Share

Chapter 17

“Bagaimana dengan Libert?” Tanyaku kepada Bertha yang tergeletak malas di lantai perpustakaan.

Rambut panjang berwarna biru lautnya tergerai lebar mengisi permukaan lantai dengan luas. Gaun yang biasanya dia pakai juga menjadi kusut saat di berguling-guling kesana kemari.

“Aaaaaaa.” Bertha tidak menjawabku dan tetap berguling-guling dengan wajah kecewa.

“Hei. Aku tanya bagaimana dengan Libert.” Aku cemberut dan bertanya lagi. Tapi tubuh Bertha tetap berguling mengabaikan kalimatku.

Roh ini masih ngambek karena dia kalah.

Aku mendengus, “Kau itu roh yang sudah hidup lebih dari ratusan tahun. Kenapa kau masih ngambek saat kalah permainan seperti ini?”

Bertha berkedut dan berhenti berguling, bangkit ke posisi duduk dia melihatku dengan tatapan dengki, “Kalau aku kalah 1 atau 2 kali aku tidak akan sekecewa ini. Tapi ini sudah lebih dari 300 permainan dan aku belum menang. Bagaimana aku tidak kecewa?”

“Bukannya malah kau seharusnya terbiasa?”

Kali ini Bertha yang mendengus, “Hah! M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status