Share

SEBENARNYA AKU KAYA
SEBENARNYA AKU KAYA
Penulis: Maya Har

Bab 1 Dibilang Tua

"Mbak Hana, kok, wajahnya keliatan agak tua, ya?" Adik iparku mengomentari keadaanku ketika aku menyediakan minuman dan cemilan di ruang tamu.

"Eh, iyakah?" Aku merasa salah tingkah dan sedikit malu karena ucapannya.

Terlebih ketika semua mata beralih kepadaku. Mungkin mereka hendak memastikan perkataan saudara perempuan satu-satunya suamiku itu. Menjadi pusat perhatian membuatku semakin salah tingkah. 

"Hus, apa, sih, kamu Win?" tegur bapak mertuaku pada putri keempatnya. 

"Eh, beneran, Pak! Coba, deh, lihat!" Wina menunjuk ke arahku tanpa merasaa bersalah. Seolah tak mengerti atau mungkin tak peduli jika hal itu membuatku malu.

"Kamu ini, Win!" Kulihat Bapak melotot ke arah anaknya itu.

"Padahal, kan, Mbak Hana sama aku lebih tua aku usianya. Tapi wajahnya kaya lebih tua Mbak Hana." Kembali ia berucap tanpa menghiraukan kode yang diberikan sang ayah.

Sementara yang lainnya kulihat juga berusaha menegur Wina dengan menyenggol lengan perempuan yang memakai kaos cokelat muda itu. Namun, ada juga yang memandang rendah, mengiyakan penilaian yang tertuju padaku.

"Ya gimana mau kelihatan muda, dandan aja ga pernah," gerutu ibu mertuaku. "Baru juga punya anak satu, kaya repot ngurus anak banyak. Sampe ga sempat ngurus diri sendiri" ucapnya lagi dengan nada ketus.

Aku menoleh ke arah ibu, memerhatikan wajahnya yang terlihat seolah meremehkanku. Entahlah, kenapa mertua perempuanku itu selalu saja sinis semenjak kehadiranku di rumahnya. Padahal aku sudah berusaha untuk berbuat baik dan mengikuti segala yang diinginkannya.

Lagipula kesibukanku juga karena mengurus rumah ini. Ibu tak bersedia jika ada asisten rumah tangga. Buang buang uang katanya. Jadilah, aku yang mengurus segalanya. Apalagi jika sedang berkumpul seperti ini. Tentu akulah yang paling disibukkan melayani semuanya.

Hanya saja, mungkin ibu kurang puas dengan kemampuanku dalam mengurus rumah. Aku memang belum terampil dalam memasak, tetapi setidaknya aku mau berusaha untuk belajar.

Belum lagi kebiasaan yang kami lakukan banyak perbedaannya. Tapi, itu tak masalah andai ibu mau mengajarkan. Sayangnya perempuan berusia 60 tahun itu hanya diam saja melihat pekerjaanku, tetapi rupanya di belakang, ia membicarakan ketidakpuasannya terhadap apa yang kulakukan.

Aku menatap Wina yang tersenyum miring. Entah apa maksud dari senyumannya itu. Sedangkan kulihat Mas Pras juga ikut tertawa tanpa suara melihatku disudutkan seperti ini. Seolah itu hanya sebuah candaan. Hatiku semakin perih melihat sikap suami yang tak berusaha membelaku.

"Han, ada lagi ga yang mau disuguhin. Sini Mbak bantuin," ucap Mbak Ayu yang ternyata sudah berada di sampingku. Sepertinya ia berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Oh, iya, Mbak. Ada kue lapis legit sama beberapa snack buat anak-anak," aku menjawab sambil menoleh kepadanya.

"Ya udah, yuk, sini Mbak bantu bawain. Anak anak pasti seneng ada jajanan."

Aku mengangguk dan melangkah ke dapur bersama Mbak Ayu.

Setiap sebulan sekali, anak anak ibu yang lain datang menjenguk. Sebelumnya, mereka janjian akan datang pada waktu yang bersamaan. Sehingga setiap bulan, tentu akan selalu ramai dengan berkumpulnya lima anak mertuaku berserta menantu dan keenam cucunya.

"Han, jangan diambil hati, ya, ucapan Wina dan ibu!" Mbak Ayu memegang lenganku, memberi kekuatan.

Aku yang sedang menata kue lapis, langsung menoleh dan tersenyum padanya sambil mengangguk.

"Iya, Mbak Ayu."

Memang tidak mudah tinggal satu atap dengan mertua, terlebih sejak awal terlihat jika ibu tidak menyukai hubunganku dengan Mas Prasetyo. Begitupun dengan Wina. 

Setelah menikah, kami langsung menetap di Bandung selama empat tahun. Setelah itu pindah ke Jakarta karena Mas Prasetyo dipindah tugaskan. Awalnya, aku ingin mengontrak tetapi ibu meminta kami tinggal bersamanya. 

Aku sempat menolak, demi menjaga kenyamanan. Seperti kata orang dekat bau ta* jauh bau wangi. Namun, aku tak kuasa menolak permintaan suamiku yang ingin merawat ibu dan bapaknya.

"Oh, ya, nanti mbak kirimin skincare dari dokter yang adiknya selebgram itu, ya. Mbak cocok, loh, pake itu."

"Eh, ga usah, Mbak."

"Ga apa apa, kebetulan Mbak beli banyak. Maklum emak-emak, nyari diskonan." Mbak Ayu terkekeh menyebut kebiasaan para ibu ibu dalam berbelanja.

Aku turut tersenyum walau dengan hati teriris. Sebenarnya aku sudah menyadari wajahku terlihat kusam dan berkerut. Enam bulan terakhir, jatah keuanganku dipangkas oleh suamiku, dan hanya cukup untuk membeli kebutuhan Sakha. 

Ia mengatakan jika kami harus berhemat agar bisa memiliki rumah sendiri. Padahal aku juga berencana membeli yang tidak terlalu mahal. Lagipula, pemakaiannya sangat hemat. 

Untuk satu paket bisa dipakai selama dua bulan dengan harga terjangkau. Namun, selalu saja banyak alasan jika aku meminta lebih untuk membeli skincare. Di akhir, suamiku selalu berkata jika ia menyukaiku  apa adanya.

Tapi lihatlah! Ketika adiknya menghina, suamiku hanya diam saja. Bahkan, kepergok tengah tertawa. Padahal aku seperti ini karena ulahnya yang mengurangi jatah bulananku. 

Belum lagi perasaan yang selalu tersakiti dengan sikap mertua, ipar, juga keluarga ibu yang tingggal di sekitar sini. Membuat setiap kerutan di wajahku semakin bertambah karena pikiran.

"Makasih, ya, Mbak!" 

Terlihat Mbak Ayu mengangguk sambil tersenyum. Beruntung masih ada Mbak Ayu yang bersikap baik padaku. Wajah yang cantik juga pekerjaan yang bonafit tak menbuatnya sombong dan merendahkan orang lain. Aku kagum padanya.

Suara dering ponsel  mengalihkan perhatian kami. Itu milik Mbak ayu yang diletakkan di meja. Mulutku langsung menganga ketika melihat layar yang menyala karena panggilan. Loh, itu, kan ....

*****

Terima kasih yang sudah berkenan membaca. 🤎

Teman-teman bisa juga baca cerbungku yang lainnya.

1. SUKSES USAI DISELINGKUHI_TAMAT.

Istri yang kuanggap lemah dan tidak berpenghasilan, justru semakin sukses setelah aku tinggalkan. Dia terlihat cantik dan bahagia sementara aku ...

2. KESUKSESAN ISTRI BERDASTER_TAMAT.

Gajiku 15 juta. Saran ibu, aku cukup memberi istriku dua juta untuk kebutuhan keluarga. 

Akan tetapi, istriku tak becus mengurus segalanya. Lihat saja! Masa makan sama tahu tempe terus, mana penampilannya selalu kucel pula. Dikemanakan gaji yang kuberikan padanya?

Terima kasih🤎🙏🏻

Happy reading🤎

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status