Share

Umi Curiga

"Umi duduk di tengah saja, ya. Di samping mas Bara. Katanya umi takut lihat bawah," ujar Cintya saat mereka hendak melanjutkan perjalanan ke kota Palu.

Bara hanya menatap Cintya heran. Kelakuan Cintya semakin aneh, seolah dia ingin menghindar darinya. Untung saja umi menurut, tak banyak tanya. Sehingga mereka tak perlu menyiapkan jawaban palsu.

Kali ini umi Khofsoh tak terlalu takut seperti tadi. Dia melakukan hal yang sama, saat penerbangan dari Surabaya ke Makasar.

Sepanjang perjalanan, mereka lebih banyak diam. Ketiganya mencoba memejamkan mata, sekedar untuk mengistirahatkan raga yang mulai lelah. Meskipun tidak benar-benar tidur, setidaknya mereka bisa mengistirahatkan jiwa dan raga yang lelah.

"Saya agak pusing, Mi." Cintya menyandarkan kepalanya yang terasa berputar.

"Bara, ini Cintya pusing lho," ujar umi Khofsoh panik.

Bara langsung menoleh ke istrinya. Dia melihat Cintya bersandar dengan mata terpejam.

"Sabar ya, sebentar lagi kita sampai. Mau dimintakan obat?"

Cinty
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
cintya terlalu oon dibikin penulis sementara pelakor balangsakk bawel caper.. hempaskan tolong pelakor aisya thor.. muakkk
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
cintya mending pisah gugat cerai mantabkan hati ,bara hatinya sdh terisi dengsn aisya ,klu bertahan yang ada sakit hati ,sekarang sdh punya anak semoga sehat lancar lahiranya ,laki"klu sdh berkhianat akan sulit untuk di miliki lagi.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status