Share

Berbohong

"Sayang ...." Bara tak kalah panik. Dia bingung, apa yang telah terjadi pada Cintya. Perasaan, saat ditinggal istrinya masih baik-baik saja. Namun, saat mereka kembali, Cintya sudah menangis tersedu.

Cintya langsung menghambur ke pelukan umi Khofsoh. Sang mertua yang tidak mengerti apa-apa juga bingung.

"Ceritalah, Nduk. Ada apa?" tanyanya dengan sabar.

Dia membelai lembut punggung sang menantu. Cintya bukan hanya seorang menantu. Bagi umi Khofsoh, dia sudah seperti anak kandung, yang setiap duka dan laranya umi Khofsoh ikut merasakan.

Cintya masih saja tergugu. Bara melihat tangan Cintya, yang menggenggam ponselnya. Secara perlahan, dia mengambil benda pipihnya dari genggaman Cintya.

Aisya. Bara melihat nama Aisya di urutan pertama, pesan di aplikasi hijau. Namun kosong. Tak ada pesan apa-apa dari Aisya. Lantas, apa yang membuat Cintya sampai menangis begitu?

Setelah tangisnya mereda, Cintya melepaskan pelukannya pada umi Khofsoh. Dia mengelap pipinya yang basah dengan ujung jil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status