Semua Bab Menantu Pilihan Bukan Pemilik Hati: Bab 181 - Bab 190
228 Bab
181. Ilusi
Rayyan segera membalik tubuhnya guna melihat kembali apa yang ia lihat dalam kaca kecil mobil sang sopir itu benar ataukah tidak. Namun ia tak mendapati siapapun di belakang sana selain Madina yang masih mengamati mobil yang ia tumpangi melenggang pergi. Ia tampak sedikit panik, tak sedikitpun ia menggeser posisinya sampai matanya menangkap Nadina yang masuk ke dalam pondoknya kembali. “Ada apa, Pak? Ada yang tertinggal?” tanya sang sopir saat menangkap tingkah penumpangnya yang sedikit aneh. “Oh, ehm, tidak, Pak! Lanjutkan saja perjalanannya!” sahut Rayyan lalu kembali duduk di kursi penumpang dengan cukup tenang. Tak berhenti di sana, pikirannya terus menghantuinya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka ponselnya dan menghubungi Regina. [Malam ini temui aku di restoran yang dulu biasa kita datangi. Aku tak memiliki banyak waktu, jadi datanglah tepat waktu!] tulis Rayyan kepada Regina. Sementara itu, Nadina kembali ke dalam pondok dan langsung menuju kamar putranya. Nadhi
Baca selengkapnya
182. Pertemuan
“Maaf Umi, tapi jika Umi hendak kembali menjodohkan Nadina dengan Rayyan karena masalah ini, Nadina tidak bersedia, Umi.” Aminah menghela napas. Belum ia memulai apa yang hendak ia rencanakan. Lagi-lagi menantunya itu telah bisa membaca pikirannya. “Lihatlah istrimu, Nadhif! Ia seperti cenayang sekarang! Bagaimana bisa umi membantu Nadina melewati kesendiriannya ini? Bagaimana? Apa yang mesti umi lakukan untuk meyakinkan istrimu ini, Nadhif?” batin Aminah. “Baiklah, Nadian. Sekarang katakan, kapan Adnan mesti dibawa kembali ke klinik. Bukankah jahitannya harus diperiksa juga?” tanya Aminah. “Dua atau tiga hari lagi, Umi. Bisakah umi mengantar Nadina?” Aminah mengangguk setuju. Hari berganti malam, Rayyan telah menunggu kedatangan Regina sejak lima menit yang lalu, tak lama setelahnya Regina datang dengan gaya pakaian make up-nya yang terkesan terlalu berlebihan. Wanita itu duduk di hadapan Rayyan setelah datang mendekati Rayyan dan dengan tegas Rayyan menolaknya. “Jadi, ada apa
Baca selengkapnya
183. Rencana Semesta
Rayyan melepaskan Regina dan memundurkan tubuhnya. Pemuda itu kini menatap Regina dengan tatapan yang cukup serius sementara Regina membalasnya dengan tatapan kecewa yang sedikit terselip apa amarah. “Aku tidak akan pernah meninggalkan kota ini tanpa kamu bersamaku, Rayyan! Jika aku tidak bisa memilikimu, maka tidak juga dengan orang lain!” Kepalan tangan Regina mendarat ke meja hingga membuat beberapa pengunjung menoleh terkejut. “Hentikan semua rencana gilamu, Regina! Sudah kubilang jangan menyentuh siapapun yang tak ada kaitannya dalam masalah kita. Jadi jangan berpikiran macam-macam!!” sentak Rayyan. Regina tersenyum miring sembari terkekeh getir. Wanita itu kini mengangkat wajahnya usai mengusap air matanya yang mengalir hingga membasahi dagunya. “Kenapa? Kau takut? Lagi pula dia bukan keluargamu, Ray! Kau tak akan bisa selalu menjaganya dariku!” “Hentikan, Regina!” “Kenapa? Kau berniat menikah dengannya? Supaya kau bisa selalu ada di dekatnya dan menjaganya dariku? Begitu?
Baca selengkapnya
184. Mendekat
Rayyan perlahan melepaskan genggaman tangannya pada lengan Nadina dan sedikit menggeser tubuhnya menutupi Nadina sembari menelan salivanya. “Ada apa, Ray? Kenapa kau–” celetuk Nadina sesekali melirik ke arah Regina juga. “Kenapa kau di sini? Kau sendirian?!” sergah Rayyan menatap Nadina dengan raut cemasnya. Nadina yang memandang wajah Rayyan penuh kekhawatiran turut merasa cemas. Ia bahkan seketika melupakan amarahnya karena Rayyan tiba-tiba menyentuh lengan pakaiannya karena pemuda itu kini malah tampak ketakutan. “Aku? Aku belanja, Ray. Ada apa denganmu? Kenapa kau aneh seperti ini? Semua baik-baik saja bukan?” tutur Nadina. Regina tampak mendekati Nadina dan Rayyan yang terlibat pembicaraan tanpa mengajaknya itu. Rayyan sedikit melirik kedatangan Regina. “Apa dia suamimu? Sepertinya dia sangat khawatir melihatmu berbicara dengan orang asing sepertiku,” celetuk Regina. “Ah, bukan! Jangan salah paham! Kami bukan suami istri. Hanya kenalan!” sela Nadina cepat. “Kau sudah sele
Baca selengkapnya
185. Penjelasan
Wajah Rayyan kini tak dapat lagi menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia benar-benar tak menyangka Nadian akan mengeluarkan kalimat sedemikian rupa yang membuat jantungnya sebentar terhenti. “Apa maksudmu, Nadina?” ujar Rayyan. “Iya, kau berselingkuh dari wanita bernama Regina itu lalu hubungan kalian berakhir. Tidakkah kau berpikir tindakanmu salah, Ray? Jika kamu memang tidak siap dengan sebuah hubungan dan komitmen, kenapa membuatnya? Kau menyakitnya, Ray!” sergah Nadina. “Nadina, kau salah paham!” sergah Rayyan. “Salah paham? Salah paham di mananya? Sepertinya semuanya sudah jelas. Rasa khawatirmu pasti muncul karena kau takut dia mengatakan sesuatu yang buruk tentangmu kepadaku bukan?” “Ahh, aku jadi penasaran siapa wanita yang menjadi selingkuhanmu itu. Aku heran, kau tampak baik, Ray! Tetapi ternyata..,” “Nadina!” pekik Rayyan cepat seketika membuat Nadina sedikit tercekat. “Bukan aku yang berselingkuh! Dia yang berselingkuh!” Nadina terkekeh mendengar apa yang Rayyan tutur
Baca selengkapnya
186. Belum Selesai
“Assalamualaikum, Mbak Nadina!” pekik salah seorang santriwati menginterupsi perbincangan antara Nadina dan Sadewa. Kini kedua orang itu menoleh bersamaan ke arah sang penyela sembari sedikit menjauhkan diri satu sama lain. Nadina sebentar mengatur raut mukanya sebelum akhirnya menanyakan maksud kedatangan sang santriwati tersebut. “Maaf sudah menyela, Mbak Nadina. Saya hanya ingin memberi tahu jika tamu yang memiliki janji dengan Mbak Nadina sudah rawuh—datang.” Santriwati berpakaian putih hitam itu tampak sedikit membungkukkan bada sembari memegangi hijab yang menutup bagian depan tubuhnya dengan sempurna. “Ah, baiklah. Aku akan segera datang. Terima kasih!” sahut Nadina. Sang santriwati pamit lalu Nadina kembali menoleh ke arah Rayyan. “Maaf Rayyan, aku tak berniat mengusirmu, tetapi aku tidak bisa lagi menjamumu di sini, tamuku yang lain sudah datang. Aku tak mungkin membuatnya menunggu lebih lama karena kita sudah saling menyepakati waktu pertemuan ini,” papar Nadina. “Tida
Baca selengkapnya
187. Kiriman
Usai menghabiskan makanannya dengan sedikit gontai dan malas, seorang santriwati masuk sembari membawa sebuah kotak berbalut kertas cokelat rapi ke arah Nadina. “Assalamualaikum, Mbak Nadina!” “Waalaikumussalan, ada apa ini?” sahut Nadina lalu berjalan menuju sang santri sembari mengibaskan tangannya yang basah setelah mencuci bersih piringnya. Sang santri melirik ke arah kotak yang ia bawa lalu menyodorkan kotak paket itu kepada Nadina. Meskipun sedikit bingung hingga mengerutkan dahinya, Nadina akhirnya menerima kotak itu cepat usai mengelap tangannya ke gamisnya. “Apa ini? Kiriman dari mana?” tanya Nadina mulai mengamati paket cokelat yang kini berada dalam dekapannya itu. “Tidak tahu, Mbak. Tadi kurir lepas tiba-tiba datang dan menyerahkan kotak ini kepada penjaga piket kantor kesekretariatan. Kurir bikang untuk Mbak Nadina. Tidak ada nama pengirim di sana, jadi saya segera membawanya kemari takut jika ada sesuatu yang penting di dalamnya,” papar sang santriwati. Nadina meng
Baca selengkapnya
188. Pesan Misterius
Hari berganti malam, Nadina telah jauh lebih baik daripada sore tadi saat ia melihat kotak misterius yang datang padanya tanpa pengirim itu. Nadina saat ini tengah membantu Melati untuk mengajar para bocah di pondok untuk mengaji dasar di masjid besar pondok. Bocah-bocah berusia empat sampai enam tahun itu tampak cukup senang dengan kegiatan mereka, beberapa di antaranya duduk tenang menunggu giliran, beberapa di antaranya bermain dan berbisik bersama kawan lainnya. Beberapa menit setelah seluruh bocah itu telah mendatangi gilirannya, kelas bubar dan ditutup dengan doa bersama. Kini Nadina dan Melati bersama-sama merapikan kembali sisi masjid yang mereka gunakan untuk mengajar malam itu. “Mbak Nadina, saya dengar tadi abi Ali mengubur bangkai tikus. Memang di dalam dalem ada tikus, Mbak?” celetuk Melati saat keduanya bersama-sama mengangkat bangku kayu yang keduanya gunakan untuk mengajar. “Bukan dari dalem. Tapi dari paket. Entahlah Melati, sepertinya ada orang iseng yang mengir
Baca selengkapnya
189. Mengulik Informasi
Nadina sedikit mengerutkan dahinya Nadina sedikit mengerutkan dahinya, agak sedikit bingung mungkin kiranya atas respons Rayyan atas beritanya. Sementara itu, Rayyan yang menangkap gelagat aneh Nadina usia ia menyelesaikan perkataannya pun segera meralat. “Jangan salah sangka, Nadina. Aku hanya ingin membantumu,” terangnya. “Adnan juga akan pergi bersama neneknya. Dia akan baik-baik saja. Terima kasih untuk tawarannya, saya permisi Pak Rayyan!” ujar Nadina lalu sedikit mengangguk sebelum meraih tas selempangnya dan hendak pergi. “Ehm, Nadina!” celetuk Rayyan sedikit lirih. Nadina menghentikan pergerakannya lalu menoleh ke arah Rayyan. “Iya?” “Bagaimana dengan masalah semalam? Apa kamu bisa mempercayai semua perkataanku? Aku bersumpah tidak berbohong, Nadina.” Rayyan dengan jelas memandang wajah Nadina dengan penuh keyakinan. Wanita itu bahkan juga sadar betul jika pemuda di hadapannya itu tak menunjukkan sedikitpun gelagat kebohongan. “Sebenarnya saya sendiri bingung mengapa h
Baca selengkapnya
190. Laporan
Si pesuruh kembali ke mobil Regina dan mendapati wajah antusias Regina yang telah menyambutnya. “Bagaimana? Kau dapat semuanya? Ingat! Aku tidak terima laporan gagal!” sergah Regina. “Jika kau memintaku turun langsung, semuanya tak bisa didapatkan secepat itu. Kau akan dicurigai jika mengulik terlalu banyak!” pekik sang pesuruh. “Jadi?! Kau gagal! Dasar pecundang! Untuk apa aku memperkerjakan orang yang tak berkompeten!” hina Regina. “Hei, Regina! Aku tak bilang aku gagal! Jika kau ingin bekerja sama denganku perhaluslah mulutmu itu! Meskipun aku pesuruhmu, aku bisa mengacak-acak hidupmu seperti semua orang yang telah kau hancurkan hidupnya dengan bantuanku!” ancam si pesuruh. “Baiklah! Okei! Jadi apa yang kau dapat, hah?!” Sang pesuruh itu menegakkan tubuhnya lalu mulai tampak serius untuk memberi tahu info yang ia dapatkan dari ruang kesekretariatan tadi. “Wanita itu bernama Nadina. Entah siapa lengkapnya, tetapi yang terpenting ia disebut Nadina. Dia memiliki seorang anak ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
23
DMCA.com Protection Status