All Chapters of CALON MERTUAKU : Chapter 61 - Chapter 70
108 Chapters
Harus Kembali
Sejak mimpi itu aku tak bisa tak memikirkan Om Andi. Luka-luka di sekujur tubuhnya nampak serius. Dan sudah tiga hari beliau tidak bisa dihubungi. Aku bahkan tak bisa tidur tenang karena tiada kabar darinya. Pun di kantor. Aku sampai kena tegur dengan atasan kami karena pekerjaanku tidak fokus. Aku bahkan tak peduli dengan ancaman pemecatan. Ya, bagus kalau dipecat, aku bisa pulang ke kampung Om Andi. Nyatanya tak mudah, karena bos menekanku untuk resign saja. Alasannya apa? Agar aku membayar uang denda hampir 30 juta. Aku cek saldoku di rekening. Sisa uang 50 juta pemberina Om Andi masih banyak ternyata. Hanya saja apakah ini keputusan yang benar. “Ngelamun aja?” Kimmi menyapaku. Tiga hari ini aku tak peduli padanya. “Hmm, pengen resign.” Aku terus terang. “Terus, pergi ke kampung Kakek Andi?” “Ya, itu lebih baik daripada kamu jadi selingkuhan suami orang.” “Oke, itu terserah kamu aja. Nyesel jangan nangis, ya.” Lebih baik Kimmi mengurus dirinya sendiri yang juga tidak beres.
Read more
POV Om Andi
Nora Syafitri POV Om Andi Nora Syafitri, anak ke 12 Haji Yunus yang paling cantik dan santun sekali gaya bicaranya. Aku menyukainya, sejak pandangan pertama jujur dari dalam hatiku. Gadis berkulit putih dan senang menggunakan selendang untuk menutupi rambutnya yang dikepang dua. Kulitnya yang putih tampak kemerahan di bagian pipi ketika dia malu-malu aku pandang. Aku sadar, antara aku dan dia ada perbedaan jauh sekali. Dia anak orang alim, sedangkan kakekku dikenal sebagai dukun ilmu hitam. Katanya lagi mati karena dibakar oleh ayat suci yang dibacakan ayah Nora Syafitri. Aku dendam sebenarnya, tapi sejak menyadari kecantikan Nora hatiku jadi terbagi dua. “Andi, dikau dari mana, Nak?” Emakku yang sudah sakit-sakitan bertanya. “Dari pulang nebang kayu. Mak sudah makan?” Aku melihat wajah Ibu sangat pucat. Keluarga kami dijauhi banyak orang. Sejak kakek meninggal, ayahku pun menyusul tak lama setelah itu. Jikalau biasanya janda banyak yang mendekati, beda dengan ibuku. Menantu duk
Read more
Gadis Tak Perawan
Setiap malam aku jadi berpura-pura mencari ikan agar bisa bertemu dengannya. Tapi anak itu dijaga sangat ketat oleh abang, uwak, dan emaknya. Kesempatanku mendekati Nora sangat sedikit. Hingga suatu malam … “Pulang sendiri lagi, Dek?” Aku bertemu lagi dengannya setelah sebulan lebih menunggu kesempatan. “Iya, Bang, Abang Nora akan menikah, jadi sibuk di rumah pengantin perempuan.” Dia menunduk malu. Oh, ingin aku terkam bibirnya sekalian. Menggelitik hati sekali. “Nora, masuk!” Sial. Suara Haji Yunus, aku kenal sekali. Buru-buru gadis manis ini mengayuh sepeda. Pak Haji Yunus memang keras dengan anak-anaknya. Malam mendekati pernikahan abangnya Nora, semua jadi sibuk. Aku semakin sering bertemu dengan dia. Nora sering disuruh ini dan itu oleh pihak keluarga.“Nora kapan menikah? Umur sudah cukup, kan?” Tak sengaja aku memandang lehernya yang terbuka penutup selendangnya terkena angin. Putih dan halus, tubuh yang sangat ranum dan sempurna pasti dia akan menjerit ketika aku berhasil
Read more
Isak Tangis
Benar dugaanku, jika sekali saja aku mudah mendapatkan Nora, selanjutnya bukan hal yang mustahil lagi. Tapi jujur saja aku melihat kebahagiaan di matanya. Mungkin dia juga menyukaiku. Dia mulai sering bolos mengaji hanya agar bisa bertemu dan menghabiskan malam denganku. Kami tak takut dengan hantu, yang lebih kami takutkan kalau kepergok oleh keluarga Nora. Tapi kami yang sudah kesetanan tak peduli lagi. Asalkan kami sama-sama puas. Aku tak pernah membuat Nora kecewa dalam berhubungan. Sekali waktu pernah gadis yang telah aku rusak meminta terang-terangan padaku. Katanya dia kepikiran kalau tak merasakan padahal baru dua hari kami tak bertemu. Hasrat Nora bergelora, aku juga sama. Cinta semakin menggebu dalam hati kami. Bahkan sehelai benang tak kami gunakan walau di tengah malam di sisi semak belukar. Puas adalah satu kata yang kami cari dari setiap jengkal tubuh yang kami jelajahi. Lalu pada suatu hari dan beberapa hari seterusnya dia tak pernah lagi datang padaku. Padahal aku
Read more
Rajam
“Karena kau tak tahu diri, Andi. Sudah kita ini miskin, sukai saja gadis yang biasa-biasa, Nak. Kenapa harus Nora?” Emakku tak kalah mendebat. Hari ini kami bukan seperti ibu dan anak. “Mak, sudahlah. Sudah terjadi.” Aku tak sampai hati membuat emakku bersedih lebih dalam. “Tak bisa, Nak, tak bisa. Kau jangan lari dari tanggung jawab. Jangan selepas kau hamili anak orang kau pergi. Emak tak ridho, tak masuk surga kau karena durhaka. Paham tak kau?” “Saya tak pernah percaya surga dan neraka, Mak.” “Terserah kau saja, Andi. Emak akan ke rumah Haji Yunus malam ini juga. Emak akan minta maaf karena melahirkan dan membesarkan anak tolol macam kau.” “Untuk apa Mak ke sana? Haji Yunus menolak tadi saat saya ingin bertanggung jawab atas kehamilan Nora.” “Emak akan tetap pergi.” Emakku membuka telekung lusuhnya. Beliau berganti dengan kain dan baju panjang serta selendang. Emak jalan kaki tanpa alas di malam gelap dan harus sampai ke rumah Pak Haji Yunus. Aku pun ikut dari belakang. Tak
Read more
Pandangan Setan
Malam ini juga aku dinikahkan oleh Sahrul selaku wali dari Nora Syafitri. Sebelum memulai akad nikah serba mendadak bahkan tanpa hidangan satu piring nasi pun. Aku diminta mengucap kalimat syahadat oleh salah seorang ustad. Apa gunanya? Ada atau tidaknya kalimat syahadat aku akan tetap hidup mencari uang sendirian. Tidak hanya itu saja, ada dua saksi datang menyaksikan pernikahan kami. Nora sama sekali tidak berias pun berinai. Dengan baju yang melekat di badannya serta selendang lusuh pemberian emakku saja dia duduk diam menanti ijab dan qabul bergantian diikrarkan. Nora terlihat pasrah, dia tak punya tempat bergantung selain aku. Aku sudah berhasil membuat Haji Yunus sakit hati. Aku terbata-bata mengucapkan dua kalimat syahadat di usia hampir kepala tiga. Kapan terakhir kali aku sholat? Entahlah, aku tidak tahu pasti. Yang jelas emakku hampir bosan mengingatkanku yang bebal. Andai sholat bisa membuatku kaya, akan aku lakukan. Tapi tidak, kan, aku masih bersusah payah bahkan demi
Read more
Suami Jahanam
Selesai mandi Nora berwudhu. Gila, padahal air sangat dingin dan dia tahan begitu saja. Nora ingin naik ke rumah panggung kami yang hampir reot. Aku ingin memegang tangannya tapi dicegah. “Jangan, Bang. Nora ada wudhu, nanti batal,” katanya. Oh, begitu ternyata. Aneh sekali, padahal dia rela saja aku sentuh di dekat pohon besar. Saat sudah wudhu malah tidak mau.Dia membuka lemari kayuku yang reot dimakan rayap. Lalu dia tutup. Ya, bajunya tidak ada di sana, dan dia pakai yang tadi malam saja. Setelahnya gadis lugu yang rambutnya panjang serta dijalin dua terus menunaikan ibadah wajib yang telah bertahun-tahun lamanya aku tinggalkan. Kusyu sekali tanpa terganggu dengan suara batuk emakku. “Abang tak sholat?” tanyanya ketika melipat telekung lusuh milik emakku. “Tak, malas! Tak ada gunanya sholat bagi Abang.” Dia diam saja, karena takut denganku, terlihat dari matanya yang langsung berubah cara pandangnya. Mungkin Nora terkejut. Kalau dia mau terima silakan, kalau tidak juga kena
Read more
Bubur Kacang Hijau
“Andi, kau kalau tak kaya, pakai otak kau sikit. Kalau kau bunuh Sahrul, terus kau masuk penjara, anak dikau ni lahir tak ade ayah. Bebal betul jadi orang.” Emak datang mengambil dan melempar parang tajam yang aku bawa. Nora sudah bersembunyi di balik tubuh Sahrul. “Dia pun tak ada otak, menghina keluarga kita terus, Mak.” “Memang kita patut kena hina, Andi. Emak tak pandai urus kau. Dah umur 30, sholat pun tak pernah, kau dah macam kafir. Puasa tak peduli, zakat jangan tanya lagi kite miskin, orang macam kau ni besok, ada duit sikit pun dah nak kawin lagi banyak-banyak. Cuih!” Aku tidak mengerti kenapa emak malah menghinaku. Kawin banyak-banyak katanya, yang ada perempuan lain memandangku hina. “Nak Sahrul, pulanglah dari sini. Kalau tak penting sangat, tak usah datang kemari. Aku pandailah cari duit untuk bagi makan adik kau. Dah jangan datang hina kami lagi. Pergi! Pergi!” Emakku marah. “Memang saya nak pergi. Tak sudi di sini lama-lama. Nora, kalau ada ape pun cakap dengan Aba
Read more
Pesan Emak
Terus kenapa masih mempertahankan agama ini. Lebih baik hidup sepertiku yang bebas tanpa kewajiban. Kalau ujung-ujungnya sama saja masuk neraka, bukan? Kadang aku berpikir jadi lelaki itu enak. Sudah di dunia kuat di akhirat jelas masuk surga dan disambut bidadari yang cantik jelita. “Bang, tolong, Bang.” Panggilan Nora membuatku terkejut. Segera saja saku berlari. Emak memuntahkan kacang hijau yang disuapkan Nora. “Tolong apa?” Aku juga bingung. “Tolong pegang Emak sekejap ajee.” Nora sepertinya ke kamar dan dia membawa minyak yang aromanya hangat. Dia balurkan di dada dan punggung emakku. Beberapa saat kemudian emakku tertidur dengan tarikan napas sangat berat di dada. “Bang, keluar kejap.” Nora menarik tanganku. “Kenapa, Nora?” “Bawa Emak ke rumah sakit di seberang besok. Nora ikut,” ucapnya hati-hati. “Kau tahu Abang tak ade duit, kan?” Bukan aku tak mau, tapi ke mana aku harus meminjam? Namaku sudah telanjur buruk di depan orang lain. “Tahu.” “Jadi?” “Jual perhiasan Nor
Read more
Peliharaan
Emak kami makamkan di kota seberang saja. Sebab untuk dibawa pulang kampung ternyata harus menyewa pompong yang sangat mahal. Bahkan uang hasil penjualan emas milik Nora saja tidak cukup karena telah dipotong biaya rumah sakit dan mengurus penguburan Emak. Sejenak aku terpekur di depan pusara emakku. Satu demi satu orang yang aku sayangi pergi. Mulai dari atuk yang katanya kalah bertarung dengan Haji Yunus, ayahku yang kena imbasnya sampai sakit, dan terakhir Emak. Tinggallah Nora dan anakku dalam kandungannya. Sepanjang perjalanan pulang kami hanya diam membisu. Nora memeluk tanganku dan bersandar di bahu. Pergi bertiga pulang berdua dalam waktu sehari semalam sangat menyakiti hatiku. Ditambah berpapasan pula lagi dengan Sahrul. “Ehm, Nora, Abang turut berduka cita, ye. Tak ape, namenya orang hidup dah sampai ajalnye.” Seharusnya dia bicara seperti itu padaku, tapi terserah. Aku tidak mau ribut karena hal-hal kecil. Nanti saja kalau ada masanya dia akan aku buat meminta ampun di b
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status