All Chapters of (Bukan) Istri Kedua Sahabat Ayah: Chapter 21 - Chapter 30
56 Chapters
21. Mulut Serigala
Happy Reading*****"Om Yoyo kok tahu rumahnya Kakak?" tanya Oza dengan wajah lucu.Menoleh pada Ayumi, lelaki yang dipanggil Om Yoyo oleh Oza mengerutkan keningnya. "Sejak kapan Oza jadi adikmu?" tanya Yovie pada mantan karyawannya.Lelaki yang membuat Ayumi terkejut tadi memang mantan bosnya yang tiba-tiba saja muncul."Apa, sih, Pak." Ayumi berjongkok di samping Oza. "Sayang, kakak mau nerusin pesenan kue tadi, ya. Kamu main di sini sama Pak Yovie dulu. Tidak lama, kok."Oza mengangguk patuh. Tangan Ayumi menyentuh kepala si kecil dan mengacak rambutnya penuh kasih sayang. Tak lupa, gadis itu juga memberikan satu kecupan di pipi.Yovie menatap pada Ayumi penuh misteri. "Masak Oza aja yang dapat ciuman. Aku gimana?""Pak!" protes si gadis sambil melirik si kecil. Seolah mengatakan bahwa Yovie tidak boleh bicara seperti itu di hadapan anak-anak."Lho, memangnya kenapa? Aku kan juga berhak dapat hadiah seperti dia. Aku sudah setuju untuk mengajaknya main.""Terserah Bapak, tapi saya t
Read more
22. Kecewa
Happy Reading*****"Aku pergi dulu, Zak," kata Yovie, lalu melirik gadis yang sudah berdiri tak jauh darinya. "Nanti, aku datang lagi, Yum.""Terserah," jawab si gadis acuh. Tatapannya kembali pada lelaki yang telah melukainya dengan perkataan. "Ayo, Boy. Kita harus pulang, pekerjaan Papa sudah selesai." Mencoba mengalihkan topik, Zakaria terpaksa mengajak buah hatinya pulang.Padahal niat lelaki itu datang ke rumah Ayumi adalah untuk menitipkan si bocah sampai nanti malam sekitar jam tujuh. Namun, semua rencana buyar karena mulutnya sendiri."Kakak, aku pulang dulu, ya. Besok, pulang sekolah kalau main ke sini lagi, boleh?""Besok kakak sibuk, Sayang. Ada kelas memasak yang harus kakak ikuti," alibi Ayumi. Tatapannya masih tajam dan penuh tanda tanya pada sang mantan atasan.Zakaria segera membawa putranya pergi sebelum si gadis meminta jawaban dari pertanyaannya tadi. "Saya harap, Anda tidak memanfaatkan Oza untuk tujuan tertentu, Pak," peringat si gadis. Berbalik arah dan mening
Read more
23. Mulai Terkuak
Happy Reading*****Sepanjang perjalanan pulang, Zakaria memikirkan perkataan Fathin tentang Ayumi. Sungguh, semua di luar prediksinya. "Kenapa aku mendadak bodoh seperti ini? Apa penilaianku tetang Yovie salah? Apa aku terlalu berpihak kepada Inara, sedangkan dia selama ini sudah menjalin hubungan tersembunyi dengan Wibisana," gumamnya lirih. "Papa ngomong apa?" tanya Oza. Si kecil sampai menghentikan aktivitasnya menonton video di ponsel."Hah? Apa?" Zakaria menatap heran pada putranya. "Tadi, Papa ngomong.""Tidak ngomong apa-apa, Boy.""Papa, ih. Makanya, kalau sudah capek kerja langsung tidur. Jangan telponan sampai malam. Kayak tidak punya waktu besok saja," oceh si kecil seprti seorang ibu yang memarahi anaknya. "Heh?!" kaget lelaki yang setengah fokusnya terbagi untuk menyetir. "Kamu mata-matai Papa, Boy?""Tidak, tapi suara Papa saat menelepon sangat keras. Lagian kayak anak kecil aja. Merengek tidak jelas."Zakaria makin membulatkan mata mendengar kalimat terakhir sang
Read more
24. Rencana Gila
Happy Reading *****Mematikan sambungan sepihak, seorang perawat dan dokter memasuki ruangan Ramlan."Selamat malam, Pak," ucap sang suster."Malam.""Bagaimana kondisi Bapak? Adakah keluhan lain?" Kali ini, seorang dokter laki-laki yang bertanya."Keluhannya masih sama, Dok. Bagian ulu hati, terasa nyeri. Walau terkadang hilang, terkadang datang." Ramlan meringis. Mencoba menahan rasa sakit yang tiba-tiba datang."Apa sakitnya, menyerang?" Dokter mulai menempelkan stetoskop pada dada lelaki paruh baya di hadapannya."Betul, Dok. Tidak tahu kenapa.""Besok, kita akan melakukan CT scan.""Apakah serius, Dok?""Saya belum bisa memastikan. Besok, kita bisa melihat apa yang menyebabkan rasa sakit itu timbul."Lalu, sang dokter berkata pada perawat. Entah apa, tetapi Ramlan merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan keadaanya."Semoga tidak ada penyakit serius," harap Ramlan di hati."Baiklah, Pak. Kami permisi dulu," ucap sang dokter setelah melakukan pemeriksaan.*****Ketika terikn
Read more
25. Perjodohan Sepihak
Happy Reading*****"Dengar dulu, Nduk," pinta Ramlan, "Ayah punya alasan kenapa memilihnya menjadi calon suami adikmu.""Ayah sudah gila? Ayumi itu masih gadis. Tidakkah Ayah berpikir bagaimana pandangan masyarakat tentangnya? Apakah Ayah sengaja melakukannya?" Kemarahan Fathin tergambar jelas di wajah dan perkataannya yang keras. Lelaki paruh baya itu diam sejenak. Seketika membayangkan si bungsu dan lelaki yang dipilihnya. Namun, melihat kesedihan keduanya, tekad Ramlan untuk menikahkan keduanya begitu mantap. Bukankah dua orang yang tersakiti jika disatukan, maka mereka akan saling melengkapi dan menyembuhkan. Maka, prinsip itulah yang dipakai oleh Ramlan. "Keputusan Ayah adalah yang paling tepat, Nduk. Sebagai lelaki, dia sangat penyayang dan sabar. Sosok seperti itulah yang bisa menemani adikmu.""Ayah bercanda? Usia mereka terpaut jauh. Aku tidak setuju dengan keinginan Ayah, apa pun alasannya." Merasa sangat jengkel, Fathin meninggalkan ruang perawatan Ramlan tanpa, pamit.
Read more
26. Takdir Apa Ini?
Happy Reading*****"Kenapa saya harus menerima ini? Om, saya itu lebih pantas menjadi anak daripada istri. Ayah keterlaluan!" bentak Ayumi tanpa sadar pada Ramlan. Ashwin mencekal pergelangan kanan Ayumi dan membulatkan mata dengan sempurna. "Kamu tidak boleh berkata sekasar itu pada Ramlan. Dia Ayahmu! Adanya kamu di dunia ini adalah karenanya. Mengerti?"Tak takut dengan tatapan Ashwin, Ayumi menepis cekalan lelaki sahabat ayahnya. "Saya tidak kasar pada Ayah. Cuma menyadarkan bahwa keputusan yang beliau ucapkan sangat tidak masuk akal. Kenapa saya harus menikah dengan Om Ashwin jika masih banyak lelaki seumuran yang bisa menikahi saya?" Sangat berani, Ayumi menatap mata lawan bicaranya. Cukup sudah semua penderitaan yang dia alami selama ini dan semua berawal dari sang ayah. Kini, ketika hidupnya mulai tenang, Ayumi harus dihadapkan kembali dengan masalah yang lebih pelik."Apa masalahnya jika kamu menikah dengan Om?" ulang Ashwin dengan pertanyaan yang sama seperti tadi.Ayumi
Read more
27. Rahasia Hati
Happy Reading*****"Mana mungkin aku suka sama cewek seperti itu, Om. Ayumi itu tidak ada menarik-menariknya sama sekali," ucap sang lelaki. "Lalu, ada urusan apa kamu sampai mengikuti dia ke rumah sakit? Sejak kecil kamu sudah Om asuh, tidak pernah sekalipun ada dalam kamus hidupmu kepo sama urusan orang lain. Apalagi Ayumi itu cuma mant karyawanmu," ucap Ashwin. Dia makin tertarik mengorek isi hati keponakannya yang sudah lama menjomblo sejak sang istri meninggal ketika melahirkan putranya.Si lelaki menelan ludah susah payah. Dia memang tidak pandai berbohong apalagi di depan seseorang yang sangat disayangi dan dihormati."Semua karena Oza, Om." Menggaruk kepala yang tak gatal. Dia adalah Zakaria.Selesai meeting jam tujuh tadi, lelaki itu sengaja mengikuti Ayumi yang pergi sendirian dengan motor matic. Entah setan apa yang merasuki seorang Zakaria hingga dia bisa berbuat demikian. Ada rasa yang tidak dia pahami pada sosok gadis berjilbab itu. Antara penasaran dengan kehidupannya
Read more
28. Lamaran
Happy Reading*****"Bagaimana keadaan ayah saya, Dok?" tanya Ayumi setelah sang dokter selesai memeriksa."Untuk sementara, masa kritisnya belum lewat. Kita lihat perkembangannya sampai besok. Jika tidak ada keluhan, berarti masa kritis Bapak Ramlan lewat. Tolong jaga pikiran dan juga emosinya. Saya permisi, masih ada beberapa pasien yang harus diperiksa."Menganggukkan kepala, Ayumi menggeser posisi berdirinya. Memberi jalan pada sang dokter untuk melangkah, meninggalkan ruang perawatan Ramlan."Terima kasih, Dok. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk kesembuhan Ayah.""Sama-sama. Semoga Pak Ramlan segera membaik."Sepeninggal sang dokter, ponsel si gadis berdering nyaring. Ayumi menatap layar dengan malas karena melihat nama yang tertera di kontak. "Untuk apa lagi, dia nelpon aku," gumamnya dan hal tersebut di dengar oleh Ramlan."Siapa, Nduk?""Bukan siapa-siapa, Yah.""Kenapa tidak kamu angkat? Orang menelpon pasti karena hal penting.""Pengecualian untuknya, Yah.""Maksudnya?"
Read more
29. Calon Suami
Happy Reading*****"Apa yang kamu miliki hingga berani melamar Ayumi?" Ramlan menekan tombol di sebelah kiri tempatnya tidur. Sedikit menegakkan posisinya supaya bisa berbicara dan menatap Yovie dengan serius."Jika yang Ayah tanyakan adalah masalah harta, maka saya tidak memilikinya. Tapi, jika pertanyaan tadi berkaitan dengan tanggung jawab. Maka, dengan segenap jiwa raga saya akan menjaga Ayumi sebaik mungkin. Jadi, yang mana maksud pertanyaan Ayah tadi?" Sangat berani Yovie menatap lawan bicaranya meskipun tatapan mata Ayumi begitu tajam."Kenapa Anda begitu percaya diri bahwa Ayah akan setuju dengan semua ini? Kenapa pula Bapak memanggil ayah saya dengan sebutan ayah juga?" tanya Ayumi."Mengapa aku harus ragu? Statusku single dan kamu juga single. Jadi, apa yang mesti aku khawatirkan?" Si lelaki mulai menampakkan dereten giginya yang rapi dan putih. "Masalh panggilan? Sekarang ataupun kelak, panggilan itu pasti akan aku ucapkan. Lalu, apa bedanya?"Tawa Ramlan bergema, tak dapa
Read more
30. Debat
Happy Reading*****Dua lelaki yang baru datang tersebut saling pandang. Mereka tak lain adalah Ashwin dan Zakaria. Sementara itu, Ramlan mengerutkan kening dan Ayumi terpaksa menyeret lengan Yovie untuk segera pergi. Sang mnatan atsan menipis tangan Ayumi. Dia berbalik dan menatap lelaki yang kini tengah terbaring di ranjang. "Tahukah, jika lelaki yang ayah katakan sebagai calon suami Ayumi adalah seseorang yang selalu meremehkan dan merendahkan. Dia bahkan terang-terangan mengatakan mendekati Yumi, hanya untuk memanfaatkan. Apakah orang seperti itu masih pantas dikatakan sebagai lelaki bertanggung jawab dan bisa mengayomi?" Tatapan mata Yovie semakin tajam menatap pada semua orang di sekelingnya, termasuk gadis yang sudah bertahta di hatinya. "Jangan tertipu oleh penam[ilan luar seseorang, Yah. Padahal, hatinya sungguh busuk.""Apa yang kamu katakan Pak Yovie?" tanya Ramlan, merasa kalimat demi kalimat yang dikeluarkan mantan atasan si bungsu melantur sangat jauh. "Saya berkata
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status