All Chapters of Benih Rahasia Sang Pewaris: Chapter 21 - Chapter 30
105 Chapters
Bab 21. Tukar Cincin
"Enyahlah dari pandanganku, aku muak melihat wajahmu!" Dia menghempaskan tubuhku, membuatku kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh ke kolam renang."Aaa …!" Aku berteriak, tapi untung saja, Keenan langsung meraih pinggangku, kalau tidak, mungkin aku sudah terjatuh ke kolam. Aku mencengkram erat dadanya, berharap ia tidak menjatuhkanku ke dalam air yang dingin.Kedua bola mata kami saling menatap dalam diam. Aku tak kuasa mengalihkan pandangan dari wajah Keenan yang memukau. Bulu halus yang terlihat jelas di kulitnya, alis tebal di atas matanya yang coklat bersinar, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang berwarna merah muda membuatku terpana. Tanpa sadar, jantung ini terus berdebar kencang sejak tadi."Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanyanya dengan pandangan yang tajam. Aku hanya bisa terdiam dan merasa gugup karena terkejut dengan pertanyaannya."Apa kamu terpesona denganku?" kata Keenan sambil bergurau, membuatku sedikit merasa cemas. Lalu, Keenan mengendurkan tangannya, dan
Read more
Bab 22. Cincin Terjatuh
Aku tidak tahu, mengapa cincin itu tiba-tiba jatuh di hadapanku. Para tamu yang hadir saling berbisik, dan aku bisa mendengar mereka mengatakan bahwa jika cincinnya jatuh, pertanda hal buruk akan menimpa.Aku meremas gaun yang aku kenakan. Tanpa berpikir panjang, aku menepis semua perkataan buruk mereka. Dengan segera, aku berjongkok dan mengambil cincin tersebut. Setelah cincin itu ada di tanganku, aku segera berjalan menuju Keenan dan Marissa. Tidak peduli semua orang menatapku seperti apa, aku hanya mencoba untuk tetap tenang.Setelah berada tepat di hadapan Keenan, aku mengulurkan tanganku ke arahnya, lalu membuka cincin yang ada genggamanku."Cincinnya terjatuh," kataku dengan singkat.Helaan napas Keenan terdengar jelas di telingaku. Aku tidak tahu mengapa ia hanya terdiam saja. Kemudian, ia segera meraih cincin itu yang ada ditanganku."Terima kasih, Kiara. Kamu sudah mengembalikan cincinku," ucap Marissa.Aku tersenyum ke arahnya. "Tenang saja, aku tidak mungkin mengambilnya d
Read more
Bab 23. Menolak Bunga
Tok! Tok! Tok!Aku terkesiap dari lamunanku ketika tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang kerjaku."Masuklah," titahku.Seseorang pun memasuki ruangan kerjaku, dan aku melihat Sissi yang tengah tersenyum ke arahku sambil memasuki ruangan kerjaku."Ada apa?" tanyaku.Dia lalu menyerahkan beberapa dokumen dan meletakkannya di meja kerjaku."Ada seseorang yang ingin memesan sebuah gaun, tapi orang itu ingin kamu mendesainnya sendiri," kata Sissi."Siapa orang itu?""Orang itu tidak mau memberitahu namanya."Aku lantas mengerutkan keningku. "Kenapa seperti itu? Apa kamu tidak khawatir bila orang itu menipu kita?"Sissi menggeser kursi yang ada di depanku, lalu ia segera duduk."Tidak, Ara. Aku yakin dia bukan penipu.""Kenapa kamu bisa seyakin itu?""Itu karena dia sudah membayarnya lunas.""Hah? Benarkah? Tapi aku tidak tahu dia menginginkan desain yang seperti apa?""Dia bilang seperti yang kamu inginkan."Aku merenung sejenak, mencoba memahami situasi ini. Seseorang yang tidak mau mem
Read more
Bab 24. Lebih Cantik
"Benarkah? Apa kamu menolak bunga dariku?"Aku terkesiap ketika mendengar suara bariton seseorang yang aku kenal, lalu dia menyingkirkan bunga yang menutupi wajahnya."Hah?" Aku benar-benar tak menyangka, mulutku ternganga ketika dia ada di hadapanku."Kenapa, Kiara? Sepertinya kamu terlihat kaget dengan kedatanganku?" Dia berkata seolah aku kaget, jelas saja, bagaimana aku tidak kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba, apalagi sambil membawa bunga mawar yang begitu besar."Bagaimana aku tidak kaget? Kamu datang tanpa memberiku kabar terlebih dulu," jawabku sambil bersidekap dada.Dia hanya terkekeh melihatku. "Aku merindukanmu, makanya aku ke sini.""Hmm … sejak kapan kamu bisa gombal?""Sejak saat aku menemukan kamu kembali. Apa kamu tidak mau menerima bunga pemberianku ini?" ujarnya sambil menyerahkan bunga ke arahku.Aku tersenyum ke arahnya. "Baiklah, ini kali terakhirnya aku menerima bunga pemberianmu. Tapi bila lain kali kamu masih memberiku bunga lagi, aku akan menolaknya.""
Read more
Bab 25. Jawaban Sulit
Jordi, teman baikku selama bertahun-tahun, tiba-tiba mengaku mencintai aku. Aku tak pernah berpikir bahwa dirinya akan melampaui batas teman biasanya dan mengubah hubungan kami menjadi yang lebih serius. Sebelumnya, aku menganggap Jordi seperti saudaraku sendiri, dan dia selalu mendukungku di saat-saat sulit dengan ibuku.Aku menghargai perasaannya dan terus mencoba memahami perasaanku sendiri. Semenjak aku memutuskan untuk meninggalkan Keenan, aku merasakan rasa sakit yang mendalam. Sejak saat itu, aku tidak lagi pernah jatuh cinta pada lelaki manapun, atau setidaknya aku berpikir bahwa itu sudah cukup menutup hatiku untuk cinta selamanya.Namun, semuanya berbeda dengan Jordi. Aku takut jika hubungan yang telah kami bangun selama ini akan berubah jika kami mencoba menjalin hubungan romantis. Aku tak ingin kehilangan hubungan persahabatan yang telah kami bangun selama ini. Namun, aku juga merasa tidak ingin menerima permintaannya, karena terkadang aku tak bisa membayangkan diriku dala
Read more
Bab 26. Aku Kalah
"Selamat pagi, Ara. Apa kabarmu? Apakah kamu akan datang ke butik hari ini?""Tidak, Sissi. Hari ini aku tidak akan datang ke butik. Aku akan pergi ke minimarket membeli peralatan sekolah untuk Kenzie. Tolong kamu urus segalanya di butik?""Tentu saja, Ara. Aku akan mengurus semuanya. Jangan khawatir dan nikmati waktumu dengan Kenzie."Setelah berbicara dengan Sissi, aku menyimpan ponselku ke dalam tas. Aku memilih untuk tidak ke butik hari ini dan memutuskan pergi ke minimarket bersama Kenzie. Aku merasa perlu menghabiskan waktu bersama anakku untuk menghilangkan kegalauanku. Mungkin saja, dengan bersenang-senang bersama Kenzie, hatiku bisa menjadi lebih tenang.Aku sudah mengajak Ibu untuk ikut, tapi dia mengatakan bahwa dia tidak bisa karena ada asisten baru yang akan mulai bekerja hari ini. Tidak apa-apa, aku masih punya Kenzie sebagai teman berbelanja."Ken, apakah kamu sudah siap?" tanyaku saat berada di ruang tamu.Kenzie, anakku, yang sedang duduk di sofa menjawab dengan cepat
Read more
Bab 27. Kebohongan
Suasana menjadi tegang ketika Kenzie tiba-tiba muncul dan memanggilku dengan berkata, "Mommy …"Aku dan Keenan langsung menoleh ke arahnya. Kenzie berhasil mengambil hatiku ketika ia mendekati kami, tapi Keenan terlihat agak terkejut dan heran."Paman galak, Paman juga berada di sini?" tanya Kenzie, menatap Keenan dengan wajah polosnya.Dalam sekejap, aku dengan sigap mendorong Keenan untuk menjauh dariku. Keenan menatapku dengan heran, lalu kembali menatap Kenzie. Aku merasa salah, harusnya aku pergi sedari tadi. Dan sekarang, apa yang terjadi? Kenzie datang ke arahku dan Keenan melihat semuanya, apalagi ketika Kenzie memanggilku dengan sebutan mommy. Aku yakin Keenan pasti punya banyak pertanyaan dalam benaknya."Kamu mengenalnya?" tanya Keenan.Kenzie mengangguk "Tentu saja, dia mommyku."Deg!Jantungku berhenti berdetak, melihat tatapan tajam dari Keenan, membuatku takut. Takut dengan semua hal yang akan terjadi."Mom, apa Mommy sudah mendapatkan air minumnya? Tenggorokanku sudah
Read more
Bab 28. Memiliki Firasat
Pov Keenan"Sial!" umpatku kesal. Rasanya seperti tak ada orang yang mengerti, dan aku merasa seperti tersudut di tempat sendiri. Kiara, mantan pacarku, mengaku bahwa aku telah melecehkannya. Semua orang berpaling dariku dan hampir saja mengeroyokku. Namun, untungnya aku memiliki kecerdasan di atas rata-rata, dan akhirnya mereka percaya padaku saat Kiara melarikan diri.Tapi itu tidak membuatku merasa lebih baik. Kiara berhasil memfitnahku dan hampir semua orang percaya padanya. Seorang wanita menuduhku melakukan pelecehan hanya karena keegoisannya. Aku memejamkan mata dalam-dalam saat merenungkan situasi yang aku hadapi.'Kenapa ini harus terjadi padaku?' gumamku dalam hati.Aku berjalan tergesa-gesa menuju apartemen setelah kembali dari kejadian yang tak mengenakan tadi. Langkahku berat karena pikiranku masih terganggu oleh insiden beberapa jam yang lalu. Saat sampai di depan pintu apartemen, aku membuka pintu dengan kartu akses dan langsung menghambur masuk ke dalam. Aku lalu men
Read more
Bab 29. Memiliki Cucu
"Hah? Apa? Apa aku tidak salah dengar? Kamu memiliki anak? Tapi kamu belum menikah? Kamu memiliki anak dengan siapa?" ujar Bagas yang terlihat heran.Aku bertambah bingung dengan pertanyaannya yang begitu banyak. Ekspresi keheranan tergambar jelas di wajah Bagas. Jadi, aku memutuskan untuk menjelaskan satu per satu."Pertama, iya, aku punya anak. Kedua, memang belum menikah. Ketiga, anak itu mungkin hasil hubunganku dengan seseorang beberapa tahun lalu yang tidak berujung pada pernikahan. Jadi, aku perlu tahu lebih banyak tentang Kenzie dan keadaannya sekarang."Bagas masih terlihat terkejut, tetapi dia akhirnya mengangguk, "Baiklah, aku akan mencari tahu sebanyak mungkin tentang Kenzie dan memberitahumu segera setelah aku mendapat informasi."Setelah berkata demikian, Bagas tampak terdiam dan merenung. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya. "Kenapa?" tanyaku.Dia lalu melihat ke arahku dan berjalan menghampiriku kembali. "Siapa wanita yang menjadi korbanmu?" Pertanyaannya membuatku s
Read more
Bab 30. Semakin Yakin
Marissa menggandeng tanganku, dan kami berdua masuk ke dalam restoran tersebut. Setelah berada di dalam, aku mengedarkan pandanganku mencari tempat yang kosong."Kiara."Sejenak, aku terpaku ketika mendengar Marissa memanggil Kiara. Aku melihat ke arah yang ditunjuk oleh matanya. Jantungku berdetak kencang ketika melihat Kiara sedang makan malam bersama Kenzie, dan juga seorang lelaki yang tidak aku kenal.Setelah Marissa memanggil, Kiara menoleh ke arah kami bersama dengan Kenzie dan seorang pria yang duduk di samping Kiara."Marissa, Keenan," gumam Kiara, ia menatap kami seperti tidak percaya kami ada di hadapannya.Aku dan Marissa menghampiri meja mereka sambil Marissa menggandeng tanganku."Kiara, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini," kata Marissa sambil tersenyum ke arah Kiara."Benar, aku juga tidak menyangka," jawab Kiara.Marissa melihat ke arah lelaki yang duduk di samping Kiara. Lelaki yang mengenakan kaos hitam itu terlihat gagah, tetapi aku lebih tampan dari d
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status