Share

Menemukan Aisya

Mbah Yah memberikan isyarat, dengan menempelkan jari telunjuknya di depan bibir agar Bara tak ribut.

Mbah Yah mengajaknya duduk di luar.

"Mbak Aisya baru saja bisa tidur, Pak," ujar mbah Yah dengan suara parau khas orang bangun tidur.

Bara mengusap dadanya lega. Tidak sia-sia dia ke sini dan membangunkan mbah Yah. Bara tak sabar dan tak mengindahkan mbah Yah. Dia segera berjalan cepat ke dalam. Dia ingin segera melihat istrinya.

Mbah Yah yang tahu maksud Bara, segera menyusul. Dia menunjukkan kamar di mana Aisya tidur.

Bara segera memeluk istrinya. Dia menghujani istrinya dengan ciuman.

Kriet

Ranjang tua dari kayu ikut menjerit, karena ketambahan beban.

Merasa ada yang memeluknya, Aisya langsung terjaga. Mata sembabnya mengerjap, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk. Sejenak ia lupa, kalau tidur di kamar mbah Yah. Aisya segera mendorong Bara, karena takut dilihat mbah Yah.

"Kamu enggak apa-apa?" Bara seolah tak menghiraukan penolakan istrinya.

Aisya hanya menggeleng lemah. Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status