Share

178. Dok?

Berulang kali Vania mengatakan…

‘’Gav, baiknya aku tidak menjenguk mama. Kamu saja, ya?’’

Namun berulang kali juga Gavi menjawab…

‘’Tidak baik bersikap begitu, Sayang. Biarkan mama dengan sifat buruknya, kamu jangan ikut-ikutan.’’

‘’Tapi—’’

‘’Percayalah. Mama hanya sementara saja begitu. Tidak akan selamanya.’’

Namun bagi Vania sudah sangat lama. Bahkan secercah sikap bila Yura akan berubah pun tidak kelihatan sama sekali.

Tapi khirnya, di sanalah Vania berada. Berdampingan dengan Gavi di depan kamar sang mertua.

Yura tengah tidur dengan Lia yang menjaga. Lega sekali napas Vania, karena tak perlu berkontak mata sekaligus bertatapan wajah.

Kalimat tanya yang telah disiapkan pun tampaknya tak perlu keluar dari mulut Vania.

‘’Bagaimana mama?’’

‘’Tuan,’’ Lia melirik Vania sekilas. ‘’Nyonya membaik, Tuan.’’ Sebenarnya ada yang ingin Lia sampaikan. Namun tak enak mengatakannya.

‘’Ada apa? Katakan saja,’’ seru Gavi melihat gelagat takut di mimik sang art.

‘’Anu, Tuan. Itu… tadi…’’

‘’Bibi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status