangannya di ikat kebelakang. Wajahnya yang babak belur serta berlumuran darah membuat penampilan pria tua itu sangat terlihat menyedihkan di hadapan dua pria lainnya yang tengah berdiri memperhatikannya. BRAK!! Pintu ruangan yang terbuka dengan seseorang yang mulai berjalan masuk. Pakaian yang serba hitam serta topeng berwarna hitam yang sebatas mata. Namun uniknya bagian sebelah kanannya yang terdapat sebuah desain burung Phoenix berwarna gold hingga seluruh wajah bagian kanannya tertutupi. Apalagi ekornya yang di ukir menjuntai sangat cantik. Membuat si pria yang tengah duduk di kursi yang sedang ter
***** "Regan, kamu tidak akan sarapan terlebih dahulu?" Cegah Leanne dari arah dapur, ketika melihat Damian yang sudah akan keluar pintu utama. "Mulai hari ini kamu jangan membuat sarapan atau makanan untukku lagi." Ucap Damian masih dengan posisi menghadap ke arah pintu. "Tapi kenapa? Kita kan sudah membicarakannya masalah ini, dan aku sudah menyiapkannya untukmu." Ucap Leanne Berbalik arah menatap Leanne, "Aku akan sarapan dengan kekasihku. Makanan yang di buat bila perlu kamu buang saja." Ucap Damian yang menohok dan ia berlalu dari sana meninggalkan Leanne yang terus menatapnya sampai Damian menaiki mobilnya dan pergi. Berjalan masuk, dan ke arah dapur setelah menutup pintu utama. "Bi....tolong bereskan meja makan." Ucap Leanne yang hendak berjalan ke arah tangga. "Tapi
***** "Anda........bukankah wanita pemilik toko bunga itu?" Tanya Mr. Davidson kepada Leanna. "Sayang, dia pemilik toko bunga yang tadi pagi aku beli bunga di sana, sekaligus orang yang memberimu bunga selain aku." Jelas Mr. Davidson melihat kebingungan istrinya. "Ahh, benarkah?! Kalau begitu saya berterima kasih kepada anda, dan bunganya sangat cantik. Saya Amanda, dan ini suami saya Federick. " Ucap Amanda memperkenalkan diri serta suaminya Mr. Davidson. "Sama - sama, saya senang jika Mrs. Davidson menyukai bunganya. Saya Anne." Ucap Leanna. "Panggil Amanda saja, dan kamu istri dari Mr. Romanov?" Tanya Amanda yang di angguki Leanna. "Mr. Damian, maaf saat anda menikah. Saya tidak bisa hadir, karena itu saya tidak mengenali istri anda saat saya beli bunga di tokonya. Kalian sepasang suami istri yang serasi." Ucap Federick di akhiri pujiannya pada Damian dan juga Leanne. "Tidak apa - apa Mr. Davidson. Terima kasih, dan kalian pun begitu terlihat sangat serasi. Apalagi ka
*****Leanne turun serta membayar argo taxi, setelah tiba di kediaman orang tuanya.Berjalan ke arah pintu serta mengetuknya, sampai tiba seseorang membukanya dari dalam. "Ternyata kamu, Nak?" Tanya Anita ketika siapa yang bertamu. "Di mana suamimu?" Tanyanya lagi sambil melihat ke arah belakang putrinya, namun tidak menemukan siapapun. "Aku kesini hanya mengambil barangku yang tertinggal." Ucap Leanne membuat Anita sedih. Semampu mungkin, ia memasang wajah bahagianya menyambut kedatangan putrinya. "Apa perlu ibu bantu?" Tawarnya. "Tidak usah." Ucap Leanne dan menerobos masuk tanpa melirik ke arah Anita. Leanne berjalan ke arah tangga di mana kamarnya berada di lantai dua. Masuk kamarnya serta mengambil barang yang ia perlukan. Mengambil kunci mobilnya yang terakhir kali ia simpan di laci meja nakas. Hendak berbalik ke arah pintu gerakkannya terhenti ketika ibunya berada di dalam ruangan yang sama dengannya. "Nak, makanlah dulu kebetulan ibu memasak makanan kesukaanmu."
Damian yang sudah rapih dengan setelan kantornya, keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga hendak pergi ke kantor. Saat tiba di bawah ujung tangga ia melihat Leanne yang menghampirinya. "Regan, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat bekerja." Ucap Leanne yang memakai celemek bermotif bunga sakura terlihat cantik dengan rambut hitam nya yang di cepol asal. "Regan?" Tanya Damian heran. "Ya. Apa kamu tidak keberatan jika aku memanggilmu seperti itu?" Tanya Leanne. "Hm..tidak masalah." Jawab Damian acuh tak acuh. "Dan... seharusnya kamu tidak perlu menyiapkan sarapan untukku. Lagian aku tidak terbiasa untuk sarapan pagi yang berat." Lanjutnya. "Regan, aku tahu jika pernikahan ini hanya untuk sementara. Tapi aku ingin, selama kita masih berstatus suami istri. Aku ingin menjalankan segala hal keperluan mu sebagai seorang istri." Ucap Leanne. "Aku tidak bisa lepas dari tanggung jawabku. Maka dari itu, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat. Walaupun hanya sedikit saja kamu m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.