Share

Menghilangnya Cintya

"Cintya."

Bara berteriak sambil menggedor pintu. Setelah ditelfon mbah Yah, sore itu juga ia berangkat. Proyek pembangunan ia serahkan kepada kepala mandor kepercayaannya.

Bara semakin cemas, karena malam ini rumahnya gelap gulita. Perjalanan selama hampir delapan jam tak ia rasakan. Rasa khawatir kepada kedua istrinya menghapus lelahnya.

Bara mengeluarkan ponsel, mencoba menghungi nomor Cintya. Hanya suara operator yang menjawab.

"Aisya."

Bara juga memanggil istri keduanya, namun sama, tidak ada jawaban. Bara mencoba mengetuk jendela kamar Aisya, tapi nihil. Sepertinya memang tidak ada orang di rumahnya.

Bara berlari ke pintu samping. Dia menggedor pintu semakin keras, tak peduli tengah malam.

"Cintya," teriaknya lagi.

Bara mencoba menelfon Cintya lagi, namun tetap sama hasilnya. Bara mulai frustasi. Diremasnya kuat rambutnya.

Bara segera berlari ke mobil. Dia melajukan mobil dengan kencang. Untung saja jalanan sudah sepi, sehingga ia bebas ngebut. Dibelokkan setir m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status