All Chapters of Jerat Cinta Sang Duda: Chapter 111 - Chapter 120
132 Chapters
Bab 111 Ayah ... Ayah terus
Bima melingkarkan tangan di pinggang Dara. Dia tersenyum.ke arah Dara dengan lembut."Karena aku akan menjadi pahlawan buat kamu yang lemah dan ceroboh ini," jawab Bima."Aku tak suka dilindungi," ucap Dara."Mulai sekarang kamu harus mau dilindungi oleh aku," balas Bima.Brian berdehem karena melihat kemesraan ayah dan Dara di depan matanya. Seolah mereka tak menganggap Brian ada di tempat itu. "Orang tua yang tidak peka," ucap Brian."Kenapa?" tanya Bima."Kenapa bermesraan di depan anak kecil," jawab Brian.Dara langsung melepaskan pelukan pada Bima. Dia sampai lupa kalau ada Brian di tengah mereka. Dara menjadi gugup sendiri karena bisa bermesraan bersama Bima."Maafkan ibu," ucap Dara."Aku sudah memaafkan ibu, tapI tidak untuk ayah," balas Brian.Brian jadi melengos dan melipat kedua tangannya. Dia ngambek karena orang tuanya bermesraan tanpa menghiraukan ada Brian di tengah-tengah mereka."Kalau tak mau memaafkan ayah maka uang jajan dipotong," ucap Bima."Ayah yang jahat," ba
Read more
Bab 112 Masaka ibu hanya untukku
Brian membuka pintu, dia menatap Dara yang sudah berada di depan kamarnya. Dia terlihat sedih seperti habis menangis di dalam kamar.“Dari tadi ibu selalu membela ayah,” ucap Brian.“Jadi kamu berpikir ibu seharian bersama ayah?” tanya Dara.“Iya,” jawab Brian sambil mengangguk.Dara berlutut agar sama tinggi dengan Brian dia memeluk Brian agar tidak bersedih lagi. Dara juga mengelap air mata Brian agar tidak meleleh di pipi.“Kenapa cucu nenek?” tanya Nyonya Handoko panik lalu langsung menghampiri Dara.“Aku pikir ibu sudah tidak sayang sama aku lagi,” jawab Brian.“Memangnya kenapa?” tanya Nyonya Handoko.“Aku mencoba untuk netral dan tidak membela Brian dan Bima. Tapi Brian salah sangka aku sudah tidak menyayanginya lagi,” jawab Dara.Nyonya Handoko tertawa kecil, ternyata Brian sedang cemburu dengan sang ayah. Wajah Brian sampai sedih seperti orang yang sedang putus cinta.“Cucu nenek. Jangan menangis lagi, ya, ayo kita ke meja makan. Ibumu sudah memasak yang enak,” ajak Nyonya Ha
Read more
BAB 113 Beri aku kesempatan lagi
“Aku melamar ke berbagai perusahaan waktu itu,” jawab Dara. Dara juga menceritakan bagaiaman dia mendapatkan perlakuan buruk dari Rizal dan Irma saat pertama kali mencari kerja. Saat dia tengah duduk di kursi yang ada dipinggir karena kelelahan berkeliling beberapa perusahaan untuk mencari kerja, kedua orang itu sengaja menghentikan mobil untuk mencemooh Dara. “Kurang ajar, ibu ingin mencekik mereka berdua,” ucap Nyonya Subroto. “Tak hanya itu, mereka juga sengaja mencipratkan kubangan air ke arahku dengan mengendarai mobil dengan kencang,” balas Dara. “Rasanya ibu sudah tidak sabar untuk menampar kedua orang yang tidak tahu malu itu,” umpat Nyonya Subroto. Dara tersenyum kecil melihat ekpresi ibunya. Padahal Dara yang mendapatkan penghinaan itu kenapa Nyonya Subroto kesal sendiri mendapatkan cerita yang seperti ini. “Ibu jangan marah,” ucap Dara. “Anak ibu mendapatkan penghinaan seperti ini kenapa ibu tidak boleh marah?” tanya Nyonya Subroto. “Karena masalahnya sudah kelar, a
Read more
Bab 114 Kita lihat saja dulu
"Aku tak suka berjudi," jawab Bima.Rizal semakin kesal saja, siapa juga yang berjudi ini hanya taruhan saja. Bukan judi di tempat perjudian."Cih, kita tidak benar berjudi," balas Rizal."Tapi aku tak mau menjadikan wanita sebagai taruhan," ucap Bima.Orang seperi Rizal ini memang orang yang tak tahu malu bagaimana bisa dia menjadikan seseorang sebagai taruhan. Benar-benar membuat Bima muak melihatnya. Dia hanya menginginkan sesuatu dan akan membuangnya saat dia sudah tidak membutuhkannya."Dasar tak tahu malu," ucap Bima."Kamu takut kalau aku akan mendapatkan Dara kembali, 'kan?" tanya Rizal."Aku tidak takut padamu. Banyak wanita yang mengantre untuk menjadi istri seorang Bima. Untuk apa takut padamu," jawab Bima sinis."Kalau begitu serahkan Dara padaku," pinta Rizal."Enggak akan terjadi. Karena aku mencintai Bima sejak kecil," balas Bima.Rizal kaget karena Bima ternyata mengenal Dara sejak kecil dan mereka tumbuh bersama. Pantas saja Bima mempertahankan Dara sampai seperti it
Read more
BAB 115 Karma itu nyata
“Tentu saja beda, aku belum pernah melahirkan anak sama sekali, sedangkan kamu sudah melahirkan anak,” jawab Irma.Sela menahan senyuman, dia ingin tertawa kencan tapi takut Irma semakin mengamuk. Padahal mereka berdua sama-sama adalah seorang wanita kotor untuk apa saling menghina.“Irma, aku sarankan kamu untuk segera menikah,” ucap Sela.“Memangnya kenapa?” tanya Irma.“Aku takut para bos yang suaminya kamu nikahi akan mengamuk,” jawab Sela lalu pergi dari hadapan Irma.Wanita itu tampak tidak suka dengan Sela yang merendahkan dia begitu saja. Irma masih berada di pinggir jembatan untuk meratapi nasibnya. Dia tidak ingin menyerah karena ada wanita jalang yang mendekati Rizal saat ini.“Itu adalah sebuah karma untukmu, dahulu kamu merebut Rizal dari Dara. Sekarang giliran Rizal memperhatikan perempuan lain,” ucap Nyonya Subroto.“Aku tidak butuh ceramahmu,” balas Irma.“Karma itu nyata, kamu harus paham itu,” ucap Nyonya Subroto.“Aku tidak percaya karma,” balas Irma.“Percaya atau
Read more
Bab 116 Menikah karena anak.
Bima mengelus rambut Brian dengan lembut. Dia merangkulnya dan mencium kening Brian lembut."Kita akan bahagia selamanya," ucap Bima."Ibu tidak bisa janji tapi akan ibu usahakan kalau kita akan bahagia selamanya," imbuh Dara.Brian sepertinya sangat senang dengan ucapan kedua orang tuanya. Dia jadi lebih percaya diri sekarang."Asyik, aku jadi punya orang tua lengkap sekarang," ucap Brian."Doakan kami sampai tua bisa menjagamu," ucap Bima.Brian mengangguk senang. Setelah mengantar Brian ke kamarnya Dara berpamitan pulang. ***"Ayah," sapa Dara lalu merangkul ayahnya yang sedang duduk di sofa ruang tamu."Ternyata anak gadis ayah sudah pulang," balas Tuan Subroto."Ayah sudah makan malam?" tanya Dara."Ayah menunggumu," jawab Tuan SubrotoDara menemani ayahnya makan malam. Dia sudah makan tadi bersama Bima tapi dia tak ingin membuat ayahnya kecewa jadi menemani sang ayah makan."Makanan ibu memang yang terbaik," ucap Dara."Anakmu juga nanti akan berkata seperti itu," balas Nyonya
Read more
Bab 107 Gadis itu adalah Dara.
"Tentu saja kalian berdua," jawab Sela berapi-api.Bima merenggangkan tubuhnya, lalu berdiri perlahan. Dia merangkul anaknya yang sudah pulang sekolah itu."Brian, kembali ke mobil sama ibu dulu, ya," pinta Bima."Baik," jawab Brian.Dara menggandeng Brian menuju mobil. Sela sempat mau menghalangi mereka agar tidak pergi tapi Bima lebih dulu menahan Sela agar tak membuat onar."Jangan ganggu kebahagiaan anakku," ucap Bima."Kamu lagi-lagi tak mengijinkan aku bertemu anakku," balas Sela."Karena kamu wanita tidak punya aturan. Jadi untuk apa menemui anakku?" tanya Bima."Aku ibunya berhak bertemu dia. Walaupun aku tak punya aturan aku tetap ibu yang melahirkan Brian," jawab Sela.Sela masih ingat bagaimana dia kesakitan mempertaruhkan nyawa melahirkan Brian. Bahkan tubuhnya menjadi gendut setelah mengandung dan melahirkan. Dia harus diet dan perawatan agar tubuhnya kembali singset dan area kewanitaannya kembali menjepit sempurna."Begitu dangkal pikiranmu," ucap Bima."Memang itu yang
Read more
BAB 108 Jangan Salahkan Orang Lain
Sela maju selangkah lebih dekat dengan Bima, memang Sela tidak pandai membaca situasi dan terus membuat masalah.“Brian sama sekali tidak menghargai aku sebagai ibunya,” jawab Sela.“Kenapa Brian, tidak menyapaku. Brian seolah tidak menganggapku ada, apa itu yang diajarkan oleh wanita kesayanganmu?” hardik Sela.Bima tertawa mendengar pertanyaan dari Sela yang menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dia perbuat sendiri.“Pikir pakai otak pintarmu itu, kenapa anakmu bisa bersikap dingin kepada ibunya sendiri,” jawab Bima.“Ayah, ayo pulang,” rengek Brian semakin tidak nyaman ada Sela.“Jadi jangan salahkan orang lain, karena kelalaianmu sendiri,” balas Bima.Sela tertunduk lemas, saat melihat sikap Bima yang dingin dan sikap Brian yang acuh tak acuh terhadapnya. Padahal dia niat ingin merebut Brian dari tangan Dara, tapi sepertinya cara ini sangat mustahil.***“Kenapa tak kamu ambil paksa saja anakmu?” bisik Irma yang entah darimana datangnya.“Ambil paksa? Apa kamu sudah gila. Mel
Read more
BAB 119 Ini aku, calon suami Dara
Brian jadi tidak merajuk lagi karena mendengar kata hadiah. Padahal tidak ulang tahun kenapa dia mendapatkan hadiah, itu cukup membuatnya gembira.“Hadiah makanan yang lezat,” ucap Brian.“Oke, kalau begitu ibu akan memasak makanan yang enak untukmu,” balas Dara.“Hore,” ucap Brian.Sangat mudah mengatasi anak kecil yang sedang merajuk, tinggal memberikan apa yang dia mau tapi tidak semuanya dituruti, kadang juga Brian merajuk dengan Dara karena tidak dituruti apa yang dia inginkan. Dara hanya mengajarkan kepada Brian agar tidak menjadi manja, dan semua yang dia inginkan tidak semuanya harus didapatkan.***“Kita sudah sampai rumah,” ucap Bima.“Ayah, ibu tidak bekerja?” tanya Brian.“Setelah masak makan siang untukmu, ibu akan kembali ke kantor,” jawab Dara.“Oke, bu,” balas Brian.Dara masak sederhana siang ini karena harus kembali ke kantor. Setelah makan siang bersama dengan Bima dan Brian dia berpamitan dengan Brian untuk bekerja di perusahaan sang ayah.“Hati-hati ibu dan ayah,”
Read more
Bab 120 Gaun Pernikahan mewah pada masanya.
Rizal meninju ke arah Bima, kali ini dia berhasil mengenai telapak tangan Bima. Alias tinjunya berhasil dihalau oleh Bima."Sial!" umpat Rizal."Kalau mau jadi jagoan lebih baik fokus dulu," ucap Bima.Pria berstatus duda itu memiting tangan Rizal sehingga berada di punggung. Rizal mengerang kesakitan."Baru segini sudah teriak, dasar lemah," ledek Bima."Kamu curang," ucap Rizal."Aku tidak curang," balas Bima."Tapi aku menggunakan tak tik, aku cerdas tidak banyak gaya sepertimu," imbuh Bima.Rizal sangat kesal karena berkali-kali kalah dengan Bima."Lepaskan, kita bertarung secara jantan saja," ucap Rizal."Baru begini saja kamu kalah mau bertarung secara jantang bagaimana?" tanya Bima.Rizal menggertakkan giginya kesal. Bagaimana bisa dia harus berulang kali kalah dari pria bernama Bima ini."lepaskan dulu. Kita bertarung di ring tinju saja," jawab Rizal."Aku tidak setuju," teriak Dara yang melihat mereja berkelahi.Dibelakang Bima ada Tuan Subroto juga. Beliau melihat Rizal dan
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status