All Chapters of TERNYATA JODOH: Chapter 41 - Chapter 50
74 Chapters
41. Karma
Suara musik terdengar kencang di penjuru ruangan diikuti teriakan serta sorak-sorai baik pria dan wanita. Mereka akan menggerakkan tubuh mereka mengikuti hentakan irama yang dimainkan oleh DJ profesional. Semua beban yang menumpuk di pundak akan terlepas saat mereka memasuki dunia malam. Ditemani dengan minuman serta suara musik yang dimainkan DJ, orang-orang akan merasa tidak akan ada beban dalam hidup. Meskipun itu hanya beberapa jam.Suara musik yang terlalu kencang tidak membuat orang-orang merasa risih. Bahkan, suara musik tersebut terdengar sampai di sebuah kamar yang terletak di lantai dua klub malam tersebut. Tidak akan ada yang mendengar suara teriakan histeris dari seorang perempuan di kamar tersebut. Bukan tanpa alasan perempuan itu menjerit ketakutan diikuti dengan suara makiannya. Ini semua bermula dari teman kencan perempuan tersebut membawanya ke dalam sebuah kamar yang sudah di sewa. Awalnya ia mengira ini hanya akan menjadi acara ngobrol biasa diikuti acara minu
Read more
42. Pertengkaran pertama
Adam mengusap pipi Tila dengan lembut. Bekas tamparan mamanya masih terlihat jelas hingga rona merah di pipi sang istri tidak akan hilang dalam waktu dua hari. Saat ini keduanya sedang berada di hotel yang terletak dekat dengan rumah sakit. Keduanya sudah membersihkan diri dan berganti pakaian yang mereka beli di butik depan rumah sakit. Tidak akan ada yang menyangka jika Winar begitu kejam untuk menampar dan menuduh istrinya. Pria itu menghela napas berat menatap Tila yang duduk di sampingnya."Maaf," bisik Adam pada Tila. Pria itu merasa bersalah karena perbuatan mamanya, istrinya terluka."Enggak apa-apa, Mas." Tila menarik sudut bibirnya. Bagi wanita 27 tahun itu, tamparan Winar bukan apa-apa untuknya. Kebahagiaan Tila adalah kehancuran bagi kedua wanita yang membuatnya hidup sengsara di masa lalu. Ini saatnya Tuhan untuk turun tangan membalas semua apa yang mereka lakukan padanya. "Kalau begitu, kamu istirahat dulu." Adam kemudian membantu Tila merebahkan tubuh wanita
Read more
43. Kehadiran Shireen
Adam menatap kosong layar ponselnya yang tidak menunjukkan pertanda jika panggilannya akan diangkat oleh Tila. Sejak tadi Adam sudah mencoba untuk menghubungi nomor istrinya tersebut. Namun, ponsel wanita itu tidak aktif. Adam sudah mencoba untuk mendatangi kediaman orangtua Tila namun istrinya tidak berada di sana. Sudah mendatangi tempat tinggal mereka pun, hasilnya nihil. Bu Sari berkata terakhir ia melihat Tila saat mereka pergi ke rumah sakit tadi malam. Tidak punya pilihan lain Adam akhirnya kembali ke rumah sakit menemani mamanya menjaga Eddel. Adam mengusap wajahnya kasar. Pria itu menghela napas dan menghempaskan punggungnya pada sandaran sofa. Adam tahu jika ia keterlaluan mengucapkan kata-kata menyakitkan untuk istrinya sendiri. Namun, siapa yang tidak akan marah jika ibunya diperlakukan seperti itu. Bagaimanapun, orang tua memang harus dihormati bagaimanapun kesalahannya. "Eh, ada nak Shireen. Bagaimana kabarnya?" Adam hanya melirik sekilas saat perempuan ber
Read more
44. Terkuak
Adam menatap berkas, foto, dan tab recorder yang berisi rekaman suara di atas meja Raka. Tangannya bergetar menyentuh satu persatu bukti yang terpapar nyata di depan matanya. "I-ini nyata?" Adam bertanya. Suaranya terdengar bergetar sementara matanya berkaca-kaca menatap pemandangan di atas meja yang berhasil menghancurkan perasaannya. Raka yang berada di seberang meja menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Ini adalah hasil pencarianku selama beberapa minggu ini. Kamu bisa lihat sendiri--" Raka menunjuk pada beberapa bukti di atas meja. "Semua ini nyata dan enggak ada rekayasa," tambahnya demikian. Raka sendiri memang sudah mencurigainya sejak awal. Hasil yang ia temui tidak begitu mengejutkannya karena memang inilah yang ia harapkan. Akan aneh jika semua ini dilakukan oleh orang lain karena setelah menelusuri kehidupan Tila dan keluarga besarnya, mereka tidak memiliki musuh atau pernah berkonflik dengan siapapun. Sudah jelas hal yang menimpa Tila adalah rekayasa dari orang
Read more
45. Lempar batu sembunyi tangan
Adam melangkah masuk ke dalam rumah orang tuanya dengan tergesa-gesa. Pria itu menyimpan amarah yang besar untuk sang Mama yang menjadi penyebab utama Tila mengalami kejadian pahit di masa lalu."Ma!" teriak Adam. Pria itu tidak memedulikan sopan santunnya lagi pada wanita yang sudah melahirkannya ke dunia ini. Amarah menutup mata dan hati Adam untuk sementara ini. Siapa yang tidak marah dan kecewa jika kehancuran hidupnya beberapa tahun yang lalu adalah campur tangan mamanya. Adam tahu jika ia akan dianggap beberapa orang menyikapi mamanya berlebihan, namun, saat ini tidak ada yang bisa dipikirkan Adam selain melampiaskan amarahnya pada sang mama."Nyonya ada di taman belakang, Tuan."Salah seorang ART yang sepertinya baru di rumah ini segera menghampiri Adam dan memberitahu jika saat ini Winar sedang berada di taman belakang. Tanpa sepatah kata pun, Adam segera bergegas menuju area belakang ke tempat mamanya berada."Bodoh sekali, Irena. Kenapa preman itu bisa ditangkap? Kalau s
Read more
46. Sebuah Keadilan
Tila turun dari mobil. Wanita itu baru saja tiba di depan apartemen tempat mereka tinggal. Tila di antar oleh Randy. Tapi sebelum itu, mereka sempat mengantar Raisa ke rumah orang tua Tila lebih dulu."Hati-hati," pesan Tila pada Randy. "Iya. Thanks, Til. Udah mau nemenin aku dan Raisa," balas Randy. Pria itu merasa lega karena Raisa diterima dengan baik oleh keluarga besarnya. Meskipun ada beberapa sanak saudara yang tidak menyukai Raisa karena latar belakang gadis itu yang tak jelas. Tila hanya menganggukkan kepalanya. Wanita itu kemudian berbalik masuk ke lobi dan melangkah menuju lift yang akan membawanya ke panthouse tempat tinggalnya dan Adam.Sebenarnya ia juga tidak begitu nyaman untuk tinggal di lantai tertinggi di gedung ini. Namun, apa boleh buat jika hanya tempat ini yang dipikirkan oleh Adam.Ngomong-ngomong soal Adam, Tila tidak tahu apa yang akan ia lakukan pada pria itu. Kecewa? Sudah jelas itu yang ia rasakan. Namun, Tila paham posisi Adam. Bagaimanapun, Winar a
Read more
47. Beban Adam
Adam mendapat telepon dari mamanya di sore hari. Pria itu langsung bergegas ke rumah sakit ketika mamanya memberitahu jika Eddel mengamuk di rumah sakit.Adam membuka pintu rawat bertepatan dengan sebuah benda melayang dan nyaris menyentuh kepalanya andai saja ia tidak bergerak cepat untuk menyingkir.Adam menatap Eddel dan mamanya, kemudian beralih menatap beberapa dokter yang berusaha menenangkan Eddel."Eddel kenapa lagi?" Adam bertanya dengan nada dingin. Amarahnya masih tersimpan rapi untuk sang mama. Namun, Adam tidak bisa melampiaskan kemarahannya sekarang apalagi saat ini ada beberapa suster dan dokter yang sedang berusaha untuk menenangkan Eddel."Dia histeris lagi. Ini karena ada beberapa temannya yang datang berkunjung dan mengejeknya sebagai perempuan hina," jawab Winar. "Enggak tahu dari mana mereka bisa tahu kondisi Eddel yang sebenarnya." Winar menatap putrinya dengan sedih.Wanita paruh baya itu terlihat kuyu. Apa lagi air matanya tidak berhenti mengalir memikirkan
Read more
48. Keadilan
Winar merasa frustrasi dan dilema akan masalah yang menimpa putrinya. Winar sangat menyayangi putri bungsunya itu karena memang hanya Eddel yang paling mengerti dirinya. Namun, masalah yang terjadi pada putrinya, membuat gadis itu selalu bersikap tidak normal. Setiap kali ia membuka mata, Eddel akan berteriak histeris. Tapi terkadang, gadis itu akan diam sepanjang hari tanpa merespon ucapannya.Semakin hari Eddel semakin bertambah parah. Dokter akhirnya menyarankan agar Eddel segera dibawa ke rumah sakit jiwa atau paling tidak panggil seorang psikolog untuk menangani gadis itu di rumah sendiri.Winar tentu saja tidak bisa mengambil keputusan. Saat ini Adam adalah kepala keluarga. Hal yang harus dilakukan Winar adalah mendatangi kediaman Adam dan memohon agar putrinya tidak dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa. Rekeningnya sudah dibekukan oleh Adam sehingga Winar tidak bisa berbuat apa-apa menggunakan uangnya sendiri agar bisa membayar seorang psikolog. Semua penghasilan uang berasa
Read more
49. Tersebar luas
"Aku turun duluan, Mas." Tila menatap Adam yang duduk di balik kursi kemudi.Mobil yang disopiri Adam baru saja tiba di depan kantornya. Setiap pagi memang Adam bertugas untuk mengantar Tila ke kantor. Sementara untuk pulangnya terkadang Adam menjemputnya jika jadwal pulang mereka sama."Semangat kerjanya. Jangan lupa terus ingat mas biar kamu enggak melupakan Mas walau satu jam," kata Adam. Pria itu tersenyum manis menatap Tila yang terlihat segar dan fresh. Adam merasa bersyukur karena demi menebus kesalahannya dalam menutupi kasus Mama Winar, papanya menjodohkannya dengan Tila dan membuat Adam akhirnya bisa bersatu kembali dengan wanita yang ia cintai. Meskipun dulu ia sempat membenci Tila karena kesalahpahaman yang terjadi, Adam tidak bisa menutupi jika rasa cintanya pada Tila masih tetap ada.Tila hanya tersenyum membalas ucapan Adam yang menurutnya sedikit berlebihan untuk ukuran pria dewasa seperti Adam."Kamu hati-hati.""Iya, Sayang." Adam melepas seatbelt kemudian mengec
Read more
50. Pelaku
Adam segera turun saat mobil yang ia kendarai berhenti tepat di depan lobby. Pria itu lari menyusuri lobby menuju pintu lift yang kebetulan terbuka saat ia tiba di depannya.Adam segera masuk dan menekan tombol di mana lantai ruangan Tila berada. Tidak membutuhkan waktu lama Adam akhirnya tiba dan langsung berlari masuk ke ruangan Tila yang merupakan ruangan satu-satunya di lantai tersebut.Ini adalah keistimewaan yang dimiliki Tila dan tentu saja diberikan oleh Sam karena mengetahui jika sahabatnya tidak pandai bersosialisasi dengan baik. Adam membuka dengan kasar pintu ruang kerja Tila dan melihat pemandangan dalam ruangan yang membuatnya tertegun."Sayang." Adam segera menghampiri Tila dan memeluk istrinya yang tengah bersandar pada sofa. Sementara di sisi lain ada Randy, Raisa, dan juga Sam berdiri di dekat istrinya."Apa yang terjadi?" Adam bertanya pada ketiga orang dalam ruangan tersebut saat pelukannya tidak mendapat respon dari Tila. Keyakinan Adam bertambah jika ada ses
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status