All Chapters of Jerat Cinta Sang Duda: Chapter 91 - Chapter 100
132 Chapters
Bab 91 Takdir Tuhan mempertemukan kita kembali
Dara mengingat sebentar apa yang masih tersisa di kulkas, dia rasanya tidak butuh belanja lagi karena bahan masakan masih ada di kulkas penuh.“Aku rasa tidak perlu,” jawab Dara.“Baiklah kalau begitu kita langsung pulang saja, ayah,” ajak Brian.“Oke, ayah juga sudah lapar dan ingin makan masakan Tante Dara,” balas Bima.Mereka bertiga keluar dari kantor Bima, semua karyawan yang belum pulang memandang mereka dengan perasaan bahagia. Para karyawan merasa mereka bertiga sangat kompak dan cocok sebagai keluarga yang harmonis.“Aku iri dengan mantan sekretaris Dara, dia bisa mendapatkan bos yang kaya raya seperti Pak Bima,” ucap salah satu karyawan.“Iya, dia sangat beruntung sekali,” ucap Salah satu karyawati.Dara dan Bima menggandeng tangan Brian kanan dan kiri, mereka sangat bahagia berjalan bertiga seperti ini. Rasanya seperti memiliki keluarga yang utuh.“Silahkan masuk, Nyonya dan tuan muda kecil,” ucap Bima sambil membuka pintu mobil.“Terima kasih,” balas Dara seraya masuk mobi
Read more
Bab 92 Jangan Dengarkan Orang Lain
Dara menggelengkan kepalanya, dia belum bisa tinggal di sini saat ini. Ini untuk menjaga jarak dengan Bima agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Dara tidak ingin kehormatannya tergadai karena kenikmatan sesaat. Dia ingin keperawanannya hanya untuk lelaki yang sah menjadi suaminya kelak.“Belum,” jawab Dara.“Padahal sudah berjanji mau jadi ibuku, kenapa tidak tinggal di rumah ini bersama kita?” tanya Brian sambil menitikkan air mata. Mungkin dia kecewa karena Dara belum bisa tinggal bersamanya saat ini.“Tunggu Ibu dan Ayahmu resmi menikah maka Ibu akan tinggal bersamamu,” jawab Dara.Brian merengek ke Bima untuk segera menikahi Dara agar bisa tinggal bersama dengan mereka. Bima hanya tersenyum, dia bingung harus menjawab apa kepada Brian, pernikahan itu tidak semudah bibir mengucap. Perlu persiapan dan persetujuan dari kedua belah pihak.“Begini, sekarang Brian tidur dulu ya, Ibu akan membacakan cerita untuk Brian,” bujuk Dara.“Tidak mau,” jawab Brian yang sudah terlanjur me
Read more
Bab 93 Kamu yang Menciptakan kesempatan itu
Dara menatap tajam mata Bima, lalu dia melingkarkan tangan ke leher Bima dan menyunggingkan senyuman.“Maksudku adalah, apapun yang kita lakukan akan mendapatkan penilaian dari orang lain,” ucap Dara.“Jangan takut dengan penilaian orang lain,” balas Bima.“Aku tidak takut, tapi aku ingin membangun citra yang baik untuk menjadi ibunya Brian,” ucap Dara.Bima mencecep bibir Dara lembut. Suasana saat ini sangat pas untuk melakukan itu. Ada kesempatan kenapa tidak digunakan dengan baik, Bima memang tidak ingin melepaskan kesempatan yang ada untuk bermesraan dengan Dara.“Dasar orang mesum,” ucap Dara seraya mendorong tubuh Bima.“Ah kamu yang menciptakan kesempatan itu kok,” balas Bima tak mau disalahkan.“Dasar lelaki dimana-mana sama saja,” keluh Dara.“Jangan samakan aku dengan lelaki manapun karena tidak akan sama,” ucap Bima.Dara melengos pergi dari hadapan Bima, dia kesal dengan Bima yang berhasil mencuri kesempatan untuk mencecap bibirnya. Padalah Dara hanya ingin menjelaskan ap
Read more
Bab 94 Aku harus mendapatkan restu
Dara membatu sejenak, dia tidak habis pikir kalau sampai masuk ke kamar Bima. Bukannya dia menolak, tapi apakah pantas seorang gadis masuk ke kamar seorang pria dan menyiapkan barang-barangnya.“Dara,” panggil Bima sebanyak dua kali.“Eh, apa tadi aku tidak terlalu fokus mendengarkanmu,” ucap Dara.“Dara, sebenarnya kamu sedang memikirkan apa” tanya Bima.“Maaf, justru aku terlalu fokus memilih barang yang penting untuk dibawa Brian,” kilah Dara menyembunyikan kegugupannya.Bima meyunggingkan senyuman. Jadi itu yang dilakukan Dara saat ini sehingga tidak fokus mendengarkannya.“Kalau begitu lanjutkan saja,” ucap Bima.“Lalu keperluanmu?” tanya Dara.“Nanti aku akan pulang lebih awal,” jawab Bima.Bima mematikkan teleponnya, mendadak jantungnya berdebar sangat kuat. Dia sangat gugup karena sebentar lagi akan bertemu dengan orang tua Dara. Dia menjadi takut kalau kehadirannya dengan status duda beranak satu akan ditentang oleh orang tua Dara.***“Bos, apa yang kamu lakukan?” tanya Romi
Read more
Bab 95 Pulang Kampung
Nama kampung halaman tempat Dara lahir dan tumbuh besar sama dengan ayahnya Brian."Tanya saja sama ayahmu," jawab Dara."Memangnya ayah tahu. Aku tidak mau ayah yang jawab," ucap Brian."Kok manggilnya Tante, sih," ucap Bima."Eh iya, Ibu," jawab Brian.Bima tersenyum kecil saat Brian bertanya na kampung halaman Dara. Dia jadi teringat semua masa lalu indah bersama Dara. Lebih tepatnya kenangan indah bukan masa lalu. "Ayah apa nama kamupung ayah dan ibu?" tanya Brian."Nama kampung halaman kita, kampung pekalongan," jawab Bima."Bima sepertinya kamu tidak pernah mengajak Brian pulang kampung," ucap Dara."A-ku terlalu stres dengan kehidupan jadi aku belum sempat mengajak Brian pulang kampung," balas Bima terbata.Selama lima tahun terakhir Bima mencoba untuk menata kembali kehidupannya yang hancur karena gagal berumah tangga dan membesarkan anak seorang diri. Walau orang tua Bima mendanpingi tapi hati Buna tetap rapuh. Dia selalu memikirkan Brian."Baiklah aku mengerti," ucap Dara.
Read more
Bab 96 Lebih Tampan Dari Ayah.
Wanita separuh baya itu mendekat ke arah Bima, memandang wajahnya lekat-lekat karena memang penglihatannya sudah rabun."Kamu," ucap Wanita itu."Iya Bibi Nilam, aku adalah Bima yang dulu tinggal di gang sebelah," balas Bima."Bima," ucap Bibi Nilam."Anaknya Pak Handoko?" tanya Bibi Nilam.Bima mengangguk lalu Bibi Nilam memeluknya karena juga merindukan Bima. Pemuda kecil yang sering main ke rumah Dara dan mengajaknya untuk bermain."Kamu semakin tampan," ucap Bibi Nilam."Terima kasih," ucap Bima."Siapa pemuda kecil ini?" tanya Bibi Nilam lalu berlutut agar sama tinggi dengan Brian.Bima juga duduk di dekat Brian sembari merangkulnya. "Dia putraku, mirip tidak?" jawab Bima."Ah Bibi lupa kamu sudah menikah," ucap Bibi Nilam seperti orang yang kecewa.Brian menatap ayahnya. Lalu Bima menganggukkan kepala seolah tahu apa yang ingin Brian lakukan."Bibi namaku Brian, sejak kecil aku tak tahu wajah ibuku," ucap Brian."Apa ibumu meninggal?" tanya Bibi Nilam."Tidak," jawab Brian."Wa
Read more
Bab 97 Aku Mohon Restui
Pak Subroto terasa sesak dadanya ketika Bima melontarkan kalimat itu, dia tidak menyangka akan datang hari dimana putrinya akan ada yang meminang. “Kakek, boleh ya, Ibu, menikah dengan ayah,” pinta Brian dengan raut wajah memohon. “Ibu?” tanya Pak Subroto lebih kaget. “Iya, Tante Dara ‘kan ibuku,” jawab Brian. Jantung Pak Subroto semakin berdetak cepat karena Brian memanggil Dara dengan sebutan Ibu. Putrinya belum menikah tapi sudah akan mendapatkan suami dan seorang anak. Ini mah paket komplit pakai telor namanya. “Da-ra,” ucap Pak Subroto terbata. “Iya ayah,” jawab Dara. “Kemarilah,” pinta Pak Subroto. Pak Subroto menatap putrinya lekat-lekat, putri kesayangannya yang sekarang sudah tumbuh dewasa. Takutnya di jaman seperti ini melarang anak menikah dengan pilihannya akan membahayakan. Tahu sendirilah jaman sekarang orang nekat melakukan apa saja kalau sudah sakit hati. “Apa kamu menjalin hubungan dengan anak tengil ini?” tanya Pak Subroto. “Kami baru masa pendekatan, tapi a
Read more
Bab 98 Cinta masa kecil
Pak Subroto mengelap air matanya, dia tidak tahan terharu ada yang meminang anak manjanya. “Aku tidak menyangka anak gadisku sudah besar,” ucap Pak Subroto. “Memang sudah waktunya kita mengiklaskan dia,” balas Nyonya Subroto. “Aku masih tidak rela,” ungkap Pak Subroto. Nyonya Subroto memeluk suaminya. Rela tidak rela dia harus merelakan putrinya untuk berumah tangga. Kalau tidak nanti Dara akan menjadi perawan tua. “Ayo tidur dulu, kita harus siap untuk menikahkan putri kita,” ucap Nyonya Subroto. “Ayo kita tidur,” balas Pak Subroto. Malam yang tenang sudah berubah jadi pagi. Brian dan Dara sudah bangun dan berjalan berkeliling kampung halaman. Pemandangan yang masih asri, bentangan sawah juga hewan ternak yang sedang digembala oleh pemiliknya menambah Brian takjub. *** “Suasana yang berbeda dengan yang ada di kota,” gumam Brian. “Benar, di sini begitu rindang dan tenang,” balas Dara. “Aku jadi betah di sini,” ucap Brian. “Tapi kamu harus sekolah,” balas Dara.Brian agak c
Read more
Bab 99 Status Sosial Media Bima.
Brian mengucek matanya sebelum benar-benar membuka mata. "Lihat dimana ini," ucap Bima."Hah sudah sampai rumah. Perasaan tadi baru jalan," balas Brian."Iya, kebetulan jalanan tidak macet," ucap Bima.Brian menoleh ke kiri dan kanan. Sudah sampai rumah dan dia juga sudah berada di garasi mobil rumah pribadinya."Ibu dimana, ayah?" tanya Brian."Ke toilet," jawab Bima singkat.Sudah biasa bersama Dara kalau tak ada, Brian merasa kehilangan. Dia segera pergi ke kamarnya karena masih mengantuk berat.Bima meminta pelayan untuk membawa barang dalam bagasi mobil ke dalam rumah.***"Brian sudah dipindahkan ke kamar?" tanya Dara."Sudah," jawab Bima singkat dia merebahkan badan di sofa karena capek. Tak lama kemudian matanya terpejam dan tidur lelap. Dara mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Bima. Dia tampan kalau sedang tidur. Dara tidur di ruang tamu seperti Biasa.Pagi sudah menunjukkan sinarnya. Di dapur ditemani para pelayan Dara memasak untuk sarapan. Kali ini hanya nasi, tumis
Read more
Bab 100 Pernikahan sederhana
"Untuk Anda berdua," jawab Pelayan.Dara berdebar sekali jantungnya. Ia melihat dari jendela kaca ternyata benar banyak karangan bunga selamat berdiri di depan pagar rumah Bima."Selamat untuk apa, Bima?" tanya Dara."Selamat untuk, pernikahan kita," jawab Bima santai."Ta-pi kita belum resmi menikah," ucap Dara."Tidak apa, banyak wartawan yang menganggur akhir-akhir ini," balas Bima.Dara tampak panik pasti banyak sekali orang yang tak menyukainya saat ini. Bima terlalu menawan kalau sampai dia terdengar menikah mungkin para wanita itu akan menargetkannya."Jangan panik, semua akan baik-baik saja," ucap Bima."Kamu gila Bima, aku tahu pasti saat ini para penggemarmu akan menggila akan mencari pasangan pengantinmu untuk dihujat," gumam Dara."Kalau ada yang berani seperti itu aku akan memperingatkannya dengan tegas," balas Bima.Dara sangat panik ketika Bima begitu santai menanggapi berita pernikahannya. Brian juga terlihat santai saja, anak itu senang karena orang tua Dara sudah mer
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status