Share

Pesan di ponsel Bara

Cintya baru sadar, kalau pesawat akan mengudara, saat lengannya digenggam umi agak kuat. Cintya lantas mengelus punggung tangan sang mertua dengan lembut. Benar saja, perlahan genggaman itu mulai mengendur. Cintya berhasil, membuat uminya lebih tenang.

"Umi tidur saja. Nanti kalau sudah mau sampai aku bangunkan," ujar Cintya.

"Mau pakai jaket, Mi?" tawar Bara.

Umi hanya menggeleng. Dia menurut. Perlahan ia memejamkan mata. Perjalanan antara Surabaya ke Makasar memakan waktu sekitar satu jam setengah. Setelah transit di bandara Sultan Hasanudin Makasar, barulah mereka melanjutkan perjalanan lagi ke Palu.

"Sepertinya kita menginap dulu di Palu, karena penerbangan ke Tolitoli baru ada besok," ujar Bara.

Penerbangan dari kota Palu ke Tolitoli memang tidak setiap hari ada. Hanya ada dua kali dalam seminggu.

"Kita mendarat saja naik mobil," usul Cintya. Dia ingin segera sampai rumah.

"Tidak. Kasihan umi dan juga Kamu. Lagipula, aku enggak mau terjadi apa-apa sama anak kita. Meskipun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
kamu terlalu bodoh cintya... klo kamu merasa sakit kenapa bertahan, jangan mikirin perasaan orang tapi diri yg dipikirkan
goodnovel comment avatar
Marianah
cintya terlalu bucin tp jg bodoh udh tau sakit knp jg laki model bara msh dipertahankan. lgian gk bklan dia mau ceraikan aisya gitu aja
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
cerai saja ambil dulu semua hartanya diam2 itu hakmu dan anakmu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status