All Chapters of Tergoda Rayuan CEO Muda: Chapter 101 - Chapter 110
117 Chapters
101. Lelaki Cadangan
Happy Reading*****"Kenapa kamu nggak setuju, Ib? Bukankah sebelumnya kamu ingin melamar Mbak Wening bahkan kamu sudah mengumumkan di hadapan semua karyawan bahwa kalian akan bertunangan. Sekarang, kesempatan itu datang. Mengapa kamu menolak?" Dua lelaki dewasa itu saling tatap. Embun di mata Fandra bahkan sudah memenuhi seluruh korneanya. Hal yang sangat sulit untuk diucap terpaksa harus dia katakan juga. "Aku tidak mungkin berada di antara kesakitan kalian berdua," jawab Ibra enteng. Lalu, dia menatap Mahmud. "Pak, kalau cum masalah kaki Fandra yang tidak bisa berjalan. Kita bisa mengupayakan mencari dokter terbaik. Jaman sudah modern dan dunia kedokteran pun sudah semakin maju. Bukan hal sulit untuk menyembuhkan kakinya Fandra apalagi dia memiliki banyak uang.""Banyak setuju dengan syarat yang diajukan Fandra. Nak Ibra bisa mempertimbangkannya. Nggk ada lelaki yang lebih pantas selain dirimu saat ini." Membuka kenop pintu, Mahmud mengeluarkan kepala dan menengok kanan kiri. Lal
Read more
102. Drama
Happy Reading*****Tertawa untuk menutupi rasa gugupnya, Fahri pun berkata, "Lha, buat apa aku memata-matai kamu, Dik. Kurang kerjaan banget. Nggak ada untungnya juga.""Lha, ya nggak tahu. Makanya, aku tanya. Untuk apa Mas melakukan hal itu. Kalau memang ingin mengetahui sesuatu tentang aku, ya, tinggal tanya langsung saja. Kan beres. Benar nggak, Ib?" tanya Fandra pada Ibra yang sejak tadi cuma geleng-geleng kepala."Aku tidak mau ikut campur. Itu urusan kalian berdua," sahut Ibra.Fahri mengedarkan pandangan. Seperti sedang mencari-cari sesuatu. Ibra juga mengikuti arah pandang sahabatnya. Tahu persis apa yang sedang dicari, lelaki itu berdeham."Ada apa, Ib?" tanya Fandra pura-pura tidak mengetahui yang dilakukan oleh saudaranya."Tidak ada. Cuma heran saja sama masmu," jawab Ibra, "nyari apa, sih, Ri?""Nyari apa? Tidak ada yang aku cari. Cuma heran saja, kok, sepi? Selama tiga hari ini, kamu sendirian saja? Tidak ada yang menjaga sama sekali?" Fahri masih mengedarkan pandangan.
Read more
103. Berpisah
Happy Reading*****Saat itu, Fandra ingin sekali turun dari ranjang dan mengejar Mahmud yang membawa pergi kekasih hatinya. Namun, karena keterbatasan yang dimiliki, lelaki itu terpaksa cuma diam dan menonton kepergian Wening tanpa bisa berbuat apa pun. Air mata terus mengalir, tak peduli jika banyak yang melihat kesedihannya termasuk Fahri dan Ibra."Fan, jaga diri baik-baik. Maaf, aku nggak bisa menepati janji untuk selalu bersama dalam keadaan suka dan duka." Itulah kalimat yang Wening katakan terakhir kali. Sebuah perpisahan yang sangat menyedihkan. Fandra tidak bisa mencegah kepergian sang pujaan hati. Ibra dan Fahri juga terdiam menyaksikan semua itu. Mereka tidak ada yang berani mencegah kepergian si gadis.Terisak sepanjang perjalanan menuju rumah Rahmat, Wening tak mampu protes pada Mahmud. Gadis itu, hanya menangis dan terus menangis. Sebagai ibu, tentu Fatimah membujuk suaminya supaya tidak melakukan hal sekejam itu pada putri mereka. Namun, sayang seribu kali sayang. Lel
Read more
104. Cewek Tengil
Happy Reading*****"Tidak sopannya di mana? Saya cuma bertanya seperti itu." Si cewek masih saya ngeyel bahkan dengan beraninya dia mengedipkan sebelah mata pada Fandra. "Jelas nggak sopan bertanya seperti itu, Bu," sahut Catra, "kita di sini sedang membahas pekerjaan dan pertanyaan Ibu pada Pak Fandra nggak ada kaitan sama sekali dengan pekerjaan kita."Si cewek tersenyum lebar. Tidak malu sama sekali walau Catra sudah mengatakan hal seperti itu. "Ada dong, Mas. Kaitannya bahkan sangat erat.""Apa?" tanya Catra dan peserta meeting lainnya. Fandra mengangkat tangan kanan dan mengarahkan pada sang asisten. Tanda jika Catra harus diam dan tak bertanya apa pun lagi."Saya akan menjawab pertanyaan Ibu, tapi tolong jangan membuat keributan dan pertanyaan yang aneh-aneh lagi," terang Fandra. Dia sekarang menatap cewek yang bertanya itu dan peserta meeting lainnya."Oke. Jadi, di mana tempat Mas Fandra khitan?""Saya nggak ingat di mana," jawab Fandra acuh. "Jadi, mari kit lanjutkan ke pe
Read more
105. Mencarimu
Happy Reading*****Si perempuan dengan cepat berlari ketika namanya dipanggil oleh Catra. Cepat, suami Silvia itu mengejar gadis yang selama setahun ini dicari oleh Mas bosnya. Mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Fandra, Catra kehilangan jejak si gadis."Ah, goblok. Bisa-bisanya aku nggak bisa ngejar Mbak Ning," umpat sang asisten sendirian.Panggilan yang dilakukan Catra diangkat oleh Fandra. "Ya, Cat. Aku sudah nggak ada jadwal meeting lagi, kan. Jadi, pliss jangan menggangguku. Aku butuh hiburan untuk me-refresh otak. Seharian ini, aku sudah presentasi sebanyak empat kali dan itu sangat menguras tenaga. Sebaiknya, kamu langsung tidur saja di kamar hotel atau telpon istri buncitmu yang cerewet itu," omel Fandra panjang lebar."Ini bukan tentang pekerjaan," kata Catra. Suaranya sedikit keras. Mungkin dia sedang marah atau kecewa pada bosnya."Lalu, tentang apa?""Tentang Mbak tersayangnya Mas Bos yang ada di kota ini juga," ucap Catra."Benarkah, kamu sudah menemukan Mbak Ning."
Read more
106. Terus Berusaha
Happy Reading*****Tak sabar mengetahui hubungan Wening dengan duda beranak satu tersebut, Fandra menghubungi Anshori. Dering pertama tidak diangkat hingga panggilan itu mati sendiri."Kenapa duda itu nggak mau mengngkat panggilanku. Awas saja kalau sampai mempermainkan Mbak tersayangku. Sudah banyak wanita yang menjadi korban tipu muslihatnya," gumam Fandra. Pergi dari ruang pengamanan, lelaki itu menahan emosinya. Menghubungi Anshori sekali lagi, tetap saja lelaki itu tidak menjawab panggilan Fandra. Si bos beralih memanggil asistennya. "Cat, kita ke rumah Pak Anshori sekarang. Wening ada bersamanya.""Duh, Mas. Nggak bisa ditunda besok saja. Aku ngantuk banget," jawab Catra malas-malasan. "Mau aku pecat?""Heh! Jangan seenaknya mecat, Mas," kata Catra terkejut, "oke ... oke. Aku ganti baju dulu. Mas Bos ada di mana? Nanti, aku susul deh.""Aku di lobi bawah. Cepetan nyusul. Sepuluh menit nggak datang. Aku pecat kamu!""Hadeh. Repot kalau sama orang bucin.""Nggak usah kebanyaka
Read more
107. Tidak Mungkin
Happy Reading*****Mata dua orang yang pernah memiliki perasaan itu bertemu. Wening bahkan tak bisa bergerak untuk mengambil alih bayi mungil yang dipegang Anshori. Beberapa detik, baik Fandra maupun pujaannya sama-sama mematung."Bun, anaknya," peringat Anshori pada Wening. Cepat-cepat, Wening mengambil alih bayi yang ada di tangan Anshori. Lalu, dia masuk tanpa mengatakan apa pun juga. Berusaha menyembunyikan keterkejutannya ketika bertemu dengan Fandra yang sudah bisa berjalan.Sampai saat itu, Anshori belum menyadari kedatangan Fandra hingga suara Catra yang mengucap salam terdengar. "Assalamualaikum. Apa kabar, Pak?" tanya sang asisten pada pemilik rumah. Catra bahkan menjulurkan tangan kanannya terlebih dahulu. Lelaki itu tidak tahu jika ada kakak iparnya di sana.Anshori berbalik dan terkejut melihat kedatangan dua rekan kerja yang sudah lama bekerja sama dengan perusahaannya."Mas Catra, Pak Fandra? Kenapa tidak memberi kabar jika sudah sampai. Saya kira bercanda jika mau d
Read more
108. Kalah Telak
Happy Reading*****"Maksud Pak Fandra apa? Bagaimana bisa mengatakan bahwa perempuan itu adalah milik Anda?" Anshori menatap tajam rekan kerjanya."Sudah jelas apa yang saya katakan tadi. Wening Tri Rahayu adalah calon istri saya yang menghilang setahun lalu. Jadi, batalkan rencana pernikahan kalian," ucap Fandra tegas bahkan nyaris memaksa.Seorang pria paruh baya keluar dari dalam. Wajah pucatnya tampak marah sekaligus tegang. Dialah Mahmud. Duduk di sebelah Anshori, lelaki itu menatap tajam Fandra."Sejak kapan Wening menjadi calon istrimu?" tanya Mahmud. Sekalipun kalimat yang terlontar cukup tenang, tetapi ada gejolak kesakitan yang hanya dirasakan oleh Fandra."Pak?" tanya si bos, "mari kita bicarakan lagi baik-baik. Semua sudah berlalu. Saya sendiri, seperti yang bapak lihat. Sudah sehat dan bisa berjalan normal kembali. Mas Fahri juga ngga akan mengganggu Mbak Ning lagi. Dia dipaksa sadar dengan posisinya. Pak, kita sudah membicarakan ini sebelum semua tragedi waktu itu terja
Read more
109. Patah Kedua Kali
Happy Reading*****Sejak kejadian itu, Fandra tak pernah mau untuk pulang ke Malang maupun Banyuwangi. Dia ingin menetap di daerah sama yang ditinggali Wening, meski sang pujaan akan bersatus sebagai nyonya Anshori. Catra, terpaksa mengikuti bosnya tinggal di pulau garam, tetapi seminggu sekali lelaki itu akan pulang ke rumahnya menjenguk sang istri. "Mas, hari ini ada jadwal ketemu sama Pak Anshori untuk pembukaan kafe baru bersama anaknya yang cewek itu. Mas bos sendiri yang datang atau aku wakili?" Catra masuk ke ruangan Fandra saat lelaki itu tengah termenung menatap pantai dengan deburan ombaknya.Menoleh, Fandra tersenyum pada sng asisten. "Biarkan aku saja yang ketemu sama dia. Sekalian mau mengucapkan selamat. Bukankah besok, dia akan menikah sama Mbak tersayangku?""Mas," panggil Catra, "bisakah melupakan Mbak Wening dan mulai buka hatimu untuk cewek lain?"Fandra menggeleng, "Nggak bisa, Cat. Hatiku sudah diisi sepenuhnya oleh Wening. Sampai kapan pun, cinta ini tetap unt
Read more
110. Genderang Perang
Happy Reading*****Catra menghela napas panjang. Setelah berkata supaya Fandra tidak datang ke pernikahannya besok, sng gadis berlalu begitu saja meninggalkan adik iparnya. "Dia siapa, Mas?" tanya pengacara di kantor Fandra."Dia calon istrinya Pak Anshori. Dia juga Mbak tersayangnya Mas Bos. Bapak tahu kan, kenapa mas bos sampai sekarang menjomblo. Ya, semua karena menunggu dan mencari Mbak Ning," jelas Catra.Pengacara yang hampir dua tahun ini bekerja dengan Fandra, manggut-manggut. Sekarang, dia tahu mengapa si bos tampan dan mapan itu tidak pernah mau dekat dengan seorang perempuan sekalipun banyak yang mendekati. Tahu juga, mengapa bosnya itu selalu menyebut nama Mbak tersayang. "Cantik dan terlihat sangat pinter," puji legal hukum yang bekerja di kantor Fandra. "Jangan sampai mengatakan hal demikian di depan Mas Bos, Pak. Bisa kena semprot sama bogeman nanti," peringat Catra. Keduanya lantas menuju ruangan Anshori karena sudah ditunggu oleh Fandra. Tanpa mengetuk pintu Cat
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status