Lahat ng Kabanata ng SETELAH KEMATIAN ISTRIKU : Kabanata 21 - Kabanata 30
91 Kabanata
Jangan-jangan benar?
Guntur nampak tersenyum pada kamera di depannya. Lalu berjalan membelakangi kamera. Membiarkan kamera merekam aktivitasnya.Aku memperhatikan latar tempat yang terekam. Entah itu villa atau sebuah resort. Namun, yang jelas, terdapat sebuah kolam renang dan dua kursi kayu untuk berjemur di depan sebuah bangunan. Sepertinya tempat itu di sewa secara privat. Karena tidak ada orang lain selain Guntur yang terlihat.Guntur berjalan menuju kursi berjemur. Dia merebahkan tubuhnya yang bertelanjang dada dan sangat atletis itu di atas kursi kayu. Selang beberapa detik, seseorang keluar dari kolam renang.Kharisma keluar dengan swimwear potongan one piece hitam. Memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah itu basah setelah dari kolam renang.Kamera yang merekam disimpan sedikit jauh dari mereka. Sehingga tidak ada suara yang bisa kudengar. Namun, video sangat jelas memperlihatkan apa yang mereka lakukan di sana.Kharisma dengan tubuh basahnya. Tanpa segan dan malu mendekati Guntur di kursi kayu. D
Magbasa pa
Nakula yang Aneh
"Ad-ad-a fotonya ... Bang?" tanya Nakula terbata. Seketika, wajahnya nampak pias. Begitu aku mengatakan tentang foto Kharisma di club malam.Apa jangan-jangan benar, pria di samping Kharisma dalam foto itu Nakula?Aku menggeleng kuat. Meyakinkan diri, kalau pria itu pasti bukan Nakula. Entah itu siapa, aku belum bisa memastikan. Tapi aku yakin, itu bukanlah Nakula."Ada, Naku! Tadi Ibu udah abang kasih lihat. Makanya Ibu shock banget" jawabku pada Nakula.Aku memperhatikan reaksi Nakula. Tampak wajahnya semakin pias. Dia juga seperti gelisah."Kamu kenapa hmm?" tanyaku pada Nakula, karena reaksinya seperti orang tak nyaman."E—eh ... anu Bang, gue ikut ke kamar mandi, sakit perut ini!" jawabnya seraya berdiri. Lalu pergi ke arah belakang.Rupanya dia sakit perut. Pantas saja duduknya nampak tak nyaman.Aku segera duduk di samping Ibu. Menyodorkannya lagi segelas air untuk Ibu minum. "Bu, maaf Dewa harus memberitahu Ibu. Dewa cuma mau, Ibu sadar. Kalau kita selama ini sudah dibohongi o
Magbasa pa
Alat Bantu???
Ah, Dewa. Apa yang kamu pikirkan? Kamu mencurigai adik kandungmu sendiri? Mana mungkin? Nakula adik kandungmu. Tidak mungkin dia mengkhianati kamu! Bisa saja aku memang lupa menutup pintu kamarku dengan rapat karena terburu-buru tadi. Aku meyakinkan dalam hati.Aku menghempaskan segala pikiran buruk yang menyergap. Menyangkal segala keanehan sikap Nakula pagi ini. Aku kenal adikku. Dia memang menyukai dunia malam. Dia sering keluar masuk club malam. Dia sudah tidak asing dengan bir dan minuman beralkohol. Dia memang cukup liar dalam pergaulannya. Tapi untuk mengkhianatiku itu tidak mungkin. Aku percaya pada Nakula.Gegas aku membuka pintu kamar. Lalu menyambar laptop yang masih ada di atas meja, melepas card reader dan menyimpannya di laci meja. Saat hendak keluar dari kamar, tanpa sengaja ujung mataku menangkap sesuatu.Aku berjalan mendekati ujung tempat tidur. Selimut di atas tempat tidur meninggalkan jejak remasan tangan. Jelas sekali. Aku tidak pernah meninggalkan kamar dalam kea
Magbasa pa
Pesanan Nasi Uduk?
"Alat bantu sex?" Aku bergumam melihat benda yang menyerupai barang milik pria tersebut.BRANGG!Aku melempar benda itu ke dinding. Jadi, selain dengan Guntur. Kharisma juga memuaskan dirinya dengan alat bantu itu? Apa Kharisma memang hyper? Hingga tak cukup hanya satu rudal yang meledakkan dirinya?Aku mengusap wajah dengan kasar. Pantas saja, akhir-akhir ini saat aku masih bergelung dalam selimut. Kharisma sudah bangun dan keluar dari kamar mandi dengan wajahnya yang cerah merona.Padahal, jika aku tidak menyentuhnya saat malam hari. Maka, dia akan menggodaku untuk bercinta menjelang pagi harinya.Tapi entah sejak kapan tepatnya. Kharisma tak lagi seperti itu. Dia tak mempermasalahkan, saat aku tak rutin memberinya kebutuhan biologis.Apa jangan-jangan, aku ...? Ah tidak. Tidak mungkin. Aku sehat. Aku normal. Tidak ada masalah pada diriku. Itu hanya tuduhan yang tanpa bukti. Kalaupun benar aku ini seperti yang dituduhkan, mungkin aku tidak akan bisa menggauli Kharisma dengan baik. Me
Magbasa pa
Kode Rahasia
Aku memeriksa kembali isi chat yang lain. Namun, tidak ada lagi yang aneh. Semuanya biasa saja. Hanya pesanan nasi uduk itu yang terasa janggal di pikiranku.Gegas aku membereskan barang-barang yang berserak di atas tempat tidur, memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai, aku mengambil ponselku.Sudah jam 11 malam. Aku ingin menelpon Argi. Ingin meminta alamat rumah atau kantor milik Guntur. Namun, sekarang sudah cukup malam.Kubuka aplikasi WhatsApp. Lalu melihat akun milik Argi. Ternyata dia sedang on. Langsung saja aku menelponnya."Hallo, Wa?" sapa Argi saat panggilan dariku diterimanya."Hallo, Gi. Lo belum tidur?" tanyaku berbasa-basi."Belum. Gue lagi pelajari, tips dan trik marketing yang lo kasih, Wa!" jawabnya."Wah, semangat banget lo. Sampe jam segini masih belajar.""Iyalah, Wa. Gue pengen niru kesuksesan elo di bisnis cafe. Makanya gue semangat banget ini.""Ya, baguslah. Gue suka semangat lo, Gi. Eh, iya, ada yang mau gue tanyain sama lo, Gi!""Apa, Wa?""Gini, gue ka
Magbasa pa
Berharap Hanya Mengarang Cerita
Alwina mendecih. "Buka pikiran anda! Itu bukan nasi uduk biasa! Itu kode rahasia!" balasnya membuatku semakin tak mengerti.Aku terdiam. Menunggu Alwina melanjutkan ucapannya. Namun, Alwina tak lagi berbicara. Padahal aku sangat ingin dia menjelaskannya tanpa aku menyela. "Kode rahasia apa yang kamu maksud?" tanyaku akhirnya.Alwina menggeleng. Dia tersenyum samar. Raut wajahnya sungguh jauh berbeda. Pagi ini, wajahnya begitu cantik dan juga cerah. Tak ada lagi mata sembab dan wajah kusutnya seperti malam saat mobilku hampir menabraknya."Anda benar-benar tidak tahu? Jangan bilang, kalau Anda juga baru tahu istri Anda berselingkuh, saat datang ke penginapan?" tanyanya dengan tatapan menelisik.Aku mengatupkan bibir. Alwina bukan bertanya. Itu terdengar seperti sebuah cibiran. Alwina kembali menatapku. Terdengar dia mendengkus."Jadi Anda benar-benar tidak tahu?" tanyanya. Lalu dia menopang dagu dengan kedua tangannya yang bertaut.Aku mengangkat bahu. "Aku ke sini, untuk mencari tahu.
Magbasa pa
Alwina yang Tegar
"Dua tahun, istrimu berselingkuh dengan suamiku, Dewa! Dan kamu tidak mengetahuinya sama sekali. Tugasmu sebagai suami memang bekerja, Dewa. Menafkahi anak serta istri. Tapi jangan kamu lupakan, untuk memberi istrimu perhatian dan belaian. Agar dia tidak mencarinya pada lelaki lain!" ucapnya menohok.Tidak kulihat lagi mata sembab dengan tatapan sayu di mata Alwina. Hanya berselang hari, Alwina sudah benar-benar berubah. Alwina di hadapanku pagi ini, begitu lugas dan tegar.Aku menggigit bibir bawahku. "Aku terima, jika semua menyalahkan kesibukanku. Tapi aku tidak terima dengan caranya yang mengkhianatiku. Kenapa dia harus berselingkuh dengan orang yang kuanggap sahabat. Kenapa dia tidak bicarakan, kalau dia memang ingin mengakhiri pernikahannya denganku, dengan begitu, mungkin aku tidak akan sehancur sekarang Alwina!" lirihku berucap."Ada kalanya, seorang wanita mencapai puncak lelahnya. Dia lelah karena merasa tidak juga didengarkan. Hingga akhirnya, dia memilih diam dan membiarka
Magbasa pa
Sedekat itu?
Alwina benar. Aku terlalu kalut dan shock saat itu. Sehingga aku tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan ponsel Kharisma saja baru aku sentuh semalam. Setelah malam kedua kematiannya."Apa kamu tahu, sejak kapan mereka mengkonsumsi obat-obatan itu?" tanyaku kemudian.Alwina menggeleng. "Entah. Aku rasa itu tidak penting. Aku sudah malas mengurusinya. Aku tidak mau membuang waktu dan pikiranku untuk mencari tahu tentang mereka lagi. Ada kantor ini yang lebih memerlukan waktu serta pikiranku, Dewa!" ucapnya dengan sangat tegas. Setiap jawaban yang meluncur bebas dari bibirnya, seakan mampu membuat bibirku ini menjadi kelu.Baru kali ini, aku bertemu dengan perempuan setangguh Alwina. Meski hatinya telah patah. Tapi semangat hidupnya tetap menyala. Hingga dia mampu berdiri hari ini dengan kepala tegak. Seolah-olah, hanya malam itu saja dia sangat rapuh.Alwina melihat jam tangannya. "Maaf, Dewa. Sudah waktunya aku bekerja. Aku rasa pembicaraan kita pun sudah selesai," ucapnya.Aku menganggu
Magbasa pa
Kekurangan Modal
Nakula bersama Karina? Sedekat itu? Apa aku tak salah lihat?Segera aku mengulurkan tanganku untuk membuka kaca mobil sebelah kiri. Namun, lampu sudah berganti, sehingga kendaraan di belakangku membunyikan klaskon mereka. Aku pun harus melajukan mobilku dengan segera. Selanjutnya, terpaksa aku menepikan mobilku di depan sebuah swalayan.Setelah mobilku berhenti. Lantas aku menghubungi Ibu."Hallo, Bu?" ucapku setelah panggilanku diterima Ibu."Iya, hallo, Wa?""Bu, Nakula udah lakuin apa yang Ibu suruh ke dia kemarin?""Udah, Wa. Naku kemarin malam bawa uangnya dan dia serahin sama Ibu, tiga ratus lima puluh juta."Mataku membulat mendengar perkataan Ibu. Secepat itu mereka membayar hutangnya setelah dua tahun mereka lalai? Aku rasanya tidak percaya. Apalagi dengan yang barusan kulihat, Nakula bersama Karina. Aku rasa mereka tak akan punya uang sebanyak itu saat ini. "Emm, Ibu yakin mereka bayar?" tanyaku pada Ibu."Maksud kamu, Wa? Kemarin malam, jelas-jelas Nakula setorkan uangnya
Magbasa pa
Penting!
Sontak alisku bertaut mendengarnya. "Kok bisa?""Iya, Pak. Sepertinya modal toko habis dipakai buat bangun rumah baru, Pak," terangnya semakin membuatku tak mengerti."Rumah baru gimana maksudnya, Mas Bud?"Mas Budi menghela nafas panjang. "Gini, Pak, enam bulan yang lalu. Pak Ken ada bangun rumah di komplek perumahan belakang toko ini. Pembangunannya sekitar dua bulananlah, udah beres itu rumah. Setelah rumah itu beres, toko yang kena imbasnya. Barang-barang mulai berkurang, Pak. Gimana pembeli mau belanja, kalo barang yang dibutuhkan ga ada? Padahal toko lagi rame-ramenya loh, Pak."Aku tertegun mendengarnya. Dua tahun mereka tidak membayar uangnya pada Ibu. Tapi mereka membangun rumah di komplek perumahan. Sedangkan barang-barang di toko ini dibiarkan tak terisi karena kemungkinan modalnya habis untuk biaya bangun rumah baru. Jadi, darimana uang yang Nakula bawa dan berikan pada Ibu?"Tunggu tunggu, Mas Bud. Kenapa mereka harus bangun rumah baru? Rumah mereka emangnya kenapa?""Loh
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status