Semua Bab AYAH UNTUK DEVAN: Bab 101 - Bab 110
126 Bab
BAB 101
Malam itu IGD Mawar Medika tampak ramai karena adanya kecelakaan beruntun di dekat rumah sakit tersebut. Dua puluh menit waktu yang ditempuh mobil Adryan, dan sampailah mereka di Mawar Medika. Di loby IGD sudah ada dua perawat yang memang sedang menunggu mereka. Di perjalanan tadi, dokter hematologi itu sudah menghubungi beberapa rekannya yang sedang bertugas di IGD agar menyiapkan brangkar. Keluar dari mobil, Adryan langsung menggendong Helsa keluar dari sana dan membaringkan istrinya pada brangkar. Helsa didorong ke dalam IGD terlebih dahulu untuk memasang infus. Bukan tanpa sebab Helsa diinfus, Adryan takut terjadi pendarahan secara tiba-tiba saat di ruang bersalin. Kondisi kadar hemoglobinnya memang sudah stabil, namun Adryan masih saja khawatir. Pria itu sendiri yang memasang infus pada tangan kiri istrinya. Sweet banget kan readers ... Helsa mati-matian menahan tangisnya. Beberapa saat kemudian, Renata tiba bersamaan dengan dokter Sofia. "Mama," spontan Helsa menangis ketik
Baca selengkapnya
BAB 102
"Akmal Devandra Van Brawijaya," sebut Adryan. "Azlan Devandra Van Brawijaya." Adryan dan Helsa memandang ke arah pintu masuk ruang persalinan. Renata masuk, bersamaan dengan Adryan menyebut nama bayi tersebut. "Dulu, sebelum Mama dan Papa punya Helsa, Mama pernah hamil," ungkap Renata. Digendongnya bayi itu dari pelukan Adryan, lalu menciumnya dengan lembut. "Kandungan Mama lemah, dan Mama keguguran saat usia kandungan memasuki enam bulan," jelas Renata. "Kakak kamu berjenis kelamin laki-laki, Mama udah siap namanya, Azlan. Dan sekarang Mama mau nama itu untuk cucu pertama Mama," tutur Renata. "Jadi Helsa punya kakak? Kenapa Mama sama Papa nggak pernah cerita?" tanya Helsa. "Nggak usah dibahas, lain kali aja gimana? Kamu istirahat, sayang," tambah Renata. "Azlan Devandra Van Brawijaya, Papa pasti senang sekarang," seru Renata. "Adryan nggak masalah, kan?" tanya Renata. Pria itu membalas dengan anggukan yang diselingi senyuman begitu tulus. Adryan
Baca selengkapnya
BAB 103
Senja kini berganti malam. Adryan memasuki rumah dengan pakaian futsal, dan lebih parahnya dalam kondisi mabuk. Entah ada apa dengan pria itu, yang pastinya sore tadi ia keluar untuk bermain futsal.Helsa yang memang sedang duduk pada kursi pantry meneliti cara berjalan suaminya yang sedikit sempoyongan. Terakhir Adryan menyentuh minuman haram tersebut saat mereka di Bali. Ada yang masih ingat kan tragedi Helsa ninggalin dia?"Minta izinnya main futsal, kenapa pulangnya mabuk?" sindir Helsa.Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Helsa baru saja meniduri Devan, dan baru sempat menikmati makan malamnya. Ia sendiri tahu bahwa suaminya akan makan bersama teman-temannya di luar setelah selesai bermain futsal.Adryan mencari keberadaan suara lembut itu, namun langsung terjatuh pada sofa di ruang tengah."Nggak Devan, Mas Adryan juga sama aja," cetusnya tak suka. Ia segera merapikan meja, meletakkan piring dan gelas pada wastafel dapur.Helsa menghampiri suaminya yang tertidur di sana,
Baca selengkapnya
BAB 104
Selepas kegiatan intim malam bersama istrinya, Adryan terbangun dari tidur. Sayup-sayup terlihat telapak tangan mungil yang sedang meraba wajah kantuknya. Hari masih terlalu pagi untuk bangun di hari libur, namun pergerakan kecil itu seperti ingin mengajaknya bermain.Di sisi kiri ternyata Helsa menghalanginya dengan bantal guling agar Devan tidak terjatuh ke lantai. Sepertinya wanita itu sedang di dapur, menyiapkan sarapan.Oh my god, jangan lupakan bahwa pria itu masih dalam keadaan naked."Good morning, my little bad boy," ucap Adryan sembari mencium gemas pipi gembul itu. Masih di dalam selimut, ia membawa Devan dalam pelukannya.Suara tawaan Devan begitu melengking ketika Adryan menggelitiknya. Gusi tanpa gigi itu terlihat sangat menggemaskan saat tertawa. Jangan lupakan bahwa bayi berusia tiga bulan itu memiliki lesung pipit."Mas Adryan!" Helsa menegurnya, ia tahu jika Devan sudah tertawa seperti itu, maka tidak lain adalah kelakuan suaminya.Terkadang Helsa merasa kesal pada A
Baca selengkapnya
BAB 105
Rumah besar bagaikan istana itu terasa sepi. Tidak ada suara tawa dan tangisnya Devan, tidak juga terdengar suara Helsa. Semuanya hilang. Adryan merebahkan tubuh lelahnya diatas ranjang king size, menatap langit kamar yang terasa kosong dengan perasaan bersalah. Sudah tiga malam ia tidur sendiri tanpa Helsa bersamanya, tanpa Devan juga.Wanitanya meninggalkan rumah semenjak kejadian itu. Helsa pergi membawa Devan ke rumah Bunda dan Ayah. Wanita itu mengadu dengan tangisan pada mertuanya. Menceritakan Adryan yang begitu kasar padanya sore hingga malam itu. Malam itu juga Bunda menghubunginya, memarahi Adryan habis-habisan. Bukan hanya Bunda, Ayah dan Jefry turut menceramahinya. Ya, dokter itu mengaku dia salah. Cemburunya berlebihan, Helsa bahkan tidak mau membawa ponselnya agar tidak diusik suaminya. "Jangan lama-lama marahnya, sayang," lirihnya. Lama berpikir, pria yang masih mengenakan kemeja kerjanya bertekad untuk membawa pulang anak dan istrinya malam ini juga. Adryan k
Baca selengkapnya
BAB 106
"Alaska? Melihat Aurora, Mas?" Matanya mengerjap berulang kali. Tidak pernah terlintas tentang Alaska dengan kecantikan Aurora di dalam benaknya. Helsa tertegun, ia menatap curiga pada pria itu. Apa mungkin dia berbohong hanya untuk mendapatkan maaf darinya? "Mau bilang Mas bohong?" Seolah tahu dengan jalan pikiran istrinya, Adryan langsung angkat bicara. Memicingkan matanya, wanita pemilik mata sayu itu masih belum percaya juga. "Biar Helsa maafin, ya? Maaf, ya, pak dokter, saya nggak akan percaya kepada anda!" "Dulu Mas pernah pergi ke Alaska bareng teman-teman kampus. Dan dari situ, Mas bermimpi akan membawa perempuan cantik ke sana," ujar Adryan. Adryan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Helsa, "kamu nggak mau honeymoon emang?" Ah, dasar Helsa lemah. Digoda begitu saja langsung berseri wajahnya. Lihat, pipinya merah merona sekarang, ditambah lagi salah tingkahnya yang membuat Adryan ingin menerkamnya sekarang juga. "Kali ini bukan untuk permintaan maaf. Ya, karena mema
Baca selengkapnya
BAB 107
"Helsa!" Adryan menggeram buas diatas tubuh istrinya. Menikmati sensasi jepitan luar biasa yang Helsa berikan untuknya. Sempit, basah, dan terasa kencang. Setelah tiga bulan tidak menyentuh istrinya, malam ini Helsa membuka peluang untuk Adryan. Bukan karena dirayu dengan festival makanan, tapi Helsa yang tiba-tiba saja membahas itu dan Adryan pun terpancing. Sudah sejak pukul sebelas mereka bergulat hingga pukul satu dini hari, Adryan tidak meloloskan istrinya begitu saja. Tiga bulan tanpa melakukan hubungan intim bersama Helsa, bahkan Adryan tidak bermain solo. Bagaimana bisa ada pria dewasa yang sekuat Adryan tanpa sex? Padahal ada istri yang setiap hari tidur bersamanya. Malam ini Devan tidur di kamar yang memang sudah disiapkan untuknya dari awal. Dan hal itu membuat Adryan mengambil kesempatan besar. Adryan tidak kasar, tidak juga lembut malam ini. Namun terlihat jelas senyuman dari bibir Helsa disela desahannya. Helsa menikmati setiap sentuhan itu, bahkan tidak keber
Baca selengkapnya
BAB 108
"Anjani, namanya." Helsa menggenggam jemarinya, menunduk dalam, mendengar penggalan kisah masa lalu suaminya. "Perempuan dengan segala kurang ajarnya memanfaatkan Adryan." Bunda menatap lurus keluar jendela kamar putra bungsunya. Sebuah kotak di tangan nya berisi dokumentasi kelam Adryan. "Kata Mas Adryan, dia nggak pernah pacaran, Bunda," seru Helsa yang saat ini duduk di bibir ranjang. Bunda mengangguk, mengerti mengapa Adryan tidak pernah menganggap perempuan bernama Anjani adalah mantan kekasihnya. "Helsa, Bunda minta kamu datang hari ini karena Bunda mau meluruskan semua. Tentang perubahan pada Adryan." Bunda memberikan kotak merah tersebut pada Helsa, mengijinkan menantunya untuk melihat isi kotak tersebut. "Boleh, Bunda?" tanya Helsa. "Kamu berhak, sayang," cetus Bunda. Sungguh Helsa tidak ingin tahu apa yang terjadi di masa lalu suaminya, tapi berbeda dengan Bunda yang tidak ingin ada rahasia di pernikahan Adryan dan Helsa. Helsa membuka tutup kotak tersebut
Baca selengkapnya
BAB 109
Hari terakhir Adryan menjalankan tugas kemanusiaannya. Karena besok jadwal keberangkatannya bersama Helsa ke Alaska.Soal masa lalunya yang terkuak, Adryan sudah mengetahui bahwa Bunda yang memberitahu Helsa. Adryan tidak marah, karena Helsa memang harus mengetahui hal tersebut. Dia salah telah merahasiakan semuanya dari Helsa.Karena besok masa cutinya sudah berlaku, Adryan menggerakan segala tenaga untuk menyelesaikan seluruh urusannya."Gue nitip apa, ya dari Alaska?" pikir dokter Marcell. Pria itu sedari tadi menggoda sahabatnya yang akan honeymoon."Oh, nitip ponakan baru deh," lanjutnya.Adryan melempar gumpalan kertas ke arah dokter Marcell, "Devan masih kecil. Bini gue harus kuliah dulu."Marcell tergelak, "Ya siapa tahu lo kebablasan," timpalnya."Nggak akan, lah. Helsa harus kuliah, perempuan harus berpendidikan," cetus Adryan."Kalau ada yang bilang perempuan nggak usah capek-capek sekolah karena ujungnya di dapur, gue nggak setuju!" Sekali lagi Adryan mengeluarkan unek-une
Baca selengkapnya
BAB 110
Alaska, 31 desember 2017Malam pergantian tahun di Alaska, tidak ramai seperti biasa. Hanya ada beberapa pengendara mobil yang berlalu lalang dan beberapa penghuni perumahan yang sedang berdiri sebatas pintu rumah. Mungkin karena salju dimana-mana yang membuat orang malas untuk keluar. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan malam pergantian tahun bersama keluarga di rumah. Berbeda dengan yang lain, Helsa ingin menghabiskan waktu diluar Villa mereka tempati. Tidak jauh dari penginapan, ada sebuah tempat yang tengah mengadakan pesta kembang api. Sudah hampir dua minggu pasangan suami istri itu di Alaska, meninggalkan Devan bersama Bunda dan Ayah. Sebenarnya Adryan malas keluar, tapi istri kecilnya yang memaksa."Dinginkan? Makanya nggak usah sok ngajak keluar," kata Adryan. Ia genggam tangan wanitanya lalu dimasukan ke dalam saku jaket tebal. Tempat yang dikunjungi sangat ramai, ternyata yang sepi hanya jalanan kota Alaska. "Sekarang jam berapa, Sayang?" Adryan memalingkan waja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status