Share

Dia Maduku

Cintya bernafas lega karena dugaannya salah.

"Obatnya nanti diminum, ada yang sebelum makan dan sesudah makan!"

"Iya Dok."

Cintya semakin bernafas lega. Ketakutannya tidak terbukti.

"Mel, yuk ngobrol di luar!" ajak Cintya setelah Mela memberikan obat buat Aisya.

"Terima kasih, Dok!" ucap Aisya setelah dokter Mela pamit.

"Rajin makan, meskipun sedikit!" ujar dokter Mela sebelum meninggalkan Aisya.

Aisya tersenyum bahagia. Ternyata Cintya masih mau merawatnya.

Cintya mengajak dokter Mela duduk di taman samping, agar Aisya tak mendengar percakapannya. Dokter Mela semakin dibuat bingung oleh tingkah sahabatnya.

"Beneran dia enggak hamil?" Cintya kembali memastikan, setelah keduanya duduk di ayunan.

Dokter Mela membenarkan letak kacamata yang bertengger di atas hidungnya yang mancung.

"Enggak, dia terkena infeksi usus. Tadi 'kan sudah kubilang."

"Syukurlah," jawab Cintya lega.

Lagi-lagi dokter Mela heran. Siapa sebenarnya gadis muda tadi, sampai-sampai Cintya begitu khawatir.

"D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
terlau bodoh jadi perempuan, mau aja diduakan.. walaupun gak punya anak jangan bego jadi perempuan itu ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status